Eldric || 36

62.2K 5.2K 318
                                    

Di perjalanan Eldric tak henti-hentinya mencoba menggoda kekasihnya. Dengan ulah Eldric, membuat Qiandra ingin sekali mendorong Eldric dari atas motornya.

Qiandra menyandarkan wajahnya di pungung Eldric. Memeluknya dengan sangat erat.

"Ternyata jatuh cinta itu enak ya. Kenapa nggak dari dulu aja gue jatuh cinta. Tapi bukan jatuh cinta yang sering gue dapetin, tapi jatuh karna tanpa sebab baru gue sering." batin nya sesekali Eldric menggeleng merasa geli atas kebodohan nya.

Eldric melihat Qiandra di kaca spion motornya, meski tak jelas. Eldric merasakan bahagia bila dia di dekat Qiandra. Kebahagiaan Eldric sekarang ada pada di diri gadis yang bersandar di punggungnya. Meski Eldric sudah merasakan bahagia bersama keluarganya.

Namun tiba-tiba saja pikiran Eldric meraskan suatu hal yang menakutkan baginya. Dia tidak ingin kehilangan atau meninggalkan kekasihnya.

Eldric selalu berdoa jika dia akan mendapatkan takdir dari Tuhan dengan baik. Eldric seperti menepis jika Tuhan akan memberikan takdir yang buruk.

Eldric hanya ingin selalu bahagia bersama Qia. Mencintainya sampai tak punya batas waktu, hari dan tahun.

Qiandra mengecangkan pelukkan pada Eldric. Membuat Eldric tertawa geli.

Dia meraih telapak tangan Qia. Mengecupnya beberapa kali.

Beberapa menit pun mereka sampai di tempat tujuan.

Mereka sama-sama turun dari atas motornya. Sesekali mereka saling melempar senyuman.

Eldric menggengam tangan Qia dengan erat.

"Ke tempat ini lagi?" tanya Qia.

Eldric mengangguk. "Iyah. Aku pengen kisah cinta aku sama kamu itu, sama kayak papah dan mamah aku."

Yap! Eldric mengajak Qiandra ke tempat taman yang pernah dulu Mahesa dan Maudy selalu singgah ke tempat itu. Tempat yang banyak kisah tentang Mahesa dan Maudy.

Mahesa atau Maudy. Mereka selalu menceritakan pada kedua anak nya tentang kisah cinta mereka di taman itu, atau pun di tempat lain. Tapi tempat yang peling berkesan adalah taman itu.

Namun ayunan yang terbuat dari kayu di taman itu sudah tidak ada lagi.

Eldric mengajak Qia duduk di bawah pohon yang membuat ke duanya tidak merasa kepanasan.

"Kamu seneng banget kalau datang ke tempat ini?" tanya Qia penasaran.

Eldric mengubah posisinya menjadi menghadap ke arah Qia.

"Ini tuh tempat favorite buat papah sama mamah aku. Emang sih tempatnya sederhana. Tapi papah aku pernah bilang, tempat ini paling berkesan buat mereka berdua." sahut Eldric.

"Nggak kebayang deh, kisah mamah sama papah kamu masa-masa muda mereka kayak gimana waktu dulu." ucap Qia.

"Yah! Kayak aku sama kamu lah. Tapi papah aku tuh lebay banget orang nya, tapi aku bangga punya kedua orang tua seperti mereka." ucap Eldric.

"Kamu ngatain papah kamu lebay. Terus kamu nggak lebay juga gitu?" tanya Qia.

Eldric menggaruk tekuk lehernya. "Dikit sih."

ELDRIC (Completed)Where stories live. Discover now