Eldric || 42

58.2K 5.3K 540
                                    

Eldric dan Dave setelah pulang dari rumah Qia. Mereka menyempatkan berteduh di sebuah halte. Karena ketika di perjalanan menuju pulang, tiba saja hujan turun dengan lebat. Akhirnya mereka berteduh di sebuah halte.

Eldric melihat Dave tengah memainkan air hujan yang turun dengan telapak tangan nya.

"Bocah banget lo." ejek Eldric.

Dave hanya tersenyum kecil menanggapinya.

"Gue mau cerita sama lo." ucap Dave. Dave duduk di sebelah Eldric.

"Yaelah, ceritanya lo mau curhat sama gue gitu." kata Eldric semabari menoleh pada Dave.

"Terserah sih, lo mau bilang gue ini curhat atau gimana. Tapi gue beneran mau cerita sama lo." ucap Dave.

"Apa lo cerita soal hubungan lo dulu sama Qia?" tanya Eldric. Mengarah pandangan matanya menatap pada hujan sesekali dia menundukkan kepalnya sekilas.

Eldric mengambil sebungkus benda beracun dari saku celana levisnya. Ia mengambil satu batang, lalu Eldric memberikan bungkus benda beracun itu pada Dave. Dave menerimanya.

Kemudian mereka sama-sama menyalakan benda beracun itu dengan pematik. Lalu mereka saling menghisap dengan hikmat. Eldric membuang asap ke udara.

"Lo bener. Gue mau cerita soal gue yang nyakitin Qia, padahal nyatanya gue nggak pernah sakalipun nyakitin dia." ucap Dave.

Eldric menoleh sekilas pada Dave. "Maksudnya lo gimana?" Sesekali ia membuang asap ke arah kanan.

"Sebenernya gue nggak pernah selingkuh, gue nggak pernah sedikitpun ada niatan buat selingkuh di belakang Qia." kata Dave. Sesekali melakukan hal yang sama seperti Eldric.

"Terus yang Qia maksud dia liat lo selingkuh sama cewek lain apa?"

Dave berdiri dari posisi duduknya. "Gue punya adik perempuan satu-satunya. Selama gue pecaran sama Qia, gue nggak pernah cerita sama dia kalau gue punya adik."

Eldric terus mendengerkan apa yang akan Dave katakan padanya.

"1 minggu gue mamang nggak pernah ada waktu buat Qia. Karna waktu itu gue buat ngurusin adik gue yang sakit. Dan mungkin waktu gue peluk adek gue, tanpa sengaja Qia melihat gue peluk adik kandung gue sendiri, di taman. Dari sana mungkin yang di pikir Qia, cewek itu selingkuhan gue. Adek gue juga seumuran kayak Adek lo, Ana." Dave tersenyum getir ketika ia mengucapkan kata sakit.

"Nah dari situ kenapa lo nggak coba jujur sama Qia." ucap Eldric.

Dave menggeleng. "Gue udah coba jujur sama dia, kalau dia bukan selingkuhan gue. Tapi gue nggak pernah cerita kalau dia adalah adek gue. Dan mungkin Qia terlanjur kecewa sama gue, sampe nggak mau percaya sama gue."

Dave membayangkan disaat-saat dirinya bersama Qia. Dave sejujurnya merindukan sosok Qia yang selalu membuatnya bahagia, membuatnya tertawa. Tapi sekarang hanya akan menjadi kenangan untuknya dan Qia.

"Lo salah, lo juga kenapa nggak bilang kalau dia adek lo. Dan lo harusnya meyakinkan dia bukan malah tambah Qia makin benci sama lo." ucap Eldric.

"Adek gue ngelarang gue buat kasih tau sama siapapun selain keluarga gue. Karna dia pernah cerita sama gue sebelum meninggal, dia bilang nggak mau bikin gue malu karna punya adek penyakitan. Padahal sama sekali gue nggak pernah malu sama dia. Justru gue sayang banget sama adek gue." ucap Dave penuh luka di hatinya.

Eldric yang mendengar pun terkejut. Eldric menghampiri Dave. Sebelumnya ia membuang putung rokok lalu menginjaknya. "Meninggal? Emang adek lo sakit apa?"

"leukemia." ucap Dave lirih.

Eldric menepuk bahu Dave. "Lo sabar ya, gue yakin di atas sana adek lo udah bahagia. Adek lo juga nggak akan ngerasain sakit lagi."

ELDRIC (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang