31 - Rian Asti Emosi

1K 230 47
                                    

SEBELUMNYA, aku mau ngasih tahu kalau Kosan Ceria ada versi chat keseharian mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SEBELUMNYA, aku mau ngasih tahu kalau Kosan Ceria ada versi chat keseharian mereka. diupload di instagram @ haii.pai, di sana banyak keseruan warga kosan. mampir yaa!!

-----------------------

31 - Rian Asti Emosi

•••

Kalau biasanya pagi identik dengan wangi dari makanan yang menguar, kali ini justru wangi parfum yang mengisi seisi ruangan. Kalau biasanya pagi-pagi ribut untuk sarapan, kali ini perut dibiarkan keroncongan. Di kulkas tidak ada stok makanan lagi kecuali nugget milik si Malik yang tidak seberapa banyak. Belum lagi dia pelit tidak akan sudi membiarkan anak kos lain memakannya, mana sering direbus pula seperti orang stres.

Air putih jadi primadona, cukup menjadi solusi meski tidak bikin kenyang. Kalau si Hana sih mau makan atau tidak makan pagi juga tidak masalah, perutnya jelek karena lebih sering sakit perut saat diisi makanan berat pagi-pagi. Si Malik belum turun dan si Wahyu hanya diam di kursi memainkan ponselnya.

"Akbar enggak ada kelas emang hari ini?" tanyaku sembari melirik jam dinding. "Kok belum turun?"

Si Hana mengendikkan bahu, dia duduk di depanku menikmati air putih bersama. Si Wahyu seperti orang budeg karena masih berkutat dengan ponselnya. Kata orang kalau ingin membuat orang lain menengok ke arah kita maka harus fokus menatapnya, tapi kali ini tidak berlaku.

"Lo beneran udah mau ngampus lagi, Han?"

"Gue harus lulus semua mata kuliah, Sti, semester ini. Gak mau ngulang gue," jawabnya.

Sebagai perempuan aku juga mengerti, lewat gerak-gerik dan perasaan masih ada hal tidak nyaman dari semua ini. Selain kami warga kosan, orang-orang yang mengenal si Hana juga pasti akan melontarkan pertanyaan yang sama ke padanya tentang; kenapa-dia-menghilang.

"Tapi lo sama nyokap udah mulai ngobrol?"

Si Hana menggeleng.

"Gimana kalau nyokap lo datengin lo ke kampus?"

Si Hana menggeleng. "Gue enggak tahu, Sti. Gue belum bisa ngobrol sama nyokap lagi. Selama gue tahu dia baik-baik aja, gue bakal jaga jarak. Seenggaknya buat satu atau dua bulan dari sekarang. Ikhlas nerima kenyataan itu gak gampang ternyata."

Kuraih tangan teman di depanku itu. Tidak mengerti, kami langsung saja seperti ada koneksi. Saat melakukannya seperti ada kekuatan yang mengalir, setidaknya membuat perasaan jadi tegar.

Kutengok jam dinding lagi. Akbar masih belum turun. Di obrolan grup juga dia menghilang sejak kemarin. Aku khawatir terjadi sesuatu, apalagi semalam benar-benar aneh.

Tidak lama ponsel si Hana berbunyi. "Temen gue. Dia udah di jalan depan," ucapnya sembari berdiri.

"Lo udah nyeritain hal ini juga ke temen kampus lo, Han?" Dia menggeleng. "Terus?"

KOSAN CERIAWhere stories live. Discover now