34 - AKBAR RIAN BIKIN PENASARAN

1.1K 193 25
                                    

SEBELUMNYA, aku mau ngasih tahu kalau Kosan Ceria ada versi chat keseharian mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEBELUMNYA, aku mau ngasih tahu kalau Kosan Ceria ada versi chat keseharian mereka. diupload di instagram @ haii.pai, di sana banyak keseruan warga kosan. mampir yaa!!

•••

34 – Akbar Rian Bikin Penasaran

•••

"Cemberut mulu lu kayak kagak punya duit aje," tegur si Malik yang sudah setengah siap pada si Wahyu yang tengah menunggu giliran mandi duduk di kursi bawah.

Di toilet bawah saat ini sedang dipakai si Hana, aku tentu saja belum mandi karena seperti biasa selalu terakhir. Aku sedang bersiap memasak nasi goreng telur kecap, untuk satu porsi saja karena yang lain kurang begitu berselera katanya. Si Malik yang perutnya selalu lapar saja entah mengapa tidak usil pada masakanku.

"Sok asik lu!" sahut si Wahyu masih dengan wajah jengkelnya. Dia dari kemarin gemar sekali mengatakan kalimat itu. Kalau aku mengabaikan, si Malik malah terus menggoda teman kosanya itu dengan mencolek pipi sampai si empunya emosi. "Diem kek Lik! Ganggu amat. Biasanya juga lo sibuk sama temen kos baru lo itu."

Meski jarak kami tidak dekat, aku bisa mendengar dengan jelas pembicaraan mereka. Kutebak si Wahyu cemburu pada kedekatan si Malik dengan Akbar baru-baru ini. Jangankan si Wahyu, aku yang tidak sedekat itu sama si Malik saja cemburu melihat dia dekat dengan Akbar, apalagi dia yang bisanya selalu apa-apa bersama.

Akhir-akhir ini kedekatan si Malik dengan Akbar memang berada di level yang tidak kusangka-sangka. Mereka memang satu jurusan yang sama, tapi ada di universitas berbeda. Hanya saja anehnya mereka selalu saja bersama akhir-akhir ini. Setiap kali aku penasaran tentang Akbar, si Malik selalu tahu, tapi tidak pernah mau menjelaskan lebih dulu kalau bukan aku yang tahu duluan.

Jadi, menurutku kalau si Wahyu kesal itu wajar.

"Jadi lu cemburu gue bareng terus sama Akbar? Ya elah. Gue juga masih mau kali temenan sama lu. Kita kan sering bareng karena bahas perkuliahan, gue juga dapet banyak ilmu dari si Akbar. Dia pinter soalnya, gue juga mau jadi pinter." Kali ini si Malik menggoda dengan menggerak-gerakkan sikunya. "Deket sama lu gue bego soalnya."

"Bacot lo ah," keluh si Wahyu lagi. Dia mendelik sembari beranjak. "Lo pikir gue mau jadi orang tolol!"

Aku dari tempat yang hampir menyuap nasi goreng mendadak berhenti. Tidak habis pikir, mereka yang sering melempar candaan, mengejek satu sama lain, tiba-tiba salah satunya berubah serius. Kukira akan seperti biasa yang berakhir dengan cekikikan, tapi apa yang aku lihat barusan tidak demikian.

Si Wahyu menjauh dan berniat menaiki tangga, melihat ekspresinya kurasa dia sudah tidak bersemangat lagi untuk menanti giliran mandi. Ketika baru menaiki setengah anak tangga, di saat yang bersamaan Akbar—yang menjadi sumber pembahasan—turun dengan kaki yang masih terlihat belum normal walau sudah membaik.

Aku terus saja memperhatikan. Mata keduanya bertemu, tapi keduanya tidak memberikan respons yang sama. Akbar memberikan sedikit senyum tipis sebagai sapaan, tapi si Wahyu malah mendengkus sembari lanjut berjalan mengabaikan.

KOSAN CERIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang