•4•

2.1K 129 16
                                    

Aileen mengangguk membenarkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aileen mengangguk membenarkan.

"Kamu enggak malu main sama anak pemulung sepertiku?" Aldo bertanya kembali untuk memastikan. Sejujurnya dia masih tidak percaya bahwa Aileen ingin bermain dengannya yang hanya seorang anak pemulung.

Kali ini Aileen kembali mengangguk tanpa ragu sedikitpun.

"Ya udah. Kalau gitu—" Aldo sengaja menggantungkan ucapannya, dia tersenyum tipis sebelum melanjutkan kalimatnya. "Aldo mau main sama Aileen," lanjutnya dengan penuh semangat.

Aileen bersorak karena senang. Tanpa pikir panjang Aileen langsung menarik lengan Aldo sebelum akhirnya mereka berdua berbalik dan pergi untuk menuju rumah milik Aileen.

Tanpa mereka berdua sadari, dari tadi Arsen bersembunyi di balik pohon cemara yang letaknya tidak jauh. Dia dari tadi mengintip kedua anak yang sudah pergi. Matanya memicing, dia memandang punggung dua anak itu dengan benci—dia benci pemandangan yang menyakitkan itu.

Entah kenapa dadanya selalu terasa sakit jika melihat CUTTIBE-nya bersama anak laki-laki lain, selain dirinya. Kedua tangannya mengepal, dia tidak suka jika ada yang mendekati CUTTIBE-nya. Baginya CUTTIBE-nya itu miliknya seorang. Dalam kamusnya, dia tidak suka berbagi apa lagi jika miliknya terbagi.

"Tunggu aja CUTTIBE-ku, besok di sekolah aku akan kasih hukuman kecil buat kamu," Arsen bergumam dengan suara yang terdengar samar lalu menggertakan giginya dengan kesal.

Arsen berbalik sebelum akhirnya dia juga meninggalkan taman ini. Wajahnya sekarang sudah merah sekali karena dia sedang marah. Hari ini suasana hatinya sedang buruk, dia ingin marah tetapi dia tidak tahu harus melampiaskannya pada siapa, yang dia tahu adalah melampiaskannya kepada Aileen seorang.

Arsen itu sebenarnya tidak membenci Aileen, dia mem-bully Aileen karena ada satu alasan

Satu tahun yang lalu...

Arsen bertemu Aileen yang baru saja pindah rumah ke Jakarta. Arsen selalu memperhatikan Aileen dari kejauhan seraya tersenyum bahagia—menurutnya Aileen itu orangnya cantik, pintar, dan baik hati. Tetapi sayangnya Arsen tidak suka melihat Aileen melemparkan senyum pada anak laki-laki. Senyum Aileen sangat berharga bagi Arsen. Maka dari itu Aileen tidak boleh melemparkan senyum kepada anak laki-laki yang bertemu dengannya.

Papahnya bilang saat dia sudah SMP nanti, Arsen akan dipindahkan ke Amerika Serikat. Dia akan tinggal bersama kakek dan neneknya dan juga harus bersekolah selama tiga tahun disana, nanti dia akan kembali jika dia sudah sekolah SMA. Jujur saja, dia sangat tidak mau pindah ke Amerika Serikat.

Arsen benar-benar takut jika Aileen akan melupakannya. Maka dari itu, semenjak Arsen masih ada disini dia akan bertekad untuk membuat Aileen ingat terus kepadanya. Jika mereka sudah dewasa, Arsen hanya ingin menikah dengan Aileen—bukan dengan perempuan lainnya.

Arsen menyenggol pelan lengan teman sebangkunya, dia bernama Rafis tetapi Arsen suka memanggilnya dengan sebutan Apis. "Pis, cara buat anak perempuan ingat pada kita selamanya itu gimana?" Tanya Arsen dengan wajah yang terlihat sangat polos.

Dia Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang