Bab 7

3.3K 446 13
                                    

Sebelum lanjut, tap VOTE dulu ya

*****

Naura tak menyangka ia butuh waktu lama untuk mempersiapkan dirinya, tapi masa bodoh. Biarkan saja Arga menunggunya. Biar tahu rasa. Naura juga menunggu kabar darinya lama kemarin.

Astaga, Naura... kau dendam?

"Aish. Nggak baik deh menyimpan dendam begini," gerutu Naura pada dirinya sendiri.

Ia sengaja tak memoles lipstick di bibirnya karena kalau Arga tahu Naura berdandan, pria itu bisa saja merasa menang kan? Atau ya minimal Arga akan menyangka Naura tampil oke untuknya. Ha! Mana ada. Wanita berdandan untuk dirinya sendiri.

Tapi masalahnya memang Naura kan tidak mau membuat Arga salah paham. Atau malah dirinya sendiri yang ingin menciptakan kesalahpahaman?

"Tuh kan belum apa-apa udah overthinking," gumam Naura lagi.

Ia memastikan penampilannya sekali lagi. Tersenyum karena merasa dirinya cukup baik, Naura berjalan menuju smoking room dan duduk di depan Arga tanpa aba-aba.

"Udah?" tanya Arga.

Naura menganggukkan kepalanya. Ia menatap meja yang di tempati Arga masih kosong.

"Lo belum pesen makanan?" tanyanya.

Arga mematikan rokoknya kemudian mengangkat botol minum tinggi-tinggi, "Baru pesen air mineral doang. Sengaja, nungguin lo rekomen menu favorit di café ini," katanya.

Naura mendengus, "Nanya sama waitress kan bisa?"

Arga menggeleng, "Beda. Gue lebih pengen nanya sama lo. Bisa aja jadi bahan obrolan buat seharian ini kan?"

Ucapan Arga membuat Naura menggelengkan kepalanya.

"Lo tuh bisa aja ya bikin orang terkejut," kata Naura.

Arga mencondongkan tubuhnya dan berkata, "Gue bisa anggap ini pujian?"

Naura mengedikkan bahunya, "Tergantung bagaimana lo menangkap ucapan gue sih," katanya.

"Ya udah, gue anggap pujian aja," putus Arga. Ia menatap Naura dengan seksama. Gadis itu terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya, walaupun sebenarnya Arga sempat terdiam melihat Naura berkeringat dan sedikit berantakan. Namun Naura yang rapi begini terlihat cantik juga untuknya. Bahkan tanpa polesan lipstick di bibirnya, Naura terlihat mempesona. Sungguh.

"Jadi menu rekomendasinya adalah?"

"Cireng salju," sahut Naura.

Arga mengerutkan keningnya, "What?" katanya tak percaya.

"Di menu ada pasta, ada Sandwich, Italian food, Turkey food, bahkan Indonesian food tapi dari semua jajaran menu ini... lo rekomendasiin cireng?"

Naura mengangguk dengan percaya diri, "Yang enak bumbunya. Coba dulu, baru lo boleh komen," ucapnya.

"Yah. Oke, gue coba. But... cireng?"

Naura tertawa, "Bentar ya, biar gue bawain dulu," katanya.

****

Arga tidak menyangka kalau rekomendasi Naura ternyata memang benar-benar patut diperhitungkan karena... hey! Bumbunya memang enak. Selain itu, cirengnya juga renyah dan Arga terpaku karenanya. Ia bahkan sampai memesan piring ketiga saking enaknya.

"Nah kan, ketagihan," ucap Naura.

Arga masih sibuk dengan makanannya. Ia menganggukkan kepalanya dengan mulutnya yang penuh dengan makanan namun pria itu sedikit kewalahan karena mengunyah cireng yang masih panas. Astaga. Tidak sabar sekali.

3 SOMETHING ABOUT LOVEWhere stories live. Discover now