18 - Bu Kos Balik!

1.6K 365 27
                                    

18 – Bu Kos Balik°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


18 – Bu Kos Balik
°°°

"Orang mah makin sore makin bosen, ini makin sore malah senyum-senyum aja. Ada apa, Sti?" tanya Om Diyat seraya minum air mineral karena dia baru saja dari garasi hingga membuat pakaiannya memiliki noda di beberapa titik. Tidak lupa sebuah kunci inggris masih ada di tangannya, persis seperti tukang bengkel.

Kuraba pipi, benar ternyata terangkat ke atas. Pasti aku tersenyum seperti ini karena tahu kalau Bu Kos sedang dalam perjalanan pulang ke Mandalasari, tidak tahu juga kenapa aku sangat menanti sosok menyebalkan itu.

Bu Kos entah jam berapa akan tiba karena tidak memberi kabar apa-apa setelah telepon tadi pagi, seharusnya sih tidak harus menunggu sampai besok ya karena Om Diyat bilang sekitar lima sampai enam jam juga seharusnya sampai kecuali kalau perjalanan mereka terjebak macet.

"Padahal Bu Kos lebih sering nyebelinnya, tapi Asti malah nungguin dia pulang. Seneng aja gitu, Asti jadi ngerasa aman kalau ada dia di kosan. Beda kalau ada anaknya seisi kosan kayak dimasukin makhluk halus, panas mulu hawanya," jelasku sembari menghitung dan mengecek penjualan sampai sore hari ini.

"Benci tapi cinta itu, Sti. Kayak kamu sama si Rian."

"Ih Om Diyat apaan, Asti enggak cinta tuh sama si Rian."

"Gue juga kagak kali!" sahut cowok itu dengan bibir monyong. "Mending cinta tanah air dah saya Om Bos daripada cinta sama dia."

Om Diyat meledek dengan raut wajahnya. "Jadi kamu selama ini cinta tanah air, Yan?"

"Iya, dong. Makanya selalu jadi warga negara yang baik."

"Coba cium tanah sama air," titah Om Diyat.

Yeuh si kuno. "Jadul banget Om triknya kayak ujian masuk OSIS."

"Kayak lu anak OSIS aja, Sti." Aku yakin seratus persen si Rian ini penasaran padaku makanya dia bertanya, tapi harus ya beratanyanya dengan super nyolot dan mata sipit begitu? Ingin kuhajar saja rasanya lalu lapor ke pak ustad.

"Kepo lu, suka sama gue ya makanya nanya-nanya?"

"Kagak jadi. Gue tarik pertanyaan barusan," terus si Rian menutup wadah bubuk kopi dan masuk ke ruang dapur.

Gak jelas. Cowok aneh. Adik kelas tidak sopan, warga negara yang baik apanya sama kakak kelas saja begitu. Kalau perlu kuberi tahu lagi, si Rian ini tidak sebaya denganku, tapi dia memanggilku tidak ada rasa hormatnya sama sekali. Apa kau harus jadi bendera merah putih dulu biar dihormati?

"Kalau kamu bilang si Adam berangkatnya subuh, kemungkinan Bu Kos berangkat dari Garutnya pagian sih, jadi sore atau malem sebelum jam delapan juga harusnya udah di sini." Om Diyat menghabiskan hampir satu botol minum full air yang ditenggaknya. Lelaki memang lebih banyak haus ya? Pantesan, banyak laki-laki yang haus perhatian sampai melakukan banyak cara buat mendapatkan perhatian wanita. Ya contohnya seperti apa yang terjadi pada si Ica (ngomong-ngomong aku masih sedih karena itu).

KOSAN CERIAWhere stories live. Discover now