•2•

2.5K 149 68
                                    

Mengingat bahwasannya Arsen adalah tipekal orang yang tidak suka di tolak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mengingat bahwasannya Arsen adalah tipekal orang yang tidak suka di tolak. Dia menggeram marah sebelum akhirnya mencengkram pergelangan tangan milik Aileen itu dengan kasar, kontan anak perempuan itu merintih kesakitan karena ulah Arsen barusan, bulir-bulir berwarna bening itupun turun dan mengalir begitu saja dari pelupuk matanya yang terlihat indah. Arsen langsung merebut paksa buku yang dipegang anak perempuan itu tanpa mengindahkan tangisan Aileen.

"TOLONG JANGAN AMBIL BUKU MILIK AILEEN!" Aileen berteriak nyaring seraya menangis meraung-raung, tetapi tidak ada satupun murid yang mau menolongnya dari Arsen. Ya, karena mereka tidak ada yang berani melawan Arsen. Pernah terjadi dulu... ketika seseorang anak laki-laki berusaha menolong Aileen namun tidak berhasil dan anak laki-laki itu berujung babak belur karena ulah Arsen.

"BERISIK!" Arsen menukas cepat dengan nada yang terdengar membentak tepat didepan muka Aileen, tak lama kemudian Arsen mendorong tubuh Aileen sehingga membuatnya jatuh tersungkur dibangkunya sendiri.

Hal tersebut langsung membuat Aileen segera menelungkupkan kepalanya di antara kedua tangannya di atas mejanya, dirinya masih menangis meraung-raung, dan dirinya juga sedang menahan rasa sakit yang menjalar tubuhnya akibat benturan keras pada tempat duduknya tadi. Punggungnya dan pahanya sekarang mungkin sudah lecet karena ulah Arsen.

Arsen berdecih pelan. "Aku nggak suka perempuan cengeng!" tandasnya.

Arsen memutar tubuhnya ke belakang lalu detik berikutnya berjalan menjauh dari anak perempuan yang baru saja dia sakiti, sudut bibirnya tertarik keatas membentuk lengkungan senyum yang sangat manis. Arsen puas melihat anak perempuan itu menangis karena ulahnya. Dia sudah puas bahkan sangat puas. Rencananya hari ini tentunya berhasil seperti hari-hari sebelumnya.

"Hiks... hiks... kenapa Aileen selalu disakitin seperti ini... hiks?" Aileen bertanya lirih dengan suara yang terdengar samar.

"Hiks... kenapa Aileen harus ada di dunia yang kejam ini? hiks..." lanjutnya seraya menangis terisak-isak.

Pernah suatu hari...

Arsen mengambil kamus bahasa Inggrisnya yang bergambar lalu di gambar-gambar dan di coret-coret tentu hal tersebut berhasil membuat Aileen trauma jika Arsen meminjam bukunya—takutnya kejadian tersebut terulang lagi. Bukan masalah harga dalam buku itu, namun siapa yang membelikan buku itu.

o0o

Aileen sedang duduk ditepi kasur queensize miliknya. Sesekali dia celingukan kesana kemari. Sungguh dia sedang bingung mau ngapain di sore hari seperti saat ini. Kali ini, cuacanya terlihat sangat mendukung. Aileen menunduk dalam-dalam, memandang lantai marmer yang terasa dingin dikedua telapak kakinya. Aileen sekarang tengah berpikir keras. Tidak lama kemudian dia tersenyum begitu cerah ketika mendapat sebuah ide yang nampak cemerlang.

Aileen menekuk bibir bawahnya sesaat. "Kenapa Aileen nggak bermain di rumah pohon aja ya?" Aileen bertanya kepada dirinya sendiri dengan nada yang terdengar rendah.

Dia Arsen (END)Where stories live. Discover now