Bab 17

2.7K 473 20
                                    

Sebelum lanjut, tap VOTE dulu ya ...

****



Naura terbangun dari tidurnya yang super nyenyak semalam. Tangannya hendak meraih ponselnya yang berada di nakas namun kungkungan tubuh Arga yang memeluknya menghalangi ruang geraknya. Ia terkekeh, semalam Naura terlalu emosional hingga Arga yang seharusnya menangis justru malah bertukar peran dengannya. Pria itu malah menenangkannya, mengatakan pada Naura bahwa dia baik-baik saja dan semua akan baik-baik saja, lalu Arga memeluknya hingga ia tertidur dan baru bangun ketika matahari mungkin sudah naik sangat tinggi di luar sana.

"Kamu kenapa cengengesan begitu?"

O-ow. Naura mengangkat kepalanya, menyembul dari pelukan Arga untuk melihat wajah Arga ketika bangun tidur.

"Hee. Enggak apa-apa sih," sahutnya.

Ia menyipitkan mata, menatap Arga dalam-dalam kemudian tersenyum, "Kok kamu ganteng banget pas bangun tidur," pujinya.

Arga tertawa dengan pujian tiba-tiba yang berasal dari Naura, "Baru bangun udah dipuji, berasa abis menang perang sama negara tetangga," jawabnya.

Naura terkekeh lagi, "Tapi emang ganteng banget," kata Naura. Ia memundurkan kepalanya agar dapat melihat wajah Arga dengan jelas, "Duh apalagi idungnya. Kokoh banget," sambungnya.

Arga menjawil hidung Naura dengan gemas,"Kamu juga cantik banget. Lebih cantik kalau kasih aku morning kiss," godanya.

Naura mendengus.

"Males. Ada maunya," gerutunya. Ia menggerakkan tubuhnya, meminta Arga untuk melepaskannya dan pria itu menurut, Arga melepaskan pelukannya.

"BTW Ar. Kita harus melakukan sesuatu," kata Naura.

Arga mengerutkan kening, "Maksudnya sesuatu yang aku pikirkan kan?" tanyanya memastikan.

Naura menggeleng. Ia bangkit dari tidurnya, mengambil kantong kertas yang berisi bajunya, melihat-lihat isinya kemudian dia tersenyum ketika menemukan crop top berbentuk kemben di sana.

"Kamu jangan kemana-mana, tunggu aja di situ," kata Naura.

Arga kebingungan. Ia tak punya petunjuk sama sekali sehingga Arga juga tidak tahu apa maksud 'melakukan' sesuatu seperti yang Naura katakan kepadanya barusan.

Beberapa saat kemudian Naura kembali dengan hanya memakai crop top namun ia memakai celana panjang. Arga memperhatikan ada yang berbeda dari leher dan...

Ya Tuhan! Kenapa leher hingga tulang selangka Naura merah-merah?

"Naw. Kamu digigit serangga?" tanya Arga panik.

Naura menggeleng. Ia meraih ponsel Arga dan naik kembali ke atas ranjang, "Mari kita buat kalau aku digigit kamu," ucap Naura.

Arga mengerutkan keningnya, masih tidak mengerti. Sementara Naura malah sibuk mengacak-acak rambutnya lalu memakai sesuatu di bibirnya yang berwarna coklat.

"Itu bedak?" tanya Arga.

Naura menggeleng, "Ini concealer. Sengaja aku pake biar bibir aku kelihatan pucat."

"Buat apa?" tanya Arga lagi.

Sekarang Naura sudah selesai dengan bibirnya. Ia malah menatap Arga dan menjulurkan tangannya untuk membuka kancing kemeja Arga.

"H—hey, Naw," kata Arga terkejut.

Naura tertawa, "Udah. Diem sih, diem aja ya," katanya.

Arga menurut karena lebih baik ia diam daripada harus diomeli Naura habis-habisan. Pria itu membiarkan Naura membuka semua kancing bajunya bahkan hingga Arga melepasnya. Naura menatap tubuh Arga dengan penuh keseriusan kemudian memiringkan kepala untuk berpikir. Ia menujuk satu persatu bagian kemudian mengangguk.

3 SOMETHING ABOUT LOVEWhere stories live. Discover now