Bab 9

2.9K 445 38
                                    

Sebelum lanjut, tap VOTE dulu ya

*****

Aku bentar lagi sampe. Mau nitip sesuatu gak?

Naura tersenyum menatap pesan yang masuk ke ponselnya. Ia membalas Arga dengan ucapan hati-hati dan mengatakan bahwa Naura menunggu Arga di cafenya. Ia tak meminta apapun pada Arga karena semua juga sudah tersedia di cafenya, lagipula Naura juga sedang tidak menginginkan sesuatu. Ah. Naura lupa satu hal; ia menginginkan Arga.

Dua minggu menghabiskan waktu bersama Arga di pagi hari atau sore hari yang disambung dengan video call atau telpon di malam hari membuat Naura benar-benar membuat dirinya terbiasa dengan Arga dalam hidupnya. Siapa itu Radhi? Naura sudah melupakannya dengan sepenuhnya. Tentu saja semua juga karena kehadiran Arga di sisinya.

"Kata gue lo mending keluar aja, tapi jangan lupa rambut lo pitain dulu," saran Dita kepadanya. Naura menoleh dengan tatapan tak mengerti, "Kenapa pake pita?" tanyanya.

"Yah lo kan mau menyambut kangmas Arga lo tersayang!" kata Dita. Naura mendengus, "Lebay banget harus pake pita!"

"Tapi itu nggak lebih lebay dari lo yang dari tadi ngaca, lipstikan, bedakan, ngaca lagi, liat HP, terus ngaca lagi. Ngaca aja terus sampe kaca lo pecah Naw," sindir Raga.

Naura terkekeh. Habis bagaimana dong, ia kan harus tampil cantik di depan Arga.

Hmm, bukan apa-apa sih. Maksudnya Naura harus tampil dengan baik untuk menghargai Arga yang juga selalu tampil baik di hadapannya.

Halah Naura. Masih aja denial?

Naura berdehem. Ia tak menggubris bisikan dalam hatinya. Masa bodoh! Ia mau bertemu Arga hari ini pokoknya!

Ponselnya berdering. Naura segera membukanya. Arga mengiriminya pesan lagi.

Naw. Aku udah sampe. Sini, ada yang mau aku omongin.

Wow! Apakah gerangan yang akan Arga katakan kepadanya? Hey! Kenapa Naura mendadak senang sekali? Apakah Arga...

Oh tidak. Tidak. Tidak. Naura. Apa yang kau pikirkan?!

*****

"Honestly, I'm married."

Naura terhenyak. Senyuman di wajahnya langsung hilang, begitupula rasa senang yang sebelumnya menghinggapi dirinya kini menguap tak bersisa.

Ia menatap Arga tak menyangka, "Bisa-bisanya kamu berdiri di hadapan aku sekarang layaknya kamu cowok lajang?!"

Arga tersenyum santai, "Aku sama istri aku open kok Naw."

"Open gimana?" tanya Naura penasaran.

"Ya, open. Kamu tahu open relationship?"

Kening Naura mengkerut, "Artinya kalian terbuka kan? Saling terbuka? Ya bagus dong, pasangan nggak seharusnya memiliki rahasia!" suaranya meninggi dan Naura menyadari itu. Ia juga tak mencoba untuk menutupi emosinya. Marah ya marah saja, toh Arga memang pantas mendapatkan amarahnya.

Ucapan Naura dibalas Arga dengan senyuman yang sulit ia mengerti. Pria itu menatapnya dengan intens kemudian mengusap wajah Naura dengan lembut—membuat Naura memundurkan tubuhnya untuk menjauh.

"Saling terbukanya benar, tapi bukan tentang rahasia, sayang."

"So?"

Arga menjauh. Ia menyandarkan tubuhnya di kursi kemudian berkata, "Aku memang menikah. Tapi aku menjalin hubungan juga dengan wanita lain."

3 SOMETHING ABOUT LOVEWhere stories live. Discover now