•10•

1.7K 110 10
                                    

Setelah memastikan bahwa luka Aileen sudah bersih dan tidak mengeluarkan darah lagi Arsen mengambil plester yang berada di dalam kotak P3K

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah memastikan bahwa luka Aileen sudah bersih dan tidak mengeluarkan darah lagi Arsen mengambil plester yang berada di dalam kotak P3K. Arsen membuka kemasannya dan melepaskan kertas lilin yang menutupi lapisan perekat plester sebelum menempelkan plester pada luka Aileen yang tidak begitu parah. Arsen pernah mengalami itu, jelas rasanya sangat begitu menyiksa.

"Nggak usah cengeng, gitu doang nangis," Arsen meledek Aileen saat melihat air mata Aileen yang turun membasahi pipinya.

Aileen cemberut. Dasar Arsen anak nakal!

Arsen tersenyum samar saat melihat bibir Aileen yang mengerucut. Dia merogoh saku celananya. Mengambil sebungkus tissue kecil yang masih utuh, sama sekali belum pernah di pakai. Dia menyodorkannya pada Aileen. Lagi-lagi Aileen di buat terperangah oleh kelakuan Arsen yang sangat jarang terjadi. Karena belum di respon oleh Aileen, maka Arsen berinisiatif untuk menghapus air mata Aileen lebih dulu.

Arsen menyobek bungkus tissue itu, mengambilnya selembar. Dia mendekatkan tissue itu pada pipi Aileen yang tembam, sungguh sangat menggemaskan. Rasanya Arsen ingin sekali mencubit pipi itu berulang kali, namun dia mengurungkan niatnya yang konyol itu.

"Makasih," Aileen berujar dengan tulus.

Arsen menatap mata bulat Aileen yang seperti boneka itu. Lucu. Satu kata yang berhasil menggambarkan Aileen saat ini. Dia tidak bisa menatap Aileen berterus-terus karena hal itu bisa saja membuat Arsen menjadi luluh dan tidak akan membuat Aileen nangis lagi.

Arsen hanya berdeham pelan tanpa berniat menyahut.

"Mamah mau kamu nanti main, mamah rindu kamu soalnya," Arsen berujar pelan sebelum akhirnya memutuskan berbalik dan pergi untuk mengembalikan kotak P3K ke tempat semula.

Aileen membeo, dia tadi tidak salah dengar kan? Sejak kapan mamah Arsen pulang? Mengapa Aileen baru mengetahuinya sekarang?

o0o

Senyum Dara kontan mengembang saat melihat gadis mungil seumuran Arsen tengah berjalan santai. Dress mini berwarna putih membalut tubuh mungilnya. Rambutnya di kepang menjadi dua seperti hari-hari biasanya. Tangan kanannya dia gunakan untuk menenteng tote bag berwarna hitam. Yang jelas Dara tidak tahu isinya.

"Aileen sayang!" Dara memekik dengan sedikit keras.

Aileen menghentikan langkah kakinya, dia menoleh ke sumber suara, seketika dia menarik sudut bibirnya membentuk bulan sabit. Jujur, dia sungguh merindukan wanita paruh baya yang barusan memanggilnya. Dia mamahnya Arsen. Sudah lama dia tidak bertemu dengan Dara—hal tersebut berhasil membuat keduanya saling merasa rindu.

Dia Arsen (END)Where stories live. Discover now