Bab 24

2.3K 433 24
                                    

Sebelum lanjut, tap VOTE dulu ya ...

****


Kegiatan yang paling Naura suka ketika ia pulang kerja adalah makan malam bersama Arga lalu menonton TV seraya tertawa dan bercanda sambil sesekali meledek Arga habis-habisan. Tapi sebenarnya apapun kegiatannya, selama ia bersama Arga, Naura akan menyukainya.

"Kenapa?" tanya Arga.

"Hm?" Naura menatapnya dengan polos.

Pria itu bangkit dari posisi tidurnya yang semula berbaring di atas paha Naura dan memilih untuk duduk lalu menghadapnya.

"Kamu barusan tiba-tiba huha hehe gitu kan aku bingung," katanya.

Naura terkekeh, "Ekspresif banget yah sebel ih."

"Apa memang? Kamu lagi bayangin apa barusan? Bayangin yang iya-iya?"

"Huu! Enak aja!" kata Naura. Ia mencubit pipi Arga dengan gemas, "Barusan lagi mikir."

"Mikir apa?"

"Mikir kok bisa semua hal yang aku lakukan sama kamu, semuanya menyenangkan?"

"Contohnya?" tanya Arga.

Naura mendengus, "Bapaknya denger nggak barusan saya bilang semuanya. Se-mu-a! Yang berarti nggak perlu contoh," sahutnya.

Arga tersenyum karenanya.

"Eh nggak deng! Yang kemarin nggak menyenangkan," ucap Naura, meralat perkataannya sebelumnya.

"Yang kemarin yang mana?" tanya Arga.

Naura tersenyum tipis kepadanya, "Yang aku nanya sama kamu tapi nggak kamu jawab, yang aku confess sama kamu juga tapi nggak kamu bales, terus yang..."

Naura sengaja menggantungkan ucapannya, memberi jeda kepada dirinya sambil memperhatikan ekspresi yang ada di wajah Arga, tetapi sial sekali. Naura tidak dapat melihat perubahan ekspresi apapun di wajah kekasihnya, yang lagi-lagi malah membuat Naura mendengus sebal. Setelah merasa bahwa dirinya bukan pilihan, Naura kini merasa bahwa dirinya bukan apa-apa. Oh Tuhan. Hancur sudah mood-nya hari ini.

"Aku mau bikin mie aja," sambung Naura.

Arga tergelak, "Kamu ngomong aja belom beres sayang," katanya.

"Halah. Sayang-sayang. Palamu peang," geramnya.

Ia menghentakkan kakinya dan berjalan menuju dapur dengan kekesalan yang menggunduk di dalam hatinya sementara Arga yang memperhatikannya malah tertawa. Pria itu menghampiri Naura. Ia berdiri di sampingnya, memperhatikan Naura yang kini membuka bungkus mie instan dengan kesal. Ia juga meletakkan panci ke atas kompor hingga menimbulkan suara—menunjukkan kekesalannya pada Arga, sementara Arga memperhatikannya seraya menggelengkan kepala.

"Asal kamu tahu aja, kamu lucu kalau lagi ngambek."

"Pocong asia afrika kali, lucu," gerutu Naura.

Arga tertawa lagi. Menyenangkan sekali Tuhan, menyaksikan Naura seperti ini.

"Ada yang lebih lucu Naw."

"Iya, ada. Aku. Yang I love you nya nggak dijawab," sindir Naura.

Arga menghela napasnya. Ia meraih tubuh Naura hingga Naura menghadapnya, namun Naura malah membuang muka, tak mau menatap Arga. Membuat Arga memanggilnya dengan lembut, "Naura... sayang..."

3 SOMETHING ABOUT LOVEDove le storie prendono vita. Scoprilo ora