•11•

1.5K 102 33
                                    

Aileen tersenyum manis

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Aileen tersenyum manis. "Iya, Tante,"

Dara meraih telapak tangan milik Aileen, dia mengusapnya dengan sayang. Tatapannya kini terlihat sendu. "Tante sedih, Aileen,"

Aileen sedikit terkejut saat mendengar perkataan Dara barusan. "Sedih kenapa, Tan?"

"Besok Arsen saat sudah SMP dia di pindahkan ke luar negeri oleh papahnya," Dara menyahut dengan sekenanya. Jujur, dia sebenarnya tidak rela jika anaknya nanti di sekolahkan di luar negeri. Namun tentu saja dia tidak bisa membantah hal itu karena papahnya Arsen sudah memutuskan hal tersebut sejak lama.

Aileen terdiam. Dia menunduk, lidahnya terasa kelu. Ada sedikit rasa tak rela yang merambati hatinya jika Arsen pergi meninggalkan kota Jakarta. Harusnya Aileen senang karena tidak ada yang menyakitinya lagi nantinya, bukan? Rasanya dia sudah merasa terbiasa di sakiti oleh Arsen, makanya dia tidak mempersalahkan hal itu lagi.

Aileen menoleh ke arah Dara, dia menatap sendu wanita paruh baya itu. "Arsen mau ya, Tan?" Aileen bertanya seraya meremas dressnya dengan gusar.

Dara menggeleng pelan. "Dia sebenarnya nggak mau sih, tapi papahnya tetap memaksanya. Kalau Arsen pergi kamu nggak apa-apa, kan?"

"Nggak apa-apa kok, Tante."

Kasihan Arsen. Aileen membatin.

o0o

Seperti hari biasanya, saat langit sudah berwarna menjadi gelap gulita pasti Aileen akan menulis sesuatu didalam buku diary miliknya. Sekarang Aileen tengah duduk di atas kasur queen size-nya. Dia menyandarkan punggungnya di kepala ranjang, selimut tebal berwarna merah membalut kedua kakinya. Tidak lupa di kedua tangannya sudah ada buku diary plus bolpoin yang selalu dia pakai.

Aileen memejamkan matanya, di sampingnya ada boneka bear berwarna coklat kesayangannya. Tadi, dia di suruh untuk menemui Arsen sendiri di kamarnya. Tentu saja Aileen tidak menolak, berhubung boneka itu adalah boneka kesayangannya yang telah menemaninya baik jika sedang suka maupun duka. Namun, Arsen tidak mengembalikan boneka itu percuma tetapi ada syaratnya.

Aileen belum tahu apa syarat itu, tetapi kata Arsen tadi—dia akan memberi tahu syaratnya jika dia sudah pulang dari Amerika Serikat. Aileen sama sekali tidak memikirkan syarat itu, yang jelas dia hanya ingin bonekanya kembali lagi kepadanya. Cukup, hanya itu saja yang dia minta. Aileen menghela nafasnya gusar sebelum mulai menulis di buku diary-nya yang sudah terbuka dari tadi.

______________________________________
                                           10 Januari 2014

Dia Arsen (END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن