Bab 4

4K 538 11
                                    

Sebelum lanjut, tap VOTE dulu ya

*****

"Naura?" katanya.

Detik itu juga, ketika Naura mendengar Arga menyebut namanya, ada gelanyar aneh yang terasa di tubuhnya. Ya Tuhan. Naura kenapa?

Naura mencoba tersenyum senatural mungkin. Secara refleks tangannya melambai pelan pada sosok Arga yang diluar ekspektasinya saat ini. 'Bisa-bisanya dia lebih menarik secara langsung daripada foto yang dipasang di aplikasi' batin Naura.

Arga segera menaruh rokonya yang masih menyala pada asbak kemudian ia bangkit, menggeser kursi di sampingnya dan berkata, "Ayo duduk. Nggak pegel berdiri terus?"

"Sorry ya, sambil nunggu barusan gue ngerokok dulu," sambungnya sambil tersenyum.

"Ah, santai. Nggak masalah kok," jawab Naura kemudian duduk di samping Arga. "Udah lama?" Naura mencoba membuka obrolan. Setidaknya suasana canggung akan segera menghilang kalau ia berbicara.

Arga mematikan rokoknya. Ia mengelengkan kepalanya pelan, "Belum begitu lama. Oh iya mau pesan apa? Gue juga baru ke Cafe ini jadi belum begitu tahu apa menu yang enak. Lo suka kopi?"

"Enggak begitu sih, tapi bolehlah sekali-kali minum," sahut Naura. Ia menatap menu yang sudah berada di atas meja. Membukanya satu persatu seraya menimang apa yang akan ia pesan.

"Hmm... Gue pesen Ice Cappucino aja," putusnya. Ia menatap Arga dan bertanya,"Lo gimana? Mau pesen apa? Biar sekalian kita pesennya."

Naura memperhatikan Arga yang sedang membaca menu di hadapannya. Mata Naura kini beralih memandang wajah Arga, bahkan bulu-bulu halus yang berada di dagunya terlihat jelas dimata Naura.

Hey sadarlah Naura!!

"Ice Americano tapi minta tiga shoot ya. Cemilannya? Lo mau apa?" Arga balik bertanya sambil membuka lembar demi lembar menu yang cukup bervariatif di Cafe ini.

"Menunya banyak ya di sini, di tempat gue perasaan nggak sekomplit ini. French Fries aja deh, biar dimakan sambil ngobrol. Eh, lo beneran pesen Americano tiga shoot? Lambung nggak akan kenapa-kenapa?"

Arga melirik Naura, ia tersenyum tipis seolah terpesona dengan gadis yang terlihat polos ini. "Kenapa emang? Haha lo khawatir sama gue?" tanya Arga membuat wajah Naura berubah menjadi kemerahan, hawa panas terasa di pipinya.

"Dih, kapan juga gue bilang gitu?" jawab Naura mengalihkan pembicaraan. "Gimana kabar lo?" Arga lagi-lagi tersenyum dengan pertanyaan Naura. Membuat Naura mengerutkan keningnya, "Kenapa lagi ini? Apa ada yang aneh lagi?"

"Baru kali ini gue ketemuan sama cewek dari aplikasi yang nanyain kabar," jawab Arga seraya terkekeh. Sial! Bahkan suara tawanya saja berkharisma. Ya Tuhan!

Naura memutar bola matanya, "Ya terus gue mesti tanya masalah Negara? Atau masalah hidup lo?" balas Naura savage.

"Hahaha, nggak salah sih emang pertanyaan lo. Tapi kalo lo tanya soal masalah hidup gue nanti kita bisa dua hari ada di sini. Lo mau sama gue selama itu?" tanya Arga membuat bola mata Naura hampir saja keluar.

YA MAU LAH! Gila aja ditolak!

Husttt!! Gadis itu, belum apa-apa malah sudah terbuai oleh Arga. Sadarlah! Niatnya hanya untuk bermain-main bukan untuk menggali luka sendiri.

"Tunggu ya, biar gue yang pesen langsung ke sana. Lo di sini aja," ujar Naura diangguk Arga setuju. 'Sialan!! Aplikasi macam apa ini? Kenapa nggak dari dulu gue pake aja kalo isiannya pria macam Arga. Ayo Naura, waras!! Kita hanya bermain-main sayang!!' gumamnya dalam hati.

3 SOMETHING ABOUT LOVEOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz