•9•

1.5K 109 22
                                    

Aileen menutup bukunya dengan sebal lalu menyimpannya di dalam laci, berniat untuk belajar lagi setelah membelikan Arsen minum, seandainya kalau tidak—maka Aileen akan kehilangan boneka kesayangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aileen menutup bukunya dengan sebal lalu menyimpannya di dalam laci, berniat untuk belajar lagi setelah membelikan Arsen minum, seandainya kalau tidak—maka Aileen akan kehilangan boneka kesayangannya. Dia beranjak dari duduknya. Mengulurkan telapak tangan kanannya ke arah Arsen.

Arsen yang sudah paham pun langsung menghela nafasnya dengan kasar. "Uangku habis,"

Aileen tidak menyahut, dari melihat mata Arsen, dia tahu jika Arsen tidak membohonginya. Aileen bersyukur dalam hati, setidaknya dia masih mempunyai uang yang cukup untuk membeli minuman. Jika tidak maka tamatlah riwayatnya, tidak akan ada yang meminjamkan dia uang, mengingat bahwa selama ini dia tidak mempunyai teman dan bahkan tidak pernah di anggap oleh teman-temannya.

o0o

Aileen tersenyum, mengayunkan kakinya dengan sedikit lamban seraya bersenandung ria. Berusaha untuk tidak mempedulikan semua murid SD yang sedang mencibirnya dengan terang-terangan. Aileen hanya bisa tersenyum tulus, dia sudah biasa di perlakukan tidak adil. Ibunya sering berkata bahwa kejahatan harus di balas dengan kebaikan, bukannya malah sebaliknya.

Di tangan kanannya sekarang sudah ada sebotol air mineral dingin yang barusan dia beli di kantin. Sekarang dia ingin kembali ke kelasnya lagi. Kantin ramai seperti biasanya, hanya saja saat tadi Aileen datang suara riuh terdengar semakin banyak. Oke, Aileen tidak peduli dengan hal itu.

Aileen yang sedari tadi fokus memandang lurus kedepan dan tidak melihat jalan pun akhirnya terjatuh. Dia tersandung akibat ada kaki salah satu siswa yang menghalangi jalannya. Dia teman sekelasnya, konon katanya dia menyukai Arsen sejak lama. Namun, Arsen tidak menyukainya. Sejak itu lah gadis yang bernama Alna membenci Aileen yang sudah jelas selama ini dekat dengan Arsen.

Aileen jatuh tersungkur di atas keramik kaca, beruntung karena tidak jatuh di atas tanah, jika iya maka sudah di pastikan bahwa sekarang rok seragamnya sudah kotor karena penuh dengan lumpur. Aileen memejamkan matanya, dia meringis, matanya sudah berkaca-kaca akibat rasa sakit di area kakinya. Mungkin sekarang kakinya sudah lecet.

Alna tertawa kecil saat melihat nasib Aileen yang terlihat menyedihkan. Ah ralat, bahkan sangat menyedihkan. Tidak ada murid yang ingin menolong Aileen, satupun tidak ada.

Aileen menggigit bibir bawahnya, agar cairan putih yang dia tahan tidak jatuh membasahi pipinya begitu saja. Dia mengeratkan tangannya pada botol mineral yang masih di pegang. Dengan susah payah dia berdiri, berusaha menulikan kupingnya dari cacian makian yang tentu saja di tujukan untuknya. Tanpa mengucapkan sepatah katapun dia langsung lari menjauh dari Alna yang masih tertawa bersama kedua temannya.

o0o

Saat sudah berada di dalam kelas, nafas Aileen masih ngos-ngosan. Dia menelan ludahnya dengan kasar. Berjalan mendekat ke arah Arsen yang masih menunggunya di atas meja miliknya. Sedangkan Arsen dia terfokus pada kaki kanan Aileen yang mengeluarkan darah merah segar. Dahinya mengernyit bingung.

Dia Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang