sahabat

2.4K 223 14
                                    

Kiana baru saja turun dari bis jika waktu itu dia naik angkot,tapi sekarang dia memilih naik bis saja karna tidak mau berdesakan,masalah sepeda nya dia masih belum membeli sepeda baru,menurutnya sepeda kiana sudah sangat butut ia juga tidak mau berangkat bersama Khanza,ia terus menolak tawaran Khanza ia masih marah dengan cowok itu sejak malam dimana ia bertengkar,lagian untuk kali ini dia benar-benar tidak mau berurusan dengan para Harem Lily...

Kiana berjalan memasuki gerbang semua murid sudah ramai berdatangan...

"Kiana!!"

Gadis itu melihat kearah suara dimana seorang gadis berdiri di bantu tongkat,sedang tersenyum kearah nya.

"Raisa" kiana berjalan cepat menuju gadis itu dimana ia berdiri bersama dua sahabatnya.

"Kaki kamu udah sembuh??" Tanya kiana melihat kaki Raisa.

"Udah, tapi masih sedikit ngilu jadi di suruh pakai tongkat" jawab Raisa dengan senyum yang gak luntur.

"Syukurlah kalo gitu"

"He'eh, oh ya kenalin ini sahabat gue" ucap Raisa menunjuk 2 gadis lain nya.

"Oh hy aku kiana"

"Hy juga, gue Revi"

"Dan gue lira,,, oh ya gue denger elu yang nolongin Raisa ya?" Tanya lira bersemangat.

"I-itu cuma kebetulan kok" sahut kiana tersipuh.

"Tapi meski begitu,makasih ya udah nolong bestie gue kalo gak ada Lo,gak tau deh gimana nasib nya" ucap lira tersenyum tulus,kiana mengangguk saja.

"Tapi berkat Lo gue gak jadi makan nasi kotak" timpal Revi.

"Sialan,Lo do'ain gue mati ya?" Kesal Raisa mengacung kan tongkatnya,namun Revi hanya menjulurkan lidah saja.

"Jangan di dengerin, mereka emang gitu suka berantem" bisik lira pada kiana,sekali lagi kiana mengangguk di sertai senyum manis.

"Tapi beneran,kami terima kasih banget sama lo yang mau nolong Raisa bahkan juga donorin darah ke dia, gue salut sama lo tetap nolong orang yang ngebenci Lo"

Kiana sedikit terkejut mendengar perkataan lira yang bisa tau dia mendonorkan darah pada Raisa.

"Gak usah kaget gitu,,, waktu Raisa di rawat,, mama nya udah jelasin kalo Lo yang nolong Raisa,dan kita juga tau kalo kalian pernah ngejar cowok yang sama" lanjutnya.

"I-iya bener kalo aku yang donor darah ke Raisa,tapi kalo soal cowok itu cerita dulu sekarang aku udah gak gitu" ungkap kiana bersungguh-sungguh.

Lira hanya tersenyum lebar menatap gadis lugu di depan nya, "gue salut sama lo,,, gue yakin Lo tau persis kalo Raisa benci banget sama lo,tapi tanpa pikir panjang Lo nolongin dia bahkan ngasih darah Lo ke dia,,, gila baik banget"

Kiana menggaruk tengkuk leher nya yang sedikit gatal mendengar pujian atau apa lah ia tak mengerti,ia juga bingung harus menanggapi nya seperti apa.

"Aku gak mikirin apa pun saat itu, menolong orang juga gak harus melihat perilaku dia ke kita seperti apa,,,, meski orang itu jahat ke aku gimana pun kalo butuh pertolongan aku juga akan melakukan nya" ucap kiana menunduk menyembunyikan wajah malu nya.

Mendengar itu lira tertegun di tambah wajah cantik yang malu membuat nya gemas,lira tersenyum ia melirik Raisa yang sudah menatap mereka dengan senyuman.

"Lo punya temen yang luar biasa kayak nya sa" ucap Revi merangkul Raisa.

Lira kembali melihat kiana yang melongo melihat mereka.

"Kalo orang di dunia ini berpikiran polos kek lu, gue yakin gak ada yang nama nya perang dunia deh" sanjung lira ikut merangkul kiana yang tak mengerti.

"Maksudnya?"

"Mau jadi sahabat kita gak?" Tawar Revi berharap.

💞💞💞💞💞

Seperti yang diinginkan Revi kini kiana resmi mereka akui sebagai sahabat,walau pun beda kelas bagi Revi dan lira kiana adalah adik bontot mereka,Raisa juga tidak keberatan karna ia tidak ada alasan lagi buat membenci gadis lugu itu,masalah perasaan nya ke renza Raisa sudah tidak memikirkan nya,ia hanya bisa berteman dengan kiana saja.

Kiana mengerjakan pelajaran dengan mudah karna dia memang murid yang pintar,renza di meja nya menatap kiana dengan senyuman gadis manis itu semakin manis di saat serius,mungkin dulu dia sangat muak dengan gadis itu tapi entah kenapa dia sangat menyukai semua ekspresi kiana,seperti saat ini.

Renza mengambil sesuatu didalam tas lalu meletakkannya di meja kiana,gadis itu menoleh di tengah pelajaran ia menatap kotak kecil di sana bingung,lalu menatap renza secara bergantian.

"Buat kamu!!" Ucap renza setengah berbisik.

Kiana semakin bingung di tambah ucapan renza yang berubah,sejak kapan ia menyebut 'lo' di ganti 'kamu' membuat kiana sedikit merinding.

"Aku?" Tanya kiana menunjuk diri sendiri,renza mengangguk di iringi senyuman melihat itu tentu saja kiana semakin takut.

Kiana meraih kotak itu ragu, saat ingin membuka suara guru terdengar menyuruh mengumpulkan soal pelajaran mereka.

Gadis itu mengurungkan niat membukanya ia langsung memberikan soal nya ke ketua kelas,setelah kelas terasa sepi renza menghampiri kiana yang bersiap untuk keluar.

"Mau apa??" Tanya kiana kaget karna di hadang renza.

"Buka dong hadiah nya" ucap renza dengan senyum tak luntur.

"Itu hadiah sebagai ucapan atas kesembuhan kamu" sambungnya lagi.

Kiana menatap kotak dan renza secara bergantian.

"Ini gak perlu,lagian aku cuma demam karna flu gak harus ngasih hadiah... Dari pada itu mending ini kamu kasih ke Raisa ia juga baru sembuh dari sakit nya, dia paling layak menurut ku!" Jelas kiana mengulurkan kotak itu pada renza.

Wajah renza seketika berubah dari berbinar kini menjadi datar,ia tidak suka ucapan dari kiana yang seakan mendorongnya untuk bersama Raisa.

"Buat apa aku ngasih dia?" Tanya renza datar.

"Buat selamatan atas kesembuhan nya"

"Aku ngasih ini ke kamu kiana" tekan renza.

"Aku gak butuh" jawab kiana cepat.

"Dia lebih menyukaimu dari pada aku" lanjutnya "Raisa pasti seneng"

"Emang kamu gak suka lagi sama aku?" Tanya renza tiba-tiba.

Kiana menatap mata tajam renza entah kenapa mata itu seakan kecewa,namun bukan urusan nya kan kalo renza merasa kecewa?

"Aku kan udah bilang aku gak akan ganggu kamu,,, apa lagi ganggu hubungan kamu sama Lily" ucap kiana lugas.

"Jadi? Iya atau gak??" Tanya renza dingin.

"Iya" kiana meletakan hadiah renza di atas meja,ia memang harus mempertegas hubungan mereka agar tak terjadi kesalah pahaman antara dia dan para Harem Lily.

"Kita hanya sebatas sahabat" ucap kiana lalu pergi dari hadapan renza.

Renza menatap kotak kecil itu menusuk,ia pikir kiana hanya berperlakuan sebagai trik agar bisa menarik perhatian nya,awal kiana berubah ia percaya diri jika kiana hanya sebentar cuek kedia,tapi entah sejak kapan pikiran itu menjadi sebuah hal yang mengganggu,di tambah banyak yang mendekati kiana maka dari itu ia kesal, ia akan memperlakukan kiana dengan manis agar gadis itu kembali mengejar nya,tapi kenapa sekarang sangat susah menaklukkan kiana.

Love Kiana❤️❤️❤️Where stories live. Discover now