•15•

1.3K 79 19
                                    

"Sori aja

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

"Sori aja. Lebih baik omongan gue dikasih racun tikus aja biar lo keracunan," Aileen menukas seraya menarik kedua sudut bibirnya, membentuk lengkungan senyum yang terlihat manis dimata Arsen.

Arsen mendelik mendengar perkataan Aileen barusan. "Heh! Lo kira gue tikus apa yang bisa lo racunin pakai racun tikus?" Arsen bertanya dengan sewot.

Aileen terdiam sejenak. Dia mengetuk-ngetuk dagunya pelan dengan jari telunjuknya. Dengan polosnya Aileen mengangguk, namun senyumnya tak pudar dari wajah cantiknya itu. "Ah, Lo itu bukan tikus! Tapi..." Aileen sengaja menggantungkan ucapannya. Hal itu berhasil membuat Arsen penasaran setengah mati.

"Tapi apa?" Arsen bertanya dengan gemas.

"Tapi lo itu adalah manusia tikus," Sambung Aileen seraya menyengir kuda.

Arsen menggeram marah, ingat dia sangat benci tikus dan dia juga tidak suka jika dibandingkan dengan tikus. "CUTTIBE... Lo sekarang udah pinter ngelawak ya?"

Dahi Aileen seketika berkerut, alisnya menyatu tanda dia sedang bingung. "Huh? Ngelawak? Hello! Gue dari tadi enggak ngelawak bro!" Aileen menyahut dengan geram. Kedua tangannya sekarang dia lipat didepan dada.

Arsen lagi-lagi mendengus. "Oh, sekarang lo juga udah pinter ngeles ya?"

"Fitnah mulu Lo jadi orang," Aileen menyahut dengan sinis.

Arsen tersenyum miring. "Gue enggak fitnah! Emang kenyataannya kayak gitu, kan?"

Aileen menggeleng keukeuh tanda dia tak setuju dengan perkataan Arsen barusan. "Lo tau nggak?"

"Ya enggak lah! Lo aja belum cerita mana gue tau?" Arsen balik bertanya. Wajahnya memerah, tanda jika dia sedang menahan amarah yang sudah sampai ke ubun-ubun kepalanya.

Aileen terkekeh pelan. Kini, dia berjalan mendekat ke arah Arsen masih bersandar di bingkai pintu miliknya. Aileen berjinjit di depan Arsen, dia tengah berusaha untuk menyamai tingginya dengan Arsen. Dia mendekatkan bibir mungilnya ke arah kuping kanan Arsen. Kontan, Arsen langsung melotot. Jujur, kini jantungnya berpacu dua kali lebih cepat dari sebelumnya.

"Fitnah itu lebih kejam dari pada membunuh loh," Aileen berujar dengan setengah berbisik.

Arsen membuang muka ke arah lain. Dia berdecak kesal sesaat. Tentu saja dia sudah tahu akan hal itu. Kenapa Aileen sekarang jadi menyebalkan seperti ini? Arsen mengeluh dalam hati.

"Gue udah tau," Arsen menyahut dengan kesal. Tadinya, Arsen berfikir jika Aileen ingin menciumnya. Namun, tentu saja faktanya tidak seperti itu.

Aileen hanya ber-oh ria saja. "Gue kira Lo belum tau makanya gue kasih tau," Aileen menukas dengan cepat.

Arsen tidak menghiraukan perkataan Aileen lagi. Kini, dia menghadang pintu kamar Aileen dengan kedua tangannya, saat melihat Aileen yang terlihat berniat untuk ke luar dari kamarnya.

Dia Arsen (END)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα