•5•

2K 128 13
                                    

"Alieen," Panggil Aldo dengan memelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Alieen," Panggil Aldo dengan memelas.

"Aku nggak bisa ikut kamu masuk kedalam," lanjutnya. Dia cukup sadar diri bahwa dia adalah hanya seorang anak pemulung miskin, jadi dia tidak berhak untuk menginjakan kaki di rumah milik orang kaya, seperti rumah Aileen yang tentu saja bagus.

Aldo merutuki dirinya sendiri didalam hati, tidak seharusnya dia tadi menuruti perkataan Aileen untuk bermain dengannya dan bodohnya lagi dia mengangguk setuju. Entah kenapa saat melihat mata besar milik Aileen yang seperti boneka dia menjadi tidak bisa menolak.

Aileen mengurung niatnya terlebih dahulu, sebelumnya dia sudah mau mendorong knop pintu, tetapi saat Arsen berkata seperti itu raut muka Aileen menjadi terlihat sedih. "Memangnya kenapa kak?" Aileen bertanya dengan sangat berhati-hati. Aileen benar-benar tidak tahu alasan Aldo menolaknya untuk masuk kedalam rumah miliknya.

"Semua tubuhku kotor, apa lagi tangan dan kakiku ini," Aldo menyahut pelan seraya menggerak-gerakan salah satu kakinya. Terlebih lagi dia tidak punya keberanian sama sekali untuk bertemu dengan orang tua Aileen. Dia takut jika dia tidak akan dibolehkan bermain lagi bersama Aileen. Jadi dia sekarang harus bagaimana, huh? Aldo sekarang benar-benar sedang dilanda kebingungan.

Aileen menghembuskan nafasnya lega, setidaknya sekarang dia menjadi tahu alasan Aldo menolak untuk masuk kedalam rumahnya. Aileen kira karena Aldo tidak mau berteman lagi dengannya. "Ikuti Aileen ya, kak," Aileen memberi instruksi seraya berjalan menuju toilet kecil yang berada disamping rumahnya.

"Kakak cuci tangan dan kaki dulu disitu ya," Aileen memberi tahu seraya menunjuk toilet yang berada didepannya itu.

Aldo mengangguk sebelum menjawab pertanyaan Aileen barusan. "Makasih Aileen," Aldo menyahut sebelum akhirnya dia berbalik pergi untuk menuju toilet kecil yang di tunjukan oleh Aileen tadi.

Aileen hanya mengangguk setuju. Aileen menunduk kebawah, dia tidak sengaja melihat pesawat kertas berwarna merah. Dia jongkok untuk mengambil pesawat kertas itu, dia diam mematung, pandangannya tak lepas dari pesawat kertas itu. "Ini pesawat kertas milik siapa, huh?" tanyanya dengan suara yang terdengar samar.

Tiba-tiba nama 'Arsen' Terlintas dibenak Aileen. Bukannya tadi Aileen sempat melihat Arsen bermain pesawat kertas bersama teman-temannya? Aileen mengerucutkan bibirnya lucu, dia mencebik kesal karena mengingat betapa jahatnya kelakuan Arsen pada dirinya disekolah.

Jika sedang berada dirumah Arsen tidak pernah menyakitinya apa lagi mem-bullynya. Dirumah dia terlihat sangat baik dan sangat penurut dan tentunya akan bersikap baik juga kepadanya. Dasar anak bermuka dua! Aileen tidak langsung membuang pesawat kertas itu, dia akan menyimpannya didalam kamar miliknya terlebih dahulu.

Dia Arsen (END)Where stories live. Discover now