•29•

1.5K 74 13
                                    

Setahu Aileen, Arsen termasuk cowok dingin dan kejam, namun hal tersebut tidak berlaku sama sekali jika dirinya sedang berada didekat pujaan hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setahu Aileen, Arsen termasuk cowok dingin dan kejam, namun hal tersebut tidak berlaku sama sekali jika dirinya sedang berada didekat pujaan hatinya. Siapa lagi kalau bukan Aileen? Arsen sendiri pun tidak mengetahui kenapa dirinya bisa terpikat oleh pesona Aileen, mengingat banyak para cewek cantik dengan body goals yang selalu mengantri untuk menjadi pacarnya. Namun sayangnya dirinya tidak tertarik dengan para cewek tersebut. Awalnya Arsen tidak percaya dengan cinta monyet—namun sekarang dirinya telah menarik kata-katanya sendiri.

Arsen menghentikan tawanya, kini dia tersenyum tipis. "Lo cewek lucu dan gue suka lo apa adanya,"

"Arsen..." Aileen memanggil dengan wajah memelas, suaranya tidak terdengar membentak seperti tadi.

Arsen tidak menjawab, melainkan dirinya memiringkan kepalanya sesekali mata elangnya berkedip. Lucu sekali. Entah kenapa, Aileen saat ini merasa bahwa Arsen yang sekarang bukanlah Arsen kecil yang dulu. Dirinya tentu menyukai Arsen yang sekarang. Jika dulu Arsen kecil selalu membullynya maka Arsen besar selalu menjaganya. Aileen saja sulit mempercayai hal itu—butuh waktu yang lama untuk menyadari perubahan sifat dan sikap Arsen kepadanya. Perlu diketahui bahwa akhir-akhir ini Aileen merasa nyaman jika berada didekat Arsen.

Aileen juga sudah mengetahui hal di mana Arsen marah kepada Alna karena Alna sudah menampar pipinya. Aileen sebenarnya tidak terlalu mempersalahkan hal tersebut. Lagi pula balas dendam bukanlah hal yang patut untuk dilakukan. Walau terkadang terbesit ide untuk membuat Alna sedikit merasa kapok. Namun dirinya langsung mengurungkan niatnya tersebut. Aileen pernah mendengar kalimat ini, 'Jika ada orang jahat, mungkin dirinya tidak sedang bahagia, jadi doakan saja.' Aileen merasa jika kalimat tersebut benar.

Menurut Aileen, Arsen orangnya cukup baik. Hanya saja Aileen tidak suka dengan sifat sombong, angkuh, dan jahat milik Arsen. Andai jika Aileen membuang tiga sifat jeleknya itu, kemungkinan besar Aileen sudah jatuh cinta pada Arsen. Aileen juga sangat heran saat mengetahui bahwa sedari kecil sampai sekarang Arsen belum pernah mempunyai pacar. Wajar saja dia heran mengingat bahwa Arsen adalah cowok yang hampir sempurna seperti kebanyakan cowok fiksi yang menjadi idola di beberapa buku novel yang pernah dia baca.

"Jangan ngomong yang manis manis dong, gue entar kalau diabetes lo mau tanggung jawab, huh?" Aileen bertanya seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

Arsen mengikis jarak antara dirinya dan Aileen dan mendekatkan bibirnya ke kuping Aileen. Hal tersebut tentu membuat Aileen bergidik ngeri ketika merasakan hembusan nafas Arsen yang mengenai kulitnya. "Mau. Apa lagi kalau tanggung jawab untuk nikahin lo," Arsen menukas dengan sedikit merendahkan suaranya, setelahnya dia terkekeh saat melihat wajah Aileen yang kini sudah merah padam.

Aileen mengertakkan giginya kesal. Bulu kuduknya berdiri seketika karena ulah kecil Arsen yang selalu berpengaruh besar terhadapnya. "Elo—"

Dia Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang