•39•

408 26 3
                                    

"Lo apa-apaan sih, Ar? Nggak sopan tau nggak?"

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Lo apa-apaan sih, Ar? Nggak sopan tau nggak?"

"Pasti lo mikirnya yang barusan chat gue adalah cowok lain? Udah ketebak soalnya,"

Aileen kembali mencibir seraya memalingkan wajahnya. Aileen sudah menduga apa yang terlintas di benak Arsen. Aileen sudah memastikan jika Arsen kembali overthinking kepadanya. Terlalu di kekang walau belum menjadi pacar beneran. Namun Aileen tidak takut dengan hal itu. Bagaimana tidak? Para cowok yang menyukainya dan ingin mendekatinya tentu langsung bergerak mundur ketika berhadapan dengan seorang Arsen. Jujur saja, selama ini bahkan dia belum pernah bertemu seseorang cowok yang tidak merasa takut jika harus bertemu dengan Arsen.

Arsen memejamkan matanya sejenak ketika membaca pesan dari Aldo, dia sudah mengetahui siapa sosok Aldo yang sebenarnya. Namun bukan hal itu yang dia permasalahkan untuk saat ini. Mood Arsen kembali memburuk, rencananya untuk pulang bersama pujaan hatinya harus tertunda begitu saja. Dia mengalihkan pandangannya dari ponsel sialan itu, menatap Aileen tanpa berniat berbicara. Sementara Aileen? Dia langsung merebut ponsel miliknya yang masih berada digenggaman Arsen.

"Walaupun kita cuma pacaran bohongan, gue nggak akan selingkuhin Lo kok... jadi tenang aja,"

Kalimat yang baru saja keluar dari mulut Aileen berhasil membuat mood Arsen sedikit membaik. Kalimat itu baginya bisa memenangkannya. Oke, dia akui jika dia baper.

"Jadi hari ini lo mau pulang sama abang lo itu?" Arsen bertanya memastikan dengan memasang wajah sinis.

Arsen diam sejenak, rasanya tidak enak juga harus menjawab dengan apa yang tidak dia inginkan. Aileen mengangguk ragu. "Sorry Ar, hari ini gue nggak bisa pulang bareng sama lo kayak biasanya,"

"Gue nggak bisa nolak Abang kandung gue, Ar," lanjutnya seraya menunduk—menautkan jari jemarinya yang tampak terlihat begitu lentik.

Arsen tersenyum tipis, tangan kanannya terangkat untuk mengusap pelan puncak kepala milik Aileen. "Oke, tapi gue nggak akan ninggalin lo, sebelum Abang lo dateng buat jemput lo kesini,"

Kontan jawaban Arsen membuat Aileen mendongakkan kepalanya lagi. Dia menghela nafas lega. Lagi-lagi Arsen berperilaku tidak sesuai dengan dugaannya. Aileen sudah menduga jika Arsen akan mengamuk dan marah kepadanya, namun hal tersebut tampaknya salah dan sangat bertolak belakang dengan apa sudah di duga. Arsen kembali memasang muka datarnya ketika Aileen baru saja menatapnya. Dia harus mengubah mode cuek dan tak tersentuh, dia harus tetap menjunjung tinggi keegoisannya.

Wajah Aileen tampak begitu berseri, senyum manisnya masih terpatri di wajahnya. "Lo baik banget deh, gue kira lo bakal marah lagi sama gue," Aileen berujar seraya menyengir lucu.

Dia Arsen (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant