Bab 15

2.8K 459 38
                                    

Sebelum lanjut, tap VOTE dulu ya

*****

Naura memandang sudut demi sudut hotel yang sedang ia telusuri. Tangannya yang tadi memegang amplop kini sudah berubah menjadi sebuah card yang menjadi kunci kamarnya untuk dua hari ke depan. Sebenarnya Naura berpikir keras untuk check in karena Arga ada di hotel yang sama dengannya, tak menutup kemungkinan kalau Arga menyusulnya ke kamarnya, dan bukankah hal itu merupakan tanda bahaya? namun yang menjadi masalah adalah harga voucher hotel yang seharga satu buah sepeda motor! Siapa yang akan rela jika ini harus hangus? Naura tentu akan kehilangan kesempatan untuk menginap di hotel mewah tanpa harus mengeluarkan dana pribadinya. Wah. Kalau begini sih rugi besar namanya. Makanya. Naura memilih untuk mengambil hadiahnya. Persetan dengan Arga. Bisa saja kan dia sibuk dengan rekan bisnisnya? Nah, berpikir seperti itu mungkin akan membuat Naura merasa lebih baik.

"Kak, bisa kami antar langsung ke kamar? Atau masih mau menunggu seseorang di sini?" tanya seorang pegawai hotel, menghampiri Naura yang memang sejak menukarkan voucher malah memilih duduk di lobby dan memikirkan banyak kejadian-kejadian yang belum terjadi padanya.

Naura terhenyak, ia tersenyum sambil menyelipkan rambut yang menutupi sebagian wajahnya ke belakang daun telingannya. "Oh, nggak perlu. Saya ke kamar sendirian aja deh," jawab Naura bangkit dari sofa hitam lalu menenteng tas tangannya.

Ya. Benar. Sungguh terlihat tanpa persiapan yang matang bukan? Tidak ada yang menyangka jika Naura menginap di hotel mewah ini dari sebuah hadiah doorprize. Lihatlah betapa mujurnya dia? Dan bisa-bisanya Naura sempat berpikir untuk menolak hadiahnya? Naura sudah gila!

Langkah Naura terhenti begitu sampai di kamarnya. Ia membuka pintu dan wow! Pemandangan menakjubkan dari sebuah Junior Suite Room hotel mewah di Kota Bandung terlihat memukau di matanya. Siapa yang tidak akan berdecak kagum dengan isinya. Naura hanya bisa tercegang sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Tidurnya pasti akan begitu nyenyak tiga malam ini.

"Ini luar biasa!!" pekik Naura, ia melemparkan tasnya dan disusul tubuhnya ke atas ranjang besar yang sangat empuk. "Gila, Dita harus banget tau ini," gumamnya seraya mengeluarkan ponsel dan memotret dirinya sendiri. Dengan segera ia mengirimkan hasil fotonya pada Dita. "Biar iri lo!" kekehnya.

Ia merentangkan tangan dan kakinya yang bahkan tidak memenuhi ranjang. Naura menggerak-gerakkan tangan dan kakinya ke atas dan ke bawah seperti bintang lalu menatap langit-langit kamar dan menjerit tertahan. Oh Tuhan. Naura senang sekali hari ini!

Ia tersenyum namun kemudian Naura malah menarik nafas dalam. Pikirannya malah berkelana, sialnya berjalan-jalan ke arah yang salah. Karena... bagaimana bisa. Ya Tuhan. Bagaimana bisa Naura malah membayangkan jika Arga memeluk dirinya dengan hangat dan tidur bersamanya di ranjang ini, bahkan kamar ini adalah tempat yang sangat pas untuk di mabuk asmara, apa lagi dengan pria semempesona Arga. Di sini. di tempat ini. Hanya berdua.

Oh Tuhan! Pipi Naura bahkan sampai memanas memikirkannya.

"Wah gila! Otakku! tolong! Sudah ku bilang jangan pernah memikirkan hal-hal aneh!" pekiknya sambil memukul pelan kepalanya, berusaha agar bayangannya barusan menghilang. "Berendam! Ya, berendam ... di sini ada bath tub kan? Sepertinya akan membantu," gumamnya.

Naura segera bangkit dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi. Ia menyalakan air seraya mengatur napasnya—melakukan satu teknik yoga sebentar untuk menenangkan dirinya.

"Bisa yuk Naw, yang sehat pikirannya," gumamnya.

Sementara itu, ketika Naura tengah berada di dalam kamar mandi dan menikmati hangatnya air juga aromaterapi yang melengkapi relaksasinya, Seorang pria masuk ke dalam kamar miliknya. Siapa lagi yang tahu keberadaan Naura di sini dan bisa masuk dengan begitu mudahnya ke dalam kamar milik Naura selain Arga?

3 SOMETHING ABOUT LOVEWhere stories live. Discover now