Eldric || 25

60.6K 5.4K 317
                                    

Ketika Eldric tengah berbicara dengan Tabina. Dia seperti melihat seseorang pergi dari depan kamarnya.

Eldric beranjak dari tempat tidur.

"Lo mau kemana?" tanya Tabina.

"Gue kedepan sebentar. Lo tunggu sini ya." ucapnya.

Tabina pun mengangguk.

Eldric segera bergegas keluar dari kamarnya. Ketika dia berdiri di anak tangga. Pandangan mata Eldric tertuju pada Qia yang baru saja turun dari anak tangga.

"Qiandra, udah ketemu sama Eldric nya. Ko sebentar banget?" tanya Maudy.

Qiandra mengangguk. "Udah tante. Eldric udah baikkan ko. Tante, kak Adam. Qia pamit mau ke sekolah."

"Kenapa dia bohong." gumam Eldric.

Eldric masih berdiri di sana. Sembari mendengarkan percakapan mamahnya dan Qia.

Sampai akhirnya Qia pamit untuk pulang.

Ketika Qia pergi keluar. Eldic menuruni anak tangga dengan cara hati-hati. Ketika sudah di bawah, Maudy melihat pada Eldic.

"Eldric, kamu udah baikkan?" tanya Maudy.

"Udah mah."

"Kamu mau kemana?" tanyanya.

"Aku keluar sebentar ya mah." pamit Eldric.

"Terus Tabina?"

"Lagi di kamar." sahut Eldric.

"Tabina siapa tante?"tanya Adam.

"Masa kamu lupa. Tabina temen nya Eldric waktu kecil."

"Oh. Cantik nggak? Kalau cantik, Adam embat ya." gurau Adam.

Maudy menghiraukan nya.

Sedangkan Eldric sudah pergi dari rumahnya. Dia mengikuti Qiandra dari belakang.

Namun tiba-tiba saja Eldric terjatuh di aspal. Karena Eldric memakai celana pendek, membuat dengkul sebelah kanan nya terluka.

"Sialan pake jatoh segala." gerutunya.

Dari arah belakang ada seorang anak kecil laki-laki tengah mempertawakan Eldric.

"Om jatoh ya?" tanyanya di sela-sela tawanya.

Eldric menengok ke belakang. "Kagak, gue lagi nyunsep, pake tanya lagi." sahut Eldric.

Anak kecil itu masih saja tertawa. "Sini om, aku ajarin jalan." katanya.

"Ehh dasar lo, ngeledekin gue." ujar Eldric. Kemudian Eldric berdiri. Memandang anak kecil itu tajam.

Anak kecil itu pun berlari terbirit-birit.

"Untung bocah yang liat gue jatoh. Eh tapi, kemana Qia." ucapnya sembari melihat ke arah depan.

"Sialan, gara-gara jatoh. Gue nggak tau Qia kemana."

Eldric mencoba melangkah untuk mencari kemana Qia.

Namun tiba-tiba Eldric melihat ke arah lapangan basket. Di situ Qia tengah melempar bola basket dengan wajah kusut.

Eldric pun menghampiri Qia.

"Maen sama gue yuk." ajaknya. Sembari mengambil bola basket itu.

Qiandra hanya diam, sembari memperhatikan cara Eldric itu memantulkan bola basket beberapa kali.

"Ayo berani nggak lawan gue?" tanya Eldric.

Qia masih enggan menjawabnya.

Eldric menghampiri Qia.

ELDRIC (Completed)Where stories live. Discover now