•31•

464 34 3
                                    

Aileen tersenyum tipis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aileen tersenyum tipis. Tak lama kemudian dia menyenggol lengan kekar milik Arsen dengan siku kanannya. Kontan Arsen langsung menoleh ke arah Aileen. Aileen yang melihat wajah Arsen yang terlihat tegang pun ingin tertawa keras, namun segera dia urungkan niatnya tersebut—mengingat bahwa dirinya masih berada didalam kelas dan masih ada guru pula. Aileen mengetahui bahwa Arsen saat ini tengah takut jika dirinya akan kalah.

"Lo udah siap?" Aileen bertanya dengan sedikit berbisik.

Sementara Arsen? Dia mengangguk ragu sebagai responnya.

Perlahan tapi pasti, keduanya kini tampak meraih kertas ulangan yang masih berada diatas meja, detik berikutnya keduanya membukanya dengan gerakan yang terlihat lamban. Sebelum membuka, Arsen sempat menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya dengan perlahan. Dia sungguh sangat ragu dengan hasilnya, dia juga tak yakin akan bisa memenangkan tantangan yang diberikan oleh Aileen waktu lalu. Walau tadi malam dia sudah belajar barsama Aileen, namun tentunya dia masih saja merasa tak yakin.

"Sembilan puluh enam," Aileen berseru.

"Sembilan puluh dua," Arsen berseru, bersamaan dengan Aileen.

Seketika keduanya saling berpandangan. Detik berikutnya Aileen bersorak kegirangan—dia tersenyum kemenangan setelahnya. Lantas dirinya menjulurkan lidahnya seraya melambai-lambaikan kertas ulangannya di depan wajah tampan Arsen, tanda dirinya sedang mengejek Arsen. Tidak sia-sia dia belajar semalaman hanya untuk mengalahkan Arsen. Tentunya perasannya sekarang bahagia setengah mati.

Sementara Arsen? Wajahnya kontan memerah. Kalau boleh jujur dia sekarang tengah menahan malu dan wajahnya pun terlihat jengkel. Dia juga merasa sedikit kesal lantaran tadi dirinya tak meneliti jawabannya lagi dan inilah akibat kecerobohannya. Dirinya kalah telak dan Aileen menang karena berhasil mengalahkannya. Arsen menghela nafasnya kasar—andai dia tak ceroboh seperti tadi, kemungkinan besar dirinya akan menang.

Aileen memiringkan kepalanya, menantap Arsen lekat, senyum kemenangannya sama sekali tak pudar. Dirinya seolah mengabaikan tatapan mengintimidasi Arsen. "Lo kalah dan gue menang, jadi lo harut turutin permintaan gue, sesuai perjanjian kita tadi malam," Aileen berujar dengan sedikit berbisik.

Arsen berdecak kesal. "Gue udah tau, jadi lo nggak usah memperjelas lagi,"

"Dan satu lagi, gue kalah karena nggak teliti, coba aja kalau gue teliti, pasti gue yang akan menang," lanjutnya seraya menyentakkan kepalanya karena kesal.

Aileen tertawa kecil mendengarnya. Sungguh, meledek Arsen baginya terasa menyenangkan apalagi berhasil membuat cowok berambut jabrik itu marah karena ulahnya. "Sori, Ar, gue cuman becanda doang elah,"

Arsen tetap membungkam mulutnya, namun tidak sedikitpun dia mengalihkan pandangannya dari wajah cantik milik Aileen.

Aileen menggigit bawahnya sebentar sebelum mulai berbicara lagi. "Sebenernya sih gue cuman pengen minta satu hal sama lo,"

Dia Arsen (END)Where stories live. Discover now