Eldric || 39

50.2K 5K 513
                                    

Jam 12 malam Eldric baru saja pulang ke rumahnya. Ketika semua orang khawatir padanya tapi Eldric hanya bersikap biasa.

Mahesa yang tidak bisa tidur, dia duduk di ruang tamu. Karena menunggu kabar anak nya dari Arza. Menyadari kehadiran Eldric. Mahesa beranjak menghampiri Eldric

"Dari mana kamu? Jam berapa sekarang?" tanya Mahesa dengan tegas.

Eldric berdecak. "Papah ngangetin aku aja." sahut Eldric.

"Papah serius. Dari mana kamu?" tanya Mahesa kembali.

"Abis cari angin pah." ucap Eldric seadanya.

"Jangan bercanda kamu. Pulang sekolah kenapa nggak langsung pulang ke rumah?" Mahesa menatap Eldric dengan tegas.

Eldric bisa melihat itu di mata papahnya. Jika papah nya tengah parah padanya. "Maafin Eldric pah. Eldric pergi ke rumahnya om Juna."

Mahesa mencari kejujuran di mata Eldric. "Ponsel kamu kenapa nggak aktif? Kamu tau, mamah kamu khawatir banget sama kamu. Kalau sampe terjadi sesuatu sama calon adik kamu gimana, hah." bentak Mahesa.

Mahesa marah pada Eldric bukan dia tidak sayang. Justru sebaliknya dia sayang pada putra laki-laki nya. Dia khawatir akan terjadi sesuatu pada putranya.

Eldric menundukan kepalanya. "Maafin Eldric pah. Eldric khilaf, Eldric salah."

"Yaudah sanah kamu masuk kamar." perintah Mahesa.

Akhirnya dengan perasaan takut. Eldric melangkah meninggalkan papahnya yang masih berada di ruangan tamu.

Mahesa memperhatikan langkah putranya.

Eldric masuk ke kamar mamahnya terlebih dahulu. Sampai di dalam kamar, Eldric mendekat pada mamahnya. Eldric duduk di samping mamahnya, memandang wajah mamahnya yang terlihat sembab di kedua kelopak matanya karena menangis.

Eldric meraih telapak tangan Maudy menciumnya beberapa kali. "Mah! Maafin Eldric ya udah buat mamah sama papah khawatir sama aku." ucapnya dengan memelankan suaranya. Agar mamahnya tak terbangun.

"Eldric juga udah bohong sama papah." sambungnya dengan nada suara lirih.

"Papah tau kamu bohong. Papah bisa liat di mata kamu ada kebohongan."gumam Mahesa. Mahesa berdiri di luar kamar mendengar ucapan demi ucapan dari Eldric.

Eldric terus memperhatikan wajah mamahnya. Namun di kedua mata Eldric terlihat berkacak-kacak.

"Maafin Eldric ya mah." ucapnya lagi.

Setelah mengucapkan kata itu. Eldric keuar dari kamar mamahnya. Ketika Mahesa melihat Eldric akan keluar dari kamarnya secepatnya ia Mengumpet.

Eldric menutup pintu kamar mamahnya. Lalu Edric masuk ke dalam kamarnya.

Eldric menyalakan ponsel nya yang sengaja ia matikan. Ketika ponsel itu menyala, banyak beberapa pesan yang masuk. Namun Edric menghiraukan pesan-pesan yang masuk itu.

Eldric menidurkan tubuhnya di tempat tidur. Pandangan matanya menatap kosong pada langit-langit kamarnya.

Beberapa menit mata Eldric terpejam dengan rapat. Karena kedua matanya merasa kantuk.

Setelah Eldric tertidur dengan pulas. Maudy masuk ke dalam kamar Eldric.

Karena Mahesa sudah cerita pada Maudy.

Maudy duduk di sampung Eldric. Mengelus kening Eldric. "Kamu punter banget udah buat mamah khawatir." gumamnya lirih.

Maudy kengecup kening Eldric dua kali. Lalu Maudy naik ke atas tempat tidur Eldric lalu Maudy tidur di samping putranya.

ELDRIC (Completed)Where stories live. Discover now