Bab 12

2.7K 451 25
                                    

Sebelum lanjut, tap VOTE dulu ya

*****

Maggie, menatap Arga yang baru sampai di rumah. Pandangannya dari ujung kepala hingga kaki secara rinci, ia merasakan ada yang berbeda pada suaminya akhir-akhir ini. Arga sudah cukup lama tidak mengeluh akan sikapnya akhir-akhir ini, padahal Maggie hampir setiap hari membawa teman-temanya main ke dalam rumahnya.

Arga duduk di sofa, ia membuka sepatunya dan memasukan kaos kakinya ke dalam sepatunya, Maggie mengerutkan keningnya. Sejak kapan Arga begitu rapi? Hal yang setiap hari dilakukannya hanya melempar sepatu asal dan kaos kaki kotor yang bertebaran di ruang TV.

"Ada yang berubah?" Maggie membuka suaranya.

Arga melihat Maggie yang duduk di sofa panjang yang berada dihadapannya. "Apa? Rumah sepi nih?" Arga balik bertanya melihat sekeliling sudut rumah.

"Cih" Maggie terkekeh, ia meneguk kembali orange jus yang dipegangnya sejak tadi. "Kamu ingin aku setiap hari membawa mereka? Ah, aku sedang bosan. Bagaimana denganmu? Apa hubunganmu dengan kekasihmu yang lain baik?" tanya Maggie datar.

Percakapan macam apa ini? Apa pertanyaan ini sungguh keluar dari mulut seorang pria dan wanita yang sudah sah menikah? Mereka berdua sudah gila? Membicarakan pasangan masing-masing tanpa ada batasan? SINTING!

Arga tersenyum, ia bangkit dari sofa. "Aku sudah mengakhiri hubungan dengan dua kekasihku yang lain" jawab Arga jujur. Gila!

Maggie tersenyum, "Aku yakin kamu sudah mempunyai penggantinya? Hari-harimu menyenangkan bukan?" sepertinya Maggie memang mengetahui sosok Arga. Bukan hal yang aneh, mereka berdua sudah mengenal sejak SMP bagaimana bisa keduanya tidak saling mengenal lebih dalam. "Kenalkan padaku" pinta Maggie tiba-tiba.

Arga berjalan pelan menuju kamarnya namun tiba-tiba ia menghentikan langkah kakinya, "Apa kamar kita sudah dibersihkan?" tanyanya.

"Sudah, setiap hari juga aku mengganti sprei-nya. Kamu tidak perlu khawatir akan jejak sisa-sisa semalam" jawab Maggie. "Jangan lupa, pertemukan aku dengannya. Siapa tau kita berdua cocok dan bisa bermain bersama" ucap Maggie mengedipkan sebelah matanya pada Arga.

Arga masuk kedalam kamarnya, ia menatap nanar foto pernikahan dirinya dan Maggie yang tergantung tepat diatas ranjang. Bisa-bisanya Maggie membawa lelaki lain dan bermain bahkan dengan foto pernikahan besar menggantung disana.

Tapi, bukankah Arga juga bodoh? Ia juga kenapa membiarkan rumah tangganya menjadi seperti neraka? Pernikahan yang seolah hanya menjadi status saja. Arga membuka kancing kemejanya satu persatu, sambil mengingat ucapannya dulu pada Maggie.

'Aku akan berada disisimu selamanya!'

Janji Arga di masa sekolah dulu pada Maggie benar-benar ia pegang teguh hingga saat ini, janji yang diucapkan seorang anak berusia 17 tahun yang merasa salah akan perbuatannya pada kekasihnya karena telah merenggut masa depannya. Mereka berdua membuat kesalahan bersama, cinta saat remaja memang sangat memabukan. Akal sehat mereka terkadang tidak digunakan, Arga menyadari kesalahannya yang melewati batas hubungan sepasang kekasih. Ia bersungguh-sungguh berjanji pada Maggie bahwa dirinya tidak akan meninggalkan Maggie apapun itu keadaannya.

Terbukti, cinta mereka tetap terjalin hingga akhirnya menikah dan pernikahan itu masih berjalan hingga saat ini. Namun nyatanya janji suci pernikahan mereka dulu hanya terucap bukan untuk ditepati. Rasa bosan hidup bersama mengoyahkan semuanya, keduanya memilih jalan pintas yang tak lazim orang lain gunakan demi mengisi rasa bosannya.

Arga membasahi tubuhnya dengan siraman air shower hangat. Membiarkan air itu terus mengalir deras agar bisa meregangkan urat-urat tubuhnya yang kelelahan. Rasanya ingin sekali dirinya tidak perlu pulang ke rumah, menghabiskan waktu bersama Naura tentu alangkah lebih baik untuknya. Bahkan ocehan nyaring Naura terdengar merdu di telinganya.

"Ga, hape kamu bunyi tuh" teriak Maggie dari depan pintu kamar mandi. "Angkat jangan?" tanyanya.

Arga mematikan kran air showernya, "Jangan! Biarin aja. Nanti biar aku yang telpon balik" jawab Arga sedikit berteriak.

Maggie menatap ponsel Arga yang tergeletak diatas ranjang, ia ingin sekali mengambil dan mengetahui siapa kekasih suaminya kali ini. Karena sebelum-sebelumnya Arga tak pernah melarangnya untuk mengangkat telponnya dari siapapun, bahkan dari kekasih-kekasihnya.

Pintu kamar mandi dibuka, terlihat Arga yang keluar hanya dengan handuk yang menutupi setengah dari tubuhnya. Air masih menetes dari kepalanya hingga membasahi dada bidangnya, Maggie tersenyum melihat penampilan Arga sekarang.

"Makin sexy ya kamu? Padahal kalo kamu mau main bertiga lagi, pasti mereka iri deh liat postur tubuh kamu" puji Maggie memberikannya dua acungan jempol.

"Aku tidak tertarik dalam permainan itu!" jawab Arga ketus, ia mengambil baju dari lemari pakaiannya dan segera memakainya.

Maggie membaringkan tubuhnya diatas ranjang, "EO gimana lancar?" tanyanya sambil menatap ponselnya.

"Lancar" jawab Arga singkat. Ia menyimpan handuk bekas pakainya diatas wastafel lalu naik keatas ranjang. Sepertinya omelan Naura saat itu terekam jelas di pikiran Arga, sehingga Arga benar-benar menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya meskipun bukan tenah bersama Naura.

"Ga, kamu udah ngantuk? Gak mau main dulu sama aku?" tanya Maggie mencolek tubuh Arga yang sudah ditutupi selimut tebal.

"Aku cape malam ini" jawab Arga tak bergeming.

Maggie mengerucutkan bibirnya, "Ah, kekasihmu sekarang kuat sekali sepertinya hingga bisa membuatmu kelelahan" oceh Maggie kesal.




To Be Continue

******

3 SOMETHING ABOUT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang