31. MAMA DAN MIE

2.6K 618 1.3K
                                    

Happy reading❤️
Kalo lupa scroll chapter sebelumnya biar nyambung hehe>3

***

Vensha kembali ke kelas setelah istirahat pertama. Ia menemani Natha dan menasehatinya. Natha tidak suka diatur. Vensha suka mengatur.

Vensha tidak mengatur Natha berlebihan. Ia tidak mau banyak menuntun Natha. Biar Natha melakukan hal yang ingin ia lakukan dalam hal positif.

Tapi jika hal ini berulang lagi pastinya Vensha turun tangan untuk mengatur Natha.

"Udah balik, Ven?" tanya Ganis di bangku paling depan. Vensha tersenyum tipis.

"Gimana kelanjutan tadi?" tanya Bianca setelah Vensha duduk disampingnya.

Vensha menghembuskan nafasnya. "Natha diskors."

"Sampe diskors?" sahut Alena.

"Iya, Al."

"Berapa hari?"

"Tiga hari."

"Terus kak Varo?"

"Ngga diskors."

"Kok gitu sih?"

"Cuma disuruh bersihin toilet lantai dua."

"Sama aja lah ngga adil namanya," kesal Alena

"Udahlah, Al. Keputusan guru juga ngga bisa diubah."

"Terus sekarang Natha sama yang lain dimana?" tanya Alena.

"Lu mau nanya Natha dimana atau Laskar dimana?" Vensha senang menggoda sahabatnya itu.

"Ish, serius juga." Padahal Alena ingin tau juga keadaan Laskar bagaimana. Sayang sekali Laskar tidak pernah membalas perasaan Alena yang sabar menungguinya.

"Ada di Warmang. Laskar juga," jawab Vensha menekan kata Laskar.

***

Bel istirahat pertama berbunyi. Tak butuh waktu lama kelas XI IPA 2 ini sepi.

Vensha keluar dari kelasnya sendiri. Temannya sudah dulu menuju kantin. Langkah Vensha terhenti saat berpapasan dengan lelaki itu, Varo.

"Ven?" Vensha tersenyum tipis.

"Tumben sendirian."

"Iya kak," ucap Vensha singkat.

"Bisa ngomong sebentar?" tanya Varo dengan tatapan memohon.

"Maaf kak, aku ada urusan." Vensha tidak mau berbicara dengan Varo saat ini. Ia tidak mau menambah masalah.

"Sebentar aja, ya."

"Vensha? Yok," teriak Alena dari belakang.

Vensha terkejut datangnya Alena padahal ia tidak bersama Alena. Entah datang dari mana.

"Eh, Al. Ayok."

"Duluan ya, Kak." pamit Alena dengan pandangan tidak bersahabat.

"Untung ada lo, Al."

Alena memutar bola matanya malas. "Ngapain lagi itu Kak Varo?"

"Ngga tau katanya mau ngomong sesuatu."

"Tumben lo ngga mau omong sama dia."

NATHAOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz