29. KELAHI

2.6K 620 1.1K
                                    

Vensha bergegas pergi menuju ruang OSIS untuk rapat karena sudah ditunggu oleh anggota lain.
Karena hari ini pembelajaran Sejarah dan seperti biasa guru mengulur waktu.

Langkahnya terhenti saat Vensha ingin membuka pintu ruang OSIS.

"Ven?!" panggilnya dari belakang.

Vensha membalikkan tubuhnya dan tersenyum manis saat mengetahui siapa yang memanggilnya.

"Ayo pulang," ajak lelaki itu.

"Hah? Pulang? Aku masih rapat, Nat."

Natha berdecak."Ck. Kenapa ngga bilang?"

"Hehehe. Maaf lupa." Vensha menyengir kuda.

"Gunanya hp apa?" tanya Natha datar.

"Gue udah nunggu dari tadi diparkiran. Ngga ngabarin lagi," kesal Natha.

Vensha menepuk jidatnya. "Astaga iya, lupa serius ngga ngabarin."

"Lo mau pul-" ucapannya terhenti karena ada yang keluar dari ruang OSIS.

"Ven? Ayo masuk udah ditunggu dari tadi." Varo. Ya lelaki itu Varo yang baru saja keluar dari ruang OSIS.

"Eh, iya Kak bentar."

"Kamu pulang duluan aj-" Belum selesai Vensha ngomong Natha sudah terlebih dahulu melangkah pergi meninggalkan Vensha.

Pasti Natha marah. Emm, nanti aja lah ngabarin Natha lagi. Batin Vensha.

"Ayo, Ven." Vensha langsung melangkahkan kakinya memasuki ruang OSIS.

"Assalamualaikum. Maaf ya nunggu lama," ucap Vensha lalu duduk setelah anggota lain menjawab salamnya.

***

Vensha memasuki rumahnya. Hari yang sangat melelahkan. Pikirannya lelah karena jadwal rapat yang cukup padat. Ia duduk di sofanya.

"Woi! Ven!" teriak Saka dari depan kamarnya. Seperti orang hutan yang kelaparan. Teriak-teriak.

"Brisik Lo! Ngga teriak juga gue denger kali!" sentak Vensha.

"Baru pulang?" tanya Saka duduk di sofa.

Vensha melempar kaos kaki yang ia lepas ke arah Saka. "Mata masih berfungsi?"

"Ngapain sih Lo nanya yang ngga jelas. Jelas-jelas gue baru masuk rumah dan Lo liat sendiri. Astaga untung Lo Abang gue kalo bukan Abang gue Lo udah gue buang ke hutan," kesal Vensha.

Saka melempar kaos kaki Vensha yang dilempar tadi kearahnya. "Anjir Lo! Ngapain lempar ke gue. Bau dugong!"

"Enak aja bau dugong."

Vensha mencium kaos kakinya sendiri. "Nih Nih, wangi ngga gue cuci juga udah wangi. Secara gue kan bidadari."

"Huekkk, bidadari? Bidadari dari comberan maksud Lo?" kata Saka seolah-olah muntah.

"Heh! Dugong. Cantik, imut, comel kaya gini Lo bilang bidadari dari comberan?!"

"Bodo amat ngga denger tutup mata," ledek Saka

"Salah apa Ayah sama Bunda ngelahirin anak kek Lo," lagak Vensha mengelus dadanya.

"Salahkan bila diriku terlalu mencintaimu," jawab Saka dengan nyanyian.

NATHAWhere stories live. Discover now