Bab 21

2.7K 421 20
                                    

Sebelum lanjut, tap VOTE dulu ya

*****


Dita dan Raga saling berpandangan lalu tertawa kecil ketika melihat Naura yang tak sadar tengah tertidur sambil menopang dagu dengan tangan kirinya. Sepertinya Naura belum menerima kenyataan jika hari ini dirinya sudah harus kembali berkerja setelah liburan bersama Arga kemarin.

"Kayanya cape banget tuh setiap hari," kekeh Dita dengan sedikit berbisik.

Raga tertawa, ia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Naura hokinya bagus ya? Lepas dari Radhi si brengsek dapet Arga yang lebih wah dari apapun. Ih, gue aja laki ya kalo liat Pak Arga itu asli pengen banget muji" ucap Raga membuat Dita menaikan sebelah alisnya dan menatapnya curiga. "Gue masih normal anjir!" sela Raga melemparkan pulpen kearah Dita yang malah terjatuh mengenai gelas dan menimbulkan suara membuat Naura terbangun.

"Arga mana?"

"Hah Arga?" tanya Raga heran dengan pertanyaan Naura.

"Ckckckck, bahkan saat lo sadar yang lo tanyain itu Arga? Gak cukup tiga hari bersama Arga?" Dita semakin dibuat takjub dengan temannya ini. "Nah kan. Lo tau kan Ga, gimana Naura? Kalo udah bucin bisa gila dia," tunjuk Dita pada Naura yang kini sibuk mengucek-ngucek matanya.

"Gue ketiduran ya? Duh gila, kenapa bisa ngantuk banget ya? Ngopi aja gitu ya?" Naura bangkit dari kursinya lalu mengikat rambutnya asal.

"Bentar lagi juga balik kerja Naw, lo mau lembur emang?" tanya Raga, namun tidak digubris Naura yang sudah keluar dari ruangan. "Anjir dikacangin gue, lo kek yang jawab Dit biar gak tragis-tragis amat"

Dita menaikan bahunya, "Dih males, mending gue rapihin meja mau cabut keburu Naura minta nemenin lembur. Ogah ya!" seraya merapikan alat tulisnya. "Kapan gue kawin kalo kerja mulu" tambahnya lagi.

Raga yang melihat Dita terlihat ikut panik, "Eh maaf juga ya, gue juga gak mau lembur hari ini. Bisnis gue belum diurusin soalnya"

Dita menghentikan gerakan tangannya yang masih sibuk merapikan file mendengar ucapan Raga barusan. "Hah? Lo punya bisnis apaan emangnya? Kok gue gak tau?" tanya Dita penasaran.

Raga tertawa, "Dih lo gak tau emang? Gue itu calon laki-laki mapan menuju rumah tangga bahagia" ucapnya bangga. "Itu bisnis, nama kucing gue"

"Dih najis!" umpat Dita kesal karena menyesal telah bertanya pada Raga yang kini tertawa puas, merasa menang telah berhasil menggoda Dita.

****

Sambil membawa secangkir kopi dari dapur, Naura berjalan perlahan dan sesekali meneguk kopi panasnya berharap pikirannya akan kembali segar. Namun saat ia menghentikan langkah kakinya ia melihat sosok Arga yang kini melambaikan tangan padanya dari kejauhan.

Ha. Naura sudah gila. Bahkan dengan secangkir kopi pahit saja kondisinya malah semakin parah. Naura malah melihat Arga di hadapannya.

Whoa. Apakah Naura benar-benar mulai serakah sekarang? Apakah ia benar-benar menginginkan Arga?

Yang benar saja Naura. Ingat dimana tempatmu berada! Batinnya menghardiknya dengan kejam.

Dita dan Raga yang keluar dari ruangan secara bersamaan melihat Naura yang masih berdiri dengan cangkir kopi ditangannya dengan heran.

"Lo ngapain diem di sini? Kesambet?" tanya Dita menepuk lengan Naura.

Raga menatap sekeliling, "Oh, ada lakinya dateng. Pantes aja ngebeku disini, buruan samperin!"

3 SOMETHING ABOUT LOVEOnde as histórias ganham vida. Descobre agora