Eldric || 45

55.1K 5.5K 564
                                    

Qiandra melangkahkan kakinya dengan hati-hati. Qiandra merasa takut, dan ia tidak percaya pada Eldric. Mengapa Eldric mengajak dirinya bertemu di tempat hutan yanga jelas-jelas ada larangan nya.

"Aduh!" tanpa sengaja Qia terjatuh karena tersandung akar pohon yang besar.

Namun Qia tetap terbangun dari terjatuhnya.

"Eldric." teriak Qia.

Namun Qia tak mendengar ada sahutan dari Eldric.

Qia mencoba mencari keberadaan Eldric. Meski dirinya sungguh takut sendirian di dalan hutan yang gelap dan begitu menyeramkan.

"Eldric, please jangan buat aku takut, kamu di mana?" teriak Qia.

Hanya ada binatang kecil yang mengeluarkan suara begitu nyaring.

Tiba-tiba Tabina berdiri di hadapan Qia memberikan senyum sinis.

"Akhirnya lo dateng juga. Lo tau, gue nunggu lo dari tadi di sini." ucap Tabina sembari melipat ke dua tangannya.

Qia merasa terkejut atas kehadiran Tabina di hadapan nya.

"Tabina! Lo."

"Kenapa? Nggak usah kaget lo tolol." ujar Tabina sinis.

Qia hendak pergi menghindar dari Tabina. Namun Tabina lebih dulu mencekal pergelangan Qia.

"Jangan bilang ini--"

"Iya, gue yang udah jebak lo. Dasar cewek bego, tolol mau aja gue tipu." ucap Tabina memotong ucapan Qia.

Qia mencoba melepaskan cekalan tangan Tabina. "Lepasin gue, Tabina."

Tabina menghiraukan ucapan Qia. Ia terus menarik pergelangan Qia.

Tiba-tiba Qia terjatuh membuat kening Qia membentur batu tajam.

Qia meringis kesakitan. Tanpa Qia sadari cairan yang berwarna merah dari kening Qia mulai bercucuran mengenai pipi nya.

"Ya ampun sakit banget." Qia menyentuh keningnya yang mengeluarkan darah. "Hah darah." gumam Qia.

Tabina yang meliatnya bahagia. Tabina menunjukkan senyum puas. "Jangan lebay lo, buruan ikut gue. Ada sesuatu yang mesti lo tau. Ada yang lebih waw lagi dari pada ini." Tabina kembali mencekal pergelangan Qia. Karena ia sudah tidak sabaran ingin melihat Qia merasa ketakutan.

"Kepala gue sakit." ucap Qia sembari menahan rasa sakit di keningnya.

"Setelah ini lo pasti nggak akan lagi ngerasain sakit kok. Percaya sama gue, kali ini gue lagi baik banget sama lo nih. Gue mau ngobatin luka lo." Tabina tersenyum miring pada Qia.

Dalam hati, Qia merasa takut dengan apa yang di ucapkan oleh Tabina. Qia yakin, jika Tabina punya rencana yang buruk padanya.

"Eldric." batin Qia.

Tabina menyeret Qia dengan paksa. Tabina tak memperdulikan rintihan Qia.

"Tabina, kenapa lo jahat banget sama gue. Gue nggak pernah punya salah sama lo." ucap Qia.

"Salah lo udah ngerebut Eldric dari gue. Lo pikir lo nggak jahat sama gue, lo jahat paling jahat yang pernah gue kenal, ngerti lo." ujar Tabina sembari menghentikan langkah kakinta lalu ia mendorong tubuh Qia hingga terjatuh.

Qia menengok kebelakang dan tepat di belakang Qia adalah jurang. Beruntung cahaya dari rembulan tampak terang, jadi Qia dapat melihat.

"Tabina, kita ngapain di sini?" tanya Qia dengan rasa gugup.

Tabina tertawa. "Kan gue udah bilang. Kalau gue mau ngobatin rasa sakit di kening lo."

"M-maksudnya?"

ELDRIC (Completed)Where stories live. Discover now