Eldric || 32

59.3K 5.2K 679
                                    

Pukul 8 malam. Maudy tengah membangunkan Eldric yang sedari tadi tak juga mau membuka matanya. Setelah Eldric mengantarkan Qia pulang. Dia juga langsung pulang kerumahnya dan langsung tidur.

Bukan hanya ada Maudy, Mahesa, Tabina dan Ana pun juga ada di sana.

"Coba aku bangunin nih anak. Ya allah, kenapa ya punya anak tidurnya kebo banget." keluh Mahesa.

Mahesa naik ke atas kasur Eldric. Mahesa menoleh pada istrinya. "Kalau aku gigit tangan dia, boleh nggak, semoga aja pas aku gigit, dia berubah jadi doraemon. Gemes aku tuh kalau udah liat nih anak susah banget bangun nya."

Maudy, Ana dan Tabina terkekeh.

"Jangan sakiti dia. Itu sama aja kamu sakitin hati aku." sahut Maudy.

"Kalau aku slingkuh boleh?" tanya Mahesa.

Maudy mengangguk. "Boleh banget sayang. Asal selingkuhan kamu harus berhadapan dulu sama aku."

"Cie cemburung nih?" goda Mahesa.

"Cemburu om, bukan cemburung." kata Tabina. Mahesa mengangguk kecil.

"Bukan. Tapi aku mau kasih selamat sama selingkuhan kamu." gurau Maudy.

"Jahat kamu mah." ucap Mahesa.

"Yaudah cepetan bangunin Eldric." kata Maudy.

Tabina tengah membayangkan jika yang membangun Eldric itu adalah dirinya bukan Mahesa. Tabina tersenyum ketika membayangkan dirinya memberikan kecupan di kening Eldric. Dan Eldric terbangun dari tidurnya.

"Eldric gue ko makin sayang sama lo ya." batin Tabina.

Ana yang berada di samping Tabina. Menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa kak?" tanya Ana.

Lamunan Tabina pun membuyar. "Gapapa ko." sahutnya dengan malu.

"ADA KECOA, KECOA NYA SEGEDE GAJAH." teriak Mahesa di telinga Eldric.

"QIANDRA." teriak Eldric. Seketika Eldric membuka matanya dengan mata melotot. Napas Eldric memburu sangat cepat.

Ekspresi wajah Tabina berubah tidak suka ketika Eldric memanggil nama perempuan lain.

Mahesa menarik telinga Eldric. "Oh, dari tadi kamu tidur. Lagi mimpiin Qiandra, pinter banget nih anak bikin semua orang khawatir." geram Mahesa.

Eldric menoleh pada Kedua orang tuanya saling bergantian. "Papah, mamah. Kenapa tega nampar Eldric?" tanyanya.

Mahesa dan Maudy mengerutkan keningnya. Mereka tidak merasa menampar putra pertamnya. Mahesa menjauhkan tangan nya dari telinga Eldric.

"Eldric mohon pah, mah. Jangan pisahin Eldric sama Qia, jangan samakan aku kayak air dan minyak goreng yang nggak bisa bersatu."

Tabina berdecak kesal pada Eldric karena Eldric selalu menyebut nama Qiandra.

Mahesa dan Maudy sama-sama di buat bingung dengan ucapan putra pertamanya.

"Kamu ngomong apa sih?! Tadi kamu bilang kalau papah sama mamah nampar kamu. Sekarang kamu ngomong jangan pisahin kamu sama Qia. Yang jelas kalau ngomong." kata Mahesa.

"Eldric mimpi papah sama mamah nampar Eldric. Terus karna papah sama mamah nggak restuin Edric sama Qia. Nah terus Eldric pingsan masa." tutur Eldric. "Dan tadi Eldric--" ucapan Eldric terhenti, karena dia tidak ingin menceritakan semuanya mimpinya pada kedua orang tuanya.

Maudy mengusap pucuk kepala Eldric. Mana tega Maudy menampar anak nya. Maudy bahkan Mahesa begitu menyayangi kedua anak nya.

"Kak Eldric pasti lagi mimpi tadi." kata Ana.

ELDRIC (Completed)Where stories live. Discover now