45 - Perjanjian Permainan

772 93 6
                                    

SEBELUMNYA, aku mau ngasih tahu kalau Kosan Ceria ada versi chat keseharian mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SEBELUMNYA, aku mau ngasih tahu kalau Kosan Ceria ada versi chat keseharian mereka. diupload di instagram @ haii.pai, di sana banyak keseruan warga kosan. mampir yaa!!

•••

45 - Perjanjian Permainan

•••

POV 3

•°•°•°

Sesuai janji Asti kini menyalurkan tenaganya untuk membantu ibu si Rian menyelesaikan pesanan katering. Tadinya ia tidak keberatan kapanpun rekan kerjanya meminta tolong pasti akan ia penuhi sebagai bentuk terima kasih, tapi akhirnya cowok itu hanya meminta satu minggu sekali, tepatnya di malam kamis karena selalu banyak pesanan untuk besoknya disuguhkan ke pengajian ibu-ibu di Mandalasari.

Istri ustaz Somat itu senang sekali menceritakan banyak hal, terutama tentang anaknya yang bernama Rian. Bisa tiap lima menit sekali Asti mendengar pujian untuk rekan kerjanya. Mulai dari selalu bangun pagi, rajin membantu keluarga, bahkan peduli sesama. Bagi sebagian keluarga memuji anak sendiri mungkin hal biasa, tapi bagi sebagian anak di keluarga lain mungkin tidak pernah ada kalimat pujian yang diberikan orang tua untuknya, karena itu Asti sedikit tidak nyaman.

"Ngomong-ngomong bagaimana kabar bapak kamu, Sti?" tanya Bu Nani—nama ibu si Rian. "Rian kemarin-kemarin sempat cerita kalau bapakmu masuk rumah sakit."

"Katanya sudah pulang ke rumah, Bu."

"Kamu belum nengok langsung?"

Asti langsung menghentikan aksi membungkus kue lapis. Pertanyaan itu sederhana, tapi cukup menyinggung perasaannya. Tidak, ini bukan salah ibu si Rian, tapi salahnya karena tidak memikirkan kondisi orangtuanya, sama seperti yang dilakukan orangtua padanya.

Asti juga tidak tahu pernah memikirkan untuk menjenguk langsung atau tidak, selama ibu tirinya tidak koar-koar ia rasa kondisi bapak baik-baik saja. Terlebih lagi sekarang ponselnya sudah tidak ada, jadi ia tidak tahu ibu tirinya koar-koar di sosial media atau tidak. Kalau ada apa-apa pastinya warga sini sudah pada tahu, terutama Om Diyat, dan sampai hari ini Asti tidak mendengar kabar apapun lagi. Walau kalau dipikirkan aneh juga, seorang anak tahu kondisi orangtuanya sendiri dari tetangga, bukan kabar langsung dari mereka.

"Bu, kayaknya itu udah mateng. Jangan sampai hancur nanti kuenya," ungkap si Rian yang langsung membuat panik sang ibu.

Si Rian sengaja melakukan itu supaya kondisi dapur tetap terasa nyaman dan aman bagi Asti. Ia merasakan bahwa pertanyaan ibunya cukup membuat si rekan kerja berkecil hati, salahnya tidak memberi tahu kalau Asti diperlakukan tidak baik oleh orangtuanya semakin ke sini-sini. Ia merasa bersalah.

"Maafin ibu, dia cuma gatau. Nanti gue kasih dia penjelasan," ucap si Rian berbisik supaya tidak menyakiti hati ibunya, tapi juga tulus mengucapkannya pada Asti.

Gadis itu hanya mengangguk, lalu kembali membungkus kue lapis.

Lama-lama Asti muak juga sering mendapatkan permintaan maaf. Selalu saja maaf dari orang yang bahkan tidak punya masalah berarti kepadanya. Bukan maaf seperti itu yang ia harap dengar, tapi maaf langsung dari orang yang sudah menyakitinya, seperti bapak, seperti keluarganya.

KOSAN CERIAWhere stories live. Discover now