Bab 5

3.9K 473 11
                                    

Sebelum lanjut, tap VOTE dulu ya

*****

Lucu! Jika mengingat kembali pertemuan dengan Arga kemarin. Tapi sepertinya bukan hanya lucu yang Naura rasakan, ada hal lain yang mengusik hati Naura saat ini. Menyukai Arga? Ah , rasanya itu terlalu cepat disimpulkan dengan pertemuan beberapa jam saja. Terpesona? Kalau masalah ini sih dia bisa maklum, karena dari segi visual tentu saja Arga punya kelebihan. Kalau begitu... rasa penasaran? Bisa jadi itu yang membuat Naura masih terbayang wajah Arga hingga kini. Ah ... entahlah, hanya hati Naura yang tau apa yang sebenarnya ia rasakan.

"Good Morning Naw ..." sapa Dita yang membuyarkan obrolan dalam hatinya ini. Berbicara sendiri bahkan kini menjadi sebuah kebiasaan yang tanpa sadar ia lakukan. Naura terhenyak, ia menatap Dita serius. "Kenapa lo?"

"Coba lo sapa gue lagi?" pinta Naura.

"Hah? Maksud lo?"

"Iya lo sapa lagi gue kaya barusan," pintanya lagi.

Dita menaikan kedua alisnya, ia heran dengan permintaan Naura saat ini. "Good morning ..." ulang Dita kaku.

Naura menggeleng, "Enggak bukan gitu, persis banget pas lo sapa gue di awal. Yang ada Naw-nya gitu."

"Good morning Naw ..." teriak Dita kesal, "Dih, masih pagi. Kesambet lo? Pengen banget disapa? Ke Indomaret sana!!" ujar Dita menggelengkan kepala lalu membantingkan tubuhnya diatas kursi putar. "Ah ... kerja terus ... kaya belom," keluhnya menghela nafas.

'Cara memanggilnya sama, tapi rasanya beda' batin Naura. "Ah, perasaan gue doang kali ya. Ini pasti karena hati gue kelamaan kosong. Jadi rasanya beda," gumam Naura membuat Dita heran.

Dita menggeserkan kursinya hingga mendekati meja Naura, "Gue liat-liat ada yang aneh sama lo," tuduh Dita seraya memicingkan matanya penuh kecurigaan pada Naura. "Sodara Naura, jelaskan pada saya apa yang anda sembunyikan dari saya saat ini?"

"Eh, apaan sih? Emang keliatan jelas ya?" tanya Naura polos.

Dita memutar bola matanya, "Lo itu payah banget soal bohong!! Gimana gue nggak curiga sama lo. Kenapa? Apa cafe kita bakal kerjasama dengan EO besar?" tebaknya lagi.

Naura membelalakan matanya, bagaimana Dita bisa menyimpulkan hal dengan sangat mengerucut langsung pada intinya. Eh, tapi tunggu? Naura dan Arga kemarin belum sejauh itu membicarakan soal kerjasama. Mereka malah membicarakan akan melanjutkan pertemuan ini.

"Naw ..."

"Naura ..."

"Naura!! Lo budeg Naw?" teriak Dita kesal karena sudah tiga kali panggilannya diabaikan Naura yang duduk tepat dihadapannya saat ini.

"Gue denger! Nggak perlu teriak-teriak," jawab Naura gusar, ia meraih ponsel yang tergeletak di meja kerjanya. "Lo harus liat ini." tunjuk Naura memperlihatkan ponselnya pada Dita. Foto Arga terpampang jelas disana.

"Wajah Jaksel banget, rahang tegas, bibir tebel, ada bulu-bulu halus di wajahnya. Body okelah. Emh ... sexy," jawab Dita yang benar-benar menggambarkan sosok Arga dari foto yang dilihatnya. "Terus kenapa?"

"Gue abis ketemuan sama dia."

"Hah?" Dita memastikan jika jawaban Naura itu benar. Naura mengangguk. "Lo ketemuan dari aplikasi JD itu? Lo beneran instal?" Ya, bahkan Dita yang menjadi pelopor agar Naura mengistal aplikasi itu saja tak percaya dengan jawaban itu. "Terus gimana?"

Naura menyimpan kembali ponselnya. Ia tersenyum kecil, "Ya gitu aja sih, ketemuan biasa!" serunya, namun pancaran matanya tidak dapat membodohi Dita.

3 SOMETHING ABOUT LOVEWhere stories live. Discover now