17 - Kado Misterius untuk Bang Adam

1.8K 385 45
                                    

• Selamat Membaca •____________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• Selamat Membaca •
____________

1

7 - Kado Misterius dari Penghuni Kosan

°°°

Sebuah apel dari dalam kulkas kukeluarkan, lalu kujadikan teman kencan, enggak dong. Apel itu kujadikan menu sarapan, sebab para penghuni Kosan Ceria belum sepenuhnya selesai bersiap-siap. Seperti biasa toilet lantai dua sedang tidak baik perasaannya jadi air tidak keluar dari sana, aku curiga pipanya berisikan banyak tangan sampai air yang keluar jadi hanya tetesan. Ya, semua penghuni harus mengandalkan toilet lantai satu.

Si Hana kebagian giliran terakhir mandi dan dia sedang melakukannya sampai suara keran air memekakkan telinga. Aku, Akbar, si Wahyu, dan si Malik sudah lebih dulu karena jadwal kuliah gadis itu agak siangan.

Tidak lama Akbar turun, belum juga batang hidungnya kelihatan harumnya sudah kelayapan. Dia terlihat segar dengan rambutnya yang masih basah, tidak lupa sapaan selamat pagi dia ucapkan dan duduk di meja dapur berhadapan denganku yang sedang berdiri.

"Makasih," ungkapnya setelah kusodorkan apel potong yang sudah dikupas kulitnya.

Gigitan pertama Akbar pada apel itu menimbulkan bunyi yang khas, membuatku tersenyum dan ikut duduk berhadapan dengannya. Kata orang kalau sedang jatuh cinta segala hal tentang dia walau itu hal kecil pasti akan selalu terasa istimewa, dan Akbar seperti itu untukku. Jadi dengan hanya melihatnya ada di depanku saja aku sudah merasa memiliki pagi yang mengesankan.

"Kalau dipikir-pikir lagi, aturan yang kita bikin buat masakin orang baru selama tiga hari itu bener-bener enggak berlaku buat lo ya, Bar," ucapku terkekeh merasa semua yang terjadi pada kosan akhir-akhir ini benar-benar melelahkan. "Padahal itu salah satu cara pendekatan penghuni lama sama penghuni baru buat saling ngobrol. Eh, yang ada malah kita bikin lo harus ngerasain banyaknya masalah di sini, walau gue sendiri kaget karena biasanya Kosan Ceria enggak seproblematik sekarang. "

"Udahlah. Gue juga kan enggak keberatan kalau soal itu, Sti. Pertama kali masuk ke sini malah gue enggak ngerasa sebagai orang asing karena langsung diajak ngobrol sama lo. Malah kalau dipikir-pikir lagi mungkin gue penyebab dari semua kekacauan di sini."

"Enggaklah, gue seneng malah lo bisa jadi bagian dari kosan ini. Mungkin kalau lo enggak ada dan hal-hal kayak kemaren tetep kejadian, bisa aja gue dan kita semua yang ada di sini saling egois dan mau menang masing-masing. Lo tuh bisa diandelin di sini, Bar. Khususnya buat gue." Dan buat hati ini yang sudah lama sekali tidak berdebar melihat senyuman seseorang.

Tidak ada percakapan lagi setelah ulasan senyum dari si laki-laki yang harumnya tetap bertahan itu, dia menghabiskan apelnya sembari melihat ponsel sesekali karena notifikasi yang terus berdatangan, kemudian dia membalikkannya supaya tidak mengganggu percakapan kami. Hal remeh, tapi aku merasa dihargai.

KOSAN CERIAWhere stories live. Discover now