Bab 29

2.5K 437 32
                                    

Sebelum lanjut, tap VOTE dulu ya ...

*****


Semua yang telah pergi, ketika ia kembali ... tak akan pernah sama lagi.

Perumpamaan tersebut rasanya memang tepat bagi kondisi Maggie sekarang. Arga sudah pernah pergi dari hidupnya, ia memang kembali, tetapi rupanya dirinya tak sama lagi. Maggie mulai menyadari bahwa selama beberapa hari terakhir, ia hanya hidup dengan raganya Arga saja, tidak dengan hatinya. Maggie bahkan merasa tidak mengenal sosok suaminya ini, ia seperti orang lain yang hidup bersamanya. Hampa, kosong yang persis seperti cangkang kosong tanpa isi apapun di dalamnya.

Maggie benar-benar menyadarinya, dan ia tahu apa yang ia rasakan selama ini, namun apakah Maggie tetap akan memaksakan egonya?

"Gimana? Are you okay?" tanya Nara saat Maggie masuk ke dalam mobil dengan wajah datar tanpa ekspresi. "Gie, lo gak apa-apa kan?" Nara memastikan kembali kondisi sahabatnya ini, ia juga khawatir akan mental Maggie yang belum stabil.

Hari ini adalah hari pertama Maggie melakukan konsultasi dengan dokter yang direkomendasikan Nara untuknya. Maggie menghela nafasnya panjang, saat ini ia merasa sangat lelah. Selama hampir tiga jam ia berada di ruangan dan menceritakan akan keresahan hidupnya juga kondisi mentalnya yang mulai kewalahan atas semua yang menimpanya.

Nara melirik Maggie, ia meraih tangannya lalu menggenggamnya erat. "Gue kenal lo udah lama, dan gue tau kalo lo itu cewek kuat! Apapun yang udah lo laluin semuanya bakalan ngebentuk lo jadi orang yang kuat Meg," ucap Nara mencoba menguatkan Maggie yang kini menatap Nara, namun dengan pandangan kosong.

Hancur pertahanan Maggie, ia menangis sejadi-jadinya saat ini dan memeluk tubuh Nara kuat. Kini Maggie hanya bisa menangis untuk meluapkan perasaannya, hatinya sudah kacau dan ia tak sanggup untuk menahan semuanya sendirian lagi.

"Iya, Maggie gue ngerti. Lo bisa nangis sekarang sampai lo ngerasa tenang. Ada gue Gie, ada gue di sini. Lo gak sendirian!" pesan Nara mengusap pelan punggung Maggie yang masih terus menangis.

"Gue, gue, gue gak sanggup Ra, gue gak sanggup hidup kaya gini!!" ucap Maggie sambil menangis.


****


Arga menatap nanar foto pernikahannya dengan Maggie yang tergantung di ruang tengah, saat itu semuanya terasa begitu indah. Senyum Arga dan Maggie terlihat bahagia bahkan tatapan Arga penuh dengan cinta. Arga pernah menjadi seorang pria yang mencintai Maggie sebegitu dalamnya dan sebegitu besarnya, tapi sekarang ... sorot hangat yang dulu selalu terpancar di matanya saat melihat Maggie malah menghilang, berganti dengan tatapan dingin yang sulit untuk diartikan oleh siapapun.

Sesungguhnya Arga pun bertanya-tanya dalam hatinya. Apa yang tersisa untuk Maggie dari dirinya. Apakah cinta? Rasa kasihan, atau rasa pertanggung jawaban yang besar dalam hidupnya?

Arga tidak tahu, karena kepalanya sudah lama sekali dipenuhi oleh ingatannya tentang Naura. Pandangannya kini beralih pada ponsel hitam miliknya yang sedari tadi ia genggam, ia kembali membaca pesan yang dikirimkan untuk Naura namun tak kunjung mendapatkan balasan. Bagaimana bisa ia mendapatkan balasan? Jika data internetnya saja tidak ia nyalakan?

Mau Arga sendiri sebenarnya apa? Apakah Arga masih berharap akan hubungannya dengan Naura saat ini? Atau Arga diam dan menunggu keajaiban dalam hidupnya? Atau malah Arga sudah menyerah untuk semuanya?

3 SOMETHING ABOUT LOVEWhere stories live. Discover now