Bab 22

2.5K 421 16
                                    

Sebelum lanjut, tap VOTE dulu ya

*****



"Naw...serius? kamu mau begini terus?"

Arga menatap Naura yang kini duduk di pangkuannya seraya memeluknya dengan erat. Naura aneh sekali hari ini. Sejak menangis di dalam mobil, ia tidak mengatakan apa-apa selain memeluknya. Begitu sampai rumahnya pun Naura tidak mau berjalan, dia malah meminta Arga untuk menggendongnya, dan ketika mereka memasuki rumah, Naura tidak mau turun dari pangkuannya. Ia malah mempersilakan Arga untuk melakukan apapun namun dengan syarat dirinya bergelantungan di tubuh Arga. Serius? Naura? Ya Tuhan!

"Aku nggak nyangka kalau kamu se-clingy ini," kata Arga.

Naura tak mengeluarkan suara apapun. Ia malah mengeratkan pelukannya dan terus menerus memeluk Arga.

"Naw. Kamu kayak anak monyet," kekeh Arga.

Ia berhasil karena Naura bereaksi. Naura memukul punggungnya dengan keras, membuat Arga mengaduh seraya tertawa.

"Sakit tahu," goda Arga.

"Biarin," kata Naura.

"Aku mau pipis Naw. Masa kamu masih gelendotan gini? Mau ikut?" tanyanya.

Naura menghela napas. Ia melepaskan pelukannya pada Arga. Wajahnya terlihat sangat kacau. Matanya juga sembab sementara rona di pipinya menghilang karena wajahnya terlihat pucat.

"Ya Tuhan. Kamu kayak mayat hidup gini Naw," sahut Arga. Ia meraih wajah Naura dan mengelusnya, namun gerakan kecil yang Arga lakukan kepada Naura malah membuat air mata Naura jatuh kembali di pipinya. Dan itu semua membuat Arga menatapnya tak percaya.

"Naw. Kamu kenapa lagi?" tanyanya.

Naura terisak. Ia kembali memeluk Arga dan menangis sejadi-jadinya.

Bagaimana mengatakannya? Bagaimana cara Naura mengatakan pada Arga kalau Naura tak ingin kehilangan Arga. Kalau Naura tak ingin pria itu meninggalkannya. Kalau Naura tak tahu apa yang terjadi di masa depan. Kalau Naura tak tahu hal apa yang akan datang kepada mereka berdua.

Sialan.

Kenapa dia harus memikirkan hal negatif ini sekarang sih? kenapa?

"Naura..."

Arga melepaskan pelukannya. Ia menahan bahu Naura dan menatapnya baik-baik.

"Kalau kamu cuman nangis. Aku nggak tahu harus gimana. Supaya aku nggak bingung, kamu bilang yah sama aku. Kamu kenapa?" tanyanya.

Naura memegang jari Arga yang tengah berada di pipinya dan menurunkannya.

"Ga..." katanya.

Arga menatapnya dalam-dalam, "Apa sayang?"

"K—kamu inget nggak, kita memulai ini kayak gimana?" tanya Naura.

Arga mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Dulu kamu deketin aku buat tidurin aku kan," kata Naura. Ingatannya kembali pada saat-saat dimana Arga dan dirinya bertemu untuk pertama kalinya. Kenangan indah mereka, sampai kejutan luar biasa yang Arga berikan kepadanya tentang kehidupan rumah tangganya yang kacau sejak lama.

"Sekarang kamu udah tidurin aku. Kemarin kita udah tidur bareng. Kenapa kamu masih nemuin aku?" tanya Naura. Isakannya terdengar lagi sementara air matanya turun dengan cepat, menyusul air mata yang sebelumnya belum tiba di bawah pipinya.

"Kenapa kamu masih mau peluk aku waktu aku tadi nangis?" desak Naura.

"Kenapa kamu masih dengerin cerita aku?"

3 SOMETHING ABOUT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang