Bab 20

3.7K 419 40
                                    

Sebelum lanjut, tap VOTE dulu ya

*****



Manusia memang tidak boleh merasakan hal yang lebih dari apa yang sebelumnya ia inginkan. Karena apa? Tentu saja mereka akan serakah untuk hal yang bahkan sebelumnya tak pernah mereka inginkan. Naura sudah terbiasa dengan hubungannya dengan Arga yang hanya bertukar pesan, berjalan-jalan sesekali, menghabiskan waktu di rumahnya walau hanya untuk makan, dan ia sudah merasa bahagia karenanya. Tapi tiga hari bersama-sama selama dua puluh empat jam, tertidur dipelukan Arga dan terbangun dalam kondisi yang sama serta perasaan hangat yang memenuhi hatinya membuat Naura serakah. Ia benar-benar menginginkan Arga untuk dirinya sendiri. Ia tidak mau Arga pulang dan kembali pada Maggie.

Namun kenyataan benar-benar menamparnya. Mereka berjalan dengan berlawanan arah, Naura pergi ke café untuk bekerja sementara Arga ke rumahnya untuk pulang. Bahkan Naura mulai iri pada tempat tinggal Arga yang menjadi tempatnya pulang. Lebih dari apapun Naura menginginkan dirinya sebagai tempat untuk Arga pulang juga. Betapa indahnya.

Gadis itu menghela napas. Ia masuk ke café dengan lesu. Raga dan Dita sudah berada di ruangannya, menyambut Naura dengan meriah.

"Cieeeee yang abis di unboxing," kata Dita.

Raga terkikik, "Naw sumpah! Lo bangun tidur cakep banget," sahutnya.

Naura mengerutkan keningnya, tak mengerti dengan apa yang mereka ucapkan.

"Maksud kalian apa?" tanyanya.

Dita tersenyum penuh arti padanya. Ia mengambil ponselnya dan menunjukkan foto-foto yang Naura Share di status Whatsapp Arga kemarin. Hey. Jangan bilang...

"Pas waktu bapaknya ke sini, gue tukeran nomor sama dia. Kemarin waktu lihat ini. UWOWWWW BERHASIL DI UNBOXING SI NAURA. GILAAAAA! Mana di hotel cakep lagi. Anjay pikiran gue udah kemana-mana," kata Dita. Ia menatap Raga dan menutup wajahnya karena malu.

"Ga. Pasti rendeman di bath tub nggak sih? aaaaaa. Mauuuuu," ucap Dita lagi.

Raga menatapnya ngeri. Ia menjitak kepala Dita dengan pelan seraya berkata, "Lo jangan bayangin yang iya-iya deh Dit."

Dita menggeleng. Kakinya meloncat-loncat kecil, kegirangan dengan apa yang ia pikirkan.

"Gila. Naura. Abis ini lo minta dinikahin aja Naw. Gue restuin kalian berdua! Sumpah sih cocok banget," kata Dita.

Mendengar kata menikah yang muncul di mulut Dita membuat Naura meringis.

Jangankan menikah, bertahan seperti ini saja sepertinya susah.

Hubungan Naura dan Arga seperti bom waktu yang tinggal menunggu waktunya habis lalu meledak dan menghancurkan semuanya. Sementara Naura tak bisa mengatur waktunya, ia juga tak bisa mencegah bomnya untuk meledak. Karena sejak awal kehadiran Arga sendiri sudah berwujud bom tanpa pengingat waktu yang tersisa.

****

Maggie mengiriminya puluhan pesan yang menanyakan alasan Arga tidak pulang selama tiga hari berturut-turut. Awalnya Arga mengabaikannya, tapi wanita itu terus menerus mengganggunya hingga akhirnya Arga pulang ke rumahnya dengan berat hati.

Ia menyimpan sepatunya di rak, membuka pintu dan mendapati Maggie tengah berdiri di hadapannya seraya melipat tangannya di dada.

"Kamu masih tahu jalan pulang?" sindir Maggie.

Arga mendengus, "Nggak salah nanya?" tanyanya.

Ia berjalan masuk ke dalam kamar untuk mengganti bajunya sementara Maggie mengikutinya.

3 SOMETHING ABOUT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang