Chapter 7

16.5K 1.8K 22
                                    

Hanna langsung bergegas mengambil tas nya dan pergi memanggil taxi yang lewat didekat rumahnya. Hanna merasa semua mata orang tertuju kepadanya. Well wajar saja, Hanna terlihat sangat cantik.

Sampai di depan sekolahnya, Hanna melihat pintu gerbang sudah di tutup oleh satpam sekolah. Untungnya Hanna mengetahui jalan pintas rahasia untuk masuk ke dalam sekolah itu. Tapi dengan baju Hanna yang seperti ini, Hanna takut seragamnya akan robek. Jadi mau tidak mau Hanna harus mencoba melewati pintu gerbang sekolahnya.

"Pak tolong bukain pintu nya! Please...," ucap Hanna dari balik pagar itu dengan memelas.

"Kamu anak baru?" tanya Satpam itu.

"Eh? I-iya Pak saya anak baru, please bukain ya? Saya janji ga telat lagi deh," ucap Hanna yang pastinya dusta.

"Yaudah kalau telat lagi ga saya kasih masuk!" ucap Satpam itu. Hanna tidak menyangka bahwa akting nya berhasil. Hanna berjalan menyusuri lorong menuju kelasnya.

"Shit!" ucap Hanna sambil bersembunyi di balik tembok. Hanna bersembunyi karena melihat murid-murid semuanya sedang berbaris di lapangan.

"Bukannya semalam udah upacara ya? Ini upacara apa lagi sih?" batinnya.

"Heh kamu! Kenapa gak baris dilapangan?" ucap Pak Yanto guru yang sedang berpatroli dì sekeliling koridor sekolah.

"Maaf Pak saya gak tahu hari ini ada upacara,"

"Kamu anak baru?"

Geez, apakah Hanna sangat berubah penampilannya sehingga orang tidak mengenali nya lagi.

"Bukan Pak, saya murid lama,"

"Tapi saya gak pernah lihat kamu," ucap Pak Yanto. "Sudahlah, sekarang kamu ke berdiri di sebelah tiang bendera sampai upacaranya selesai," lanjutnya.

Hanna yang sudah pasrah dengan nasibnya berjalan dengan lemas menuju tiang bendera. Wajar saja Hanna tidak tahu kalau ada upacara lagi hari ini. Mengapa? Karena Hanna baru berada di tahun 2010 ini selama dua hari! Wajar saja ia lupa dengan hal seperti ini.

Saat berada di sebelah tiang itu, Hanna merasakan semua orang menatapnya dengan tatapan aneh. Seperti melihat seseorang yang berasal dari dunia lain.

"Eh lihat deh itu siapa?" ucap salah satu murid di barisan paling depan.

"Gak tau, yang pasti dia cantik banget gila," jawab temannya.

"Bajunya kok keren ya?" ucap salah satu murid perempuan yang berada dibarisan lain.

"Of course keren, made by Hanna!" batin Hanna.

Setelah berdiri lebih dari 20 menit, akhirnya upacara itu selesai juga dan Hanna bergegas menuju kelasnya karena dirinya sudah kepanasan.

"Heh kamu, ikut Ibu ke ruangan," ucap Bu Yeti, salah satu guru yang menghampiri Hanna di tiang bendera. Sesampainya di ruangan, Hanna langsung dipukul dan dicerca oleh pertanyaan dari Ibu Yeti.

"Hanna ini beneran kamu? Kesambet apa kok tiba-tiba...?" Hanna hampir tertawa saat mendengar perkataan Bu Yeti.

"Aw Ibu sakit tau! Emangnya aku gak boleh ngurus diri aku gitu?!"

"Yah engga gitu juga sih, Ibu cuman terkejut saja karena tiba-tiba kamu kok jadi makin cantik? Kenapa gak dari dulu kaya gini ya ampun Hanna Hanna," lanjutnya. Bu Yeti adalah satu-satunya guru BP yang walaupun dia sering menghukum Hanna, tapi beliau tidak pernah sekalipun lelah dan kesal kepada Hanna. Bu Yeti tidak  menyerah untuk membuat Hanna menjadi lebih baik. Padahal Hanna 2010 benar-benar anak yang gila.

"Ohiya Bu, selagi disini saya mau nanya. Ibu kenal sama yang namanya Seila Veyrina?"

"Kenapa? Mau kamu apain dia?"

"Jangan keluarin dia dari sekolah Bu, pihak sekolah harus tahu kalo sebenarnya aku yang letakin majalah itu ke tas nya Seila,"

"Kamu ngomong apaan sih? Pagi-pagi udah ngawur,"

"Seila Bu, dia lagi dihukum kan?"

"Dihukum karena apa? Dia itu lagi ikut olimpiade di luar kota dan besok baru pulang, mana mungkin dihukum...,"

What? Tidak dihukum? Bu Yeti tidak mungkin tidak mengetahui hal itu. Jelas-jelas dulu Hanna meletakkan majalah itu ke dalam tas Seila, yang menyebabkan Seila dihukum dan akhirnya dikeluarkan dari sekolah.

Wait... Tentu saja! Hanna belum melakukan hal itu pada saat ini! Pantas saja Bu Yeti heran saat Hanna mengatakan untuk jangan mengeluarkan Seila dari sekolah. Kejadian itu belum terjadi!

"Bercanda kok Bu, ehe..he, Ibu tau kalau aku suka bercanda kan," Hanna beralasan. Bu Yeti hanya menggelengkan kepalanya, lalu tiba-tiba Hanna menggenggam tangan Bu Yeti dan mengatakan, "Bu dengerin aku ya, mulai hari ini aku akan berhenti jadi anak yang gabisa diatur, aku akan berubah,"

"Halah kemarin-kemarin kamu ngomong gini juga tapi kenyataannya dihukum lagi, dan lolos lagi karena bantuan Ayah kamu,"

"Enggak! Kali ini aku serius Bu!" ucap Hanna dengan sungguh-sungguh. Bu Yeti hanya tersenyum. Ia merasa bahwa ia merasakan bahwa ucapan Hanna kali ini tulus. Yah walaupun sebenarnya itu karena Hanna mendapatkan kesempatan kedua. Setelah menenangkan Hanna sedikit, Bu Yeti mengantarkan Hanna ke kelasnya.

Saat memasuki kelasnya, Hanna mendapatkan tatapan bermacam-macam. Ada yang membereng, ada yang buang muka, ada yang menatap Hanna terus-terusan. Wajar saja, karena Hanna berubah 180 derajat. Mungkin mereka masih heran dengan penampilan Hanna, jadi Hanna hanya bisa maklum. Saat duduk di sebelah Aurin pun, Hanna merasa tatapan Aurin tidak lepas-lepas.

"Halooo?" Hanna melambaikan tangannya ke depan wajah Aurin. Aurin yang tersadar langsung membisikkan sesuatu ke telinga Hanna.

"Woy anjir lo kok bisa cantik kaya gini?!"

"Gue memang cantik dari dulu," bisik Hanna lagi ke telinga Aurin. Aurin langsung memukul tangan Hanna.

"Aw! Apaan sih anji-," ucapan Hanna terhenti saat ia merasa semua orang menatapnya lagi. Aurin jadi tertawa melihat hal itu.

"Anyway, gue gak mau gangguin anak-anak lagi Rin, gue mau berubah," ucap Hanna dengan tegas. Hanna harus berubah, Hanna 2020 harus mengubah citra Hanna 2010.

"Hah?! Kenapa lo Han? Kesambet jin tomang?"

"Gue ngerasa gue harus berhenti ngelakuin hal itu Rin, gue harap lo bisa nerima itu ya?" Aurin terlihat sedih sekaligus kesal karena teman seperjuangannya telah kembali ke jalan yang benar. Hanna bahkan mengajak Aurin untuk melakukan hal yang sama, tapi Aurin mengatakan kalau ia tidak bisa berubah secepat Hanna.

"Take your time, dimulai dari jangan gangguin anak-anak, siapa pun itu,"

"I'll try... haaa pasti ngebosenin banget nih gabisa bully anak orang,"

Hanna tersenyum mendengar jawaban Aurin. Karena Aurin mau berusaha untuk berubah menjadi lebih baik. Sebenarnya Hanna mengira bahwa Aurin tidak mau berteman dengannya lagi karena Hanna sudah tidak mau ikut mengganggu murid-murid di Medley High. Tapi kenyataannya Aurin mau berubah bersama dirinya.

———

Gimana sejauh ini ceritanya? 😆 Untuk yang baru baca jangan lupa follow dan voment nya ya, that means so much to me🥺
xoxo, zayddan.

One More ChanceWhere stories live. Discover now