9 - Gigit Bibir

3.9K 482 110
                                    

• selamat membaca •_________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• selamat membaca •
_________________________

* sebelumnya, aku mau ngasih tahu kalau kosan ceria ada versi chat keseharian mereka. diupload di instagram @ haii.pai, di sana banyak keseruan warga kosan.

_______

09 - Gigit Bibir

°°°

"Sori karena gue lo jadi harus denger pertengkaran tadi," ucapku memulai pembicaraan dengan masih berusaha menghilangkan kesedihan.

Sengaja kutanya duluan sebab si penghuni kamar baru itu malah terus-terusan duduk diam menemaniku menangis. Tidak salah sih karena beberapa orang memang perlu ditemani, tapi kalau terlalu sunyi malah jadi aku yang tidak enak hati. Akbar benar-benar hanya duduk, di sebelahku.

Tapi kenapa Akbar sepeduli itu ya? Apa iya dia mulai menyukaiku?

"Tidak masalah, saya berterima kasih karena kamu berani bicarain hal tadi. Setidaknya saya jadi merasa diingatkan kalau tempat yang menyenangkan, orang-orang penuh keceriaan sekalipun punya rahasianya sendiri-sendiri." Kini dia mulai mengulas senyumnya, dan aku seperti hanyut dalam lekuk bibirnya. "Tapi kalau kamu tidak keberatan, saya pengin tahu lebih banyak soal tempat ini. Supaya setiap pembahasan tidak membingungkan seperti tadi, dan saya tidak dianggap asing di sini. Mau?"

Aku menautkan alis karena tidak mengerti. Mau seperti apa yang cowok itu maksud? Apa setiap orang tampan memang susah dimengerti ya? Sebab kalau si Malik atau si Wahyu yang bicara biasanya mudah kucerna. Atau karena aku jatuh cinta, hingga setiap kata yang terucap dari mulutnya memiliki banyak sekali hal di kepala.

"Akbar, gue enggak sepinter temen-temen yang lain. Jadi ... bisa lebih disederhanain?"

"Oh, maaf. Maksud saya, kamu mau jadi teman saya?"

Demi ondel-ondel, hatiku tak keruan. Meletup-letup, hangat, seperti ada yang loncat-loncat. Sedih di mataku sepertinya sudah hilang, sebab seseorang menggeser perasaan kelabu itu menjadi kebahagiaan. Orang yang disuka memang obat paling ampuh di dunia.

"Ma-mau, jelas mau. Tapi bukannya kita semua di sini teman?" Sial, aku tak bisa mengalihkan pandangan dari tatap matanya yang semakin diperhatikan semakin dalam.

"Secara umum begitu, tapi saya mau punya teman yang bisa berbagi cerita. karena tidak semua cerita bisa diceritakan pada teman yang biasa-biasa saja. Karena kamu yang saya kenal lebih dulu di antara yang lain, jadi kamu yang paling tidak biasa."

Aku tahu ini hanya sebuah ajakan untuk menjadi teman yang benar-benar jelas ada status pertemanannya, tapi setiap kalimat yang dikeluarkan Akbar malah terdengar seperti ungkapan perasaan cinta di telingaku. Kalau saja hidup ini seperti di anime, pasti sekarang akan ada adegan ciuman. Sayangnya aku bukan anime, dan genre hidupku bukan romansa.

KOSAN CERIAWhere stories live. Discover now