Bab 6

3.4K 452 13
                                    

Sebelum lanjut, tap VOTE dulu ya

*****

"Kenapa lagi lo?"

Dita masuk dengan penuh keheranan melihat Naura tiba-tiba sedang yoga di ruangan mereka. Kenapa sih, makin hari tingkah Naura makin tak bisa ia pahami?

"Gue lagi menenangkan pikiran," sahut Naura. Ia masih memejamkan mata, mencoba menghayati proses penenangan pikiran yang ia lakukan.

"Emang pikiran lo kenapa? Lo stress Naw?"

Naura menganggukkan kepalanya, "Semacam itu, tapi bukan stress. Ini gangguan mental lain kayaknya," jawabnya.

"Sinting," hardik Dita.

Naura mengatur napasnya. Ia membuka matanya pelan dan menatap Dita kemudian tersenyum, "Tadi pagi gue memutuskan sesuatu," kata Naura.

"Apaan?" tanya Dita penasaran.

Naura bangkit dari duduknya. Ia menggulung matras yang sebelumnya ia kenakan untuk yoga, menyimpannya, kemudian dirinya meraih botol minum dan menegak air beberapa tegukan sampai akhirnya ia menatap Dita dan berkata, "Gue mau fokus ngembangin café aja."

Dita mengerutkan keningnya, "Gimana?"

"Alih-alih cari cowok, gue mau cari duit aja," kata Naura. Ia mengatur napasnya lagi, "Gue mending gila gara-gara duit daripada gila gara-gara cowok."

"What? Hello Naura! Lo diapain sama cowok kemarin?" tanya Dita.

Ditanya seperti itu, Naura malah mendesah kecewa. Ia menatap Dita, "Masih aja gue belum dihubungin sama dia," katanya.

"Terus?"

"Ya gue hubungin dia duluan akhirnya."

"WOW! NAURA! SERIUS?!"

Naura menganggukkan kepalanya.

"Makanya gue jadi sadar kalau gue nggak bisa kayak gini. So, yang harus gue lakukan adalah fokus sama hal lain yang bisa bikin gue lupa sama si Arga. Lagian gue agak ngeri sama diri sendiri, ngerasa kayak terobsesi banget sama dia. Hiii. Nggak deh nggak. Gue harus berhenti sebelum gue terlalu ngeri sama diri gue," akunya.

"Wait. Tapi lo chat dia duluan. Terus gimana? Ada balesan nggak?!" tuntut Dita. Ia lebih penasaran dengan balasan dari Arga alih-alih apa yang Naura katakana barusan. Memang dasar menyebalkan sahabatnya yang satu ini!

"Nggak tahu," jawab Naura, pasrah.

"Kok nggak tahu sih?!"

"Ya nggak tahu soalnya HP gue mati, charger nya ketinggalan. Terus lo tahu nggak? Begitu lihat charger, gue nggak langsung ngisi HP gue. Soalnya tangan gue pasti gatel kalau liat HP nyala, gue pasti pengen mastiin banget Arga bales apa semalem. Masalahnya nih ya, gue takut aja kecewa. Kalau-kalau dia nggak bales chat gue."

"Astaga sayang. Lo kok kayak anak SMA yang lagi galau sama cinta-cintaan sih?" ucap Dita tak menyangka.

Naura tersenyum miring, "Ya makanya. Gue mending stop aja lah, pusing," keluhnya.

"Kenapa? Lo pusing kenapa Naw?"

Sebuah suara yang tiba-tiba terdengar membuat Naura mengalihkan perhatiannya. Raga di sana, baru masuk ke dalam ruangan dan langsung penasaran dengan apa yang didengarnya.

"Nggak apa-apa Ga," sahutnya.

"Kirain lo pusing akan sesuatu, atau lo berhutang gitu misalnya? Soalnya di luar ada yang nyariin lo," kata Raga.

3 SOMETHING ABOUT LOVEDär berättelser lever. Upptäck nu