19 - Menusuk Sampai Jantung

1.6K 350 109
                                    

19 - Menusuk Sampai Jantung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


19 - Menusuk Sampai Jantung

°°°

Suasana Kosan Ceria jadi canggung sampai ke punggung. Kami semua berada di ruang kumpul lantai satu dengan posisi Bu Kos di kursi ditemani olehku dan si Hana, sedangkan ketiga laki-laki itu duduk di lantai berbalut karpet dengan tatapan sama intensnya.

Melihat Bu Kos yang menjadi khawatir serta kebingungan setelah kukatakan si Ica keluar, mendadak mulut tidak bisa mengatakan apa-apa. Padahal ini bukan sesuatu yang salah, tapi menyadari bahwa si pelaku ada berkeliaran di sekitar sini malah menghilangkan rasa berani itu sendiri.

Bang Adam tidak ada di sini, dia masih membereskan barang-barang bawaan Bu Kos yang super banyak itu ke dalam rumah seusai dibantu menurunkan oleh Akbar, si Malik, dan si Wahyu. Akan tetapi aku was-was kalau-kalau dia tiba-tiba datang dan mengacaukan pengaduan kami, melihat Bu Kos membanggakan anaknya saat tiba di sini saja cukup membuatku sadar kalau dia tidak akan ada di pihak para penghuni kosan sepenuhnya.

"Coba sekarang bilang sama gue, kenapa itu bocah bisa keluar? Dia kagak ada pamitan sama gue. Ada masalah ape sih sebenernye? Biarin gue lagi pusing juga gue dengerin asal gue tahu kenape, kalau enggak gue bisa-bisa kagak tidur," pinta Bu Kos dengan kerutan di keningnya yang semakin bergelombang kayak lemak perutku.

Telanjur ada omongan, kami akan tetap ceritakan terlebih lagi semua penghuni setuju untuk melakukannya. Cerita dimulai dariku dan dilanjutkan oleh Akbar karena dia memiliki kemampuan bercerita yang baik, emosinya juga terlihat lebih terkontrol. Kalau diingat lagi, selain hari pertama datang dia kesal padaku, Akbar selalu terlihat baik-baik saja dan tidak menunjukkan ekspresinya selain "baik-baik saja" sampai saat ini. Kembali ke cerita pengaduan tentang si Ica, Akbar juga menjelaskan kalau saat itu Ica sedang tidak ingin berurusan apalagi bicara dengan si laki-laki cabul, tapi laki-laki itu malah mengikutinya sampai ke kamar seperti psikopat.

"Terus Bang Adam tahu di depan kosan ada motor dan pas dicek cowoknya enggak ada di depan atau di ruangan ini, apalagi saat itu cuma kamar ica yang ditutup ada suara jadi bang Adam langsung cek ke sana. Lalu Bang Adam marah dan nyeret mereka berdua karena ketahuan lagi ci... ciuman."

Bu Kos terlihat mengerutkan kening. Jelas aku berharap saat itu yang ada di kepalanya adalah rasa malu karena anaknya sudah membuat anak orang lain merasa tidak nyaman berada di sini, tapi yang dia katakan malah membuat kami sama mengerutkan kening.

"Tu bocah ngambek karena ketahuan mesum? Terus keluar karena malu?"

"Bukan, Bu. Bang Adam yang ngusir si Ica buat keluar dari Kosan Ceria." sahut si Hana. "Waktu itu Hana sama Asti juga marah sama si Ica karena apa yang dia lakuin bikin nama Bu Kos jelek kalau sampai kesebar ke luar. Tapi setelah denger cerita aslinya ternyata si Ica itu korban. Tapi ... tapi Bang Adam malah enggak mau denger cerita aslinya dan tetep nyuruh Ica buat keluar."

"Lu pada emang tahu dari mana kalau cerita si Ica itu kejadian sebenernya?" tanya Bu Kos sampai kami menutup mulut tidak percaya.

Tangan yang mulanya memijat bahu wanita tua itu mendadak diam lalu berganti dipakai menutup mulutku yang terbuka. Aku sudah mempersiapkan untuk jawaban seperti ini tapi rasanya tetap mengejutkan, dia masih berada di pihak anaknya sampai cerita korban saja tidak dijadikan perhatian.

KOSAN CERIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang