Eldric || 5

111K 7.6K 258
                                    

Eldriana bersama ketiga sahabatnya berada di kantin.

"Abis istirahat ini kita pelajaran olahraga ya." keluh Sasi.

"Iyah lah. Kenapa lo?" tanya Indira.

"Males gue, mana hari ini gue lagi kedatangan sesuatu yang nggak di undang." sahutnya.

Mengerti dengan ucapan Sasi, mereka hanya ber'oh'.

"Biar nggak itu, pake papers aja." usul Friska dengan tertawa di ikuti oleh ke dua sahabatnya.

Sasi berdecak kesal. "Gue serius ih. Gue nggak ikut olahraga hari ini, apalagi nanti sama pak boncel di suruh lari kodok. Mana tuh pak boncel sering banget liatin gue."

Pak boncel adalah Bondan Celo. Karena semua siswa siswi memanggil nama pak Bondan dengan singkatan.

"Mungkin dia suka. Secara body lo montok kayak bebek behenol." ledek Indira.

"Itu kan kata-kata sering banget gue denger dari om Mahesa ledekin untuk om Azka." ucap Friska.

Indira tertawa. "Memang iya."

"Masa gue di samain sama bebek." kata Sasi kesal.

"Tuan putri, diem aja. Dikit aja ngomong, mukanya jangan lempeng gitu ah." Friska menarik ujung bibir Eldriana agar tersenyum lalu tertawa.

"Emang di mulut lo ada lem nya ya. Sampe tuh mulut nutup mulu." kata Sasi pada Eldriana.

Eldriana menepis tangan Friska pelan, yang sedari tadi mencoba membuatnya membuka mulut.

Eldriana menghela napas.

"1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 2---" ucapan Eldriana di potong oleh suara cowok di sampingnya. Dia menoleh ke samping.

"Coba hitung lebih banyak lagi. Rico pengen tau seberapa banyak kalau Eldriana cinta sama Rico." ucap Rico sembari duduk di sebelah Eldriana lalu dia memberikan senyum manis.

Sasi, Indira dan Friska. Menunjukan wajah terbengong.

Rico mencubit pipi Sasi, Indira dan Friska. Karena dia tidak suka melihat ekspresi mereka seperti itu.

"Sakit tau." kata Friska. Sembari memukul tangan Rico

Rico tertawa renyah.

"Gue aduin ah sama kak Eldric. Kalau Eldriana di gombalin sama lo." ancam Sasi pada Rico.

"Jangan! nanti gue kasih kalian permen yang ada rasa asem manis. Yang manisnya cukup liat muka gue, kalau asem nya kalian cukup liat muka Lanka dan Arza." ucap Rico dengan pedenya.

"Astagafirullah!" seru mereka, kecuali Eldriana.

Rico menoleh pada adik sahabatnya. "Salah benernya gue nggak tau. Apa gue suka atau hanya sekedar rasa kagum sama dia. Tapi kenapa gue ngerasa ada sesuatu,"  batinnya.

Friska, Sasi dan Indira mereka pergi untuk memesan makanan yang lain. Mereka memang suka makan. Namun tubuh mereka tetap kurus.

"Kenapa?" tanya Eldriana. Rico sedari pula memandang wajah perempuan di hadapan nya tanpa berkedip.

Rico menggeleng. "Gapapa."

Eldriana hanya memberikan senyum pada Rico.

"Boleh nggak kalau Rico kenal sama Eldriana?"

"Kenapa bilang?" tanya Eldriana balik.

"Takutnya Rico nggak boleh kenal sama Eldriana."

"Boleh kak." ucap Eldriana.

ELDRIC (Completed)Where stories live. Discover now