Chapter 12

11.6K 1.4K 10
                                    

Sudah 3 hari sejak Aurin di skors, akhirnya anak itu masuk sekolah lagi. Aurin bercerita mengenai kegiatannya selama 3 hari ini. Hanna mendengarkan Aurin menceritakan kesehariannya dengan seksama, sudah lama Hanna tidak mendengar Aurin bercerita panjang lebar seperti ini, Hanna bersyukur selain berjumpa kembali dengan Mamanya, Hanna juga bisa berjumpa dengan Aurin yang pergi tanpa kabar 10 tahun lalu.

"Pak Botak lagi jalan kesini!" ucap salah satu murid di kelas Hanna. Langsung saja murid-murid di kelas itu kembali ke bangkunya masing-masing dan duduk dengan rapinya.

"Pak Botak itu kan...," batin Hanna.

"Pak Botak maksudnya Pak... Rudi?" tanya Hanna kepada Aurin. Aurin menatap heran Hanna. "Ya iyalah, lo kaya anak baru aja deh Hann gatau nama guru sendiri," Aurin tertawa.

Pak Rudi! Itu adalah salah satu guru yang sangat tidak menyukai Hanna dan sekaligus merupakan guru sejarah Hanna. Jika Pak Botak bertanya, pasti murid-murid di kelas Hanna tidak ada yang berani menjawab pertanyaan dari Pak Botak, karena mereka takut.

"Selamat pagi,"

"Pagi Pak...,"

Pak Rudi menjelaskan pelajaran Sejarah pada hari ini dengan baik. Seperti ada memori lama yang terbuka di kepala Hanna, Hanna mengingat materi yang diajarkan Pak Rudi. Padahal hal itu sudah 10 tahun. Jika boleh jujur, sebenarnya Pak Rudi merupakan guru yang baik dalam mengajar. Tapi karena pembawaannya yang menakutkan, membuat murid-murid menjadi takut.

"Apakah ada yang ingin bertanya?" tanya Pak Rudi. Penghuni kelas hening tidak berkata.

"Kalau tidak ada, saya yang bertanya," Pak Rudi berpikir sebentar lalu mengatakan pertanyaannya, "Coba beritahu saya apa itu kritik intern dan kritik ekstern ketika akan melakukan verifikasi dalam penelitian sejarah,"

Penghuni kelas itu langsung membuka buku mereka. Bagaimana tidak? Pertanyaan Pak Rudi tadi tidak ada di dalam materi yang dijelaskannya tadi! Tetapi berbeda dengan Hanna, karena Hanna tau jawaban dari pertanyaan Pak Rudi!

*Flashback Start*

Medley High, 2010

"Kalau tidak ada, saya yang bertanya," Pak Rudi berpikir sebentar lalu mengatakan pertanyaannya, "Coba beritahu saya apa itu kritik intern dan kritik ekstern ketika akan melakukan verifikasi dalam penelitian sejarah,"

Murid-murid kebingungan mencari jawaban dari pertanyaan Pak Rudi, hanya Hanna dan Aurin yang tidak mencari jawaban, masa bodoh bagu mereka.

"Aurin apa jawabannya?" tanya Pak Rudi karena ia memperhatikan Hanna dan Aurin tidak berusaha mencari jawaban.

"Gak tau," ucap Aurin dengan santainya.

"Berdiri didepan," ucap Pak Rudi langsung. Aurin berdecak dan bangkit dari kursinya dan maju ke depan kelas.

"Hanna jawab pertanyaan nya, seperti kamu tahu jawabannya melihat kamu santai-santai saja,"

"Gak tau juga, bapak kan guru ya jelasin aja langsung dong, jelas-jelas satu kelas ini diam gak ada yang jawab, berarti mereka gak tau jawabannya, ngerti Pak Botak?" ucap Hanna dengan panjang lebar, mendengar hal itu, Aurin tertawa terbahak-bahak di depan kelas.

"Hanna! Jongkok di depan! SEKARANG!"

"Santai ah elah! Iya ini gue jongkok!" Hanna berjalan dengan malas sambil jongkok disamping Aurin yang berdiri.

"Murid di kelas ini bobrok semua ditambah 2 manusia di depan ini tidak ada sopan santunnya," Pak Rudi menunjuk ke arah Aurin dan Hanna.

"Jawabannya adalah kritik intern itu dilakukan untuk membuktikan bahwa suatu sumber sejarah dapat dipercaya (credible), atau diandalkan (reliable). Sedangkan kritik ekstern dilakukan untuk memastikan bahwa sumber tersebut asli, bukan tiruan, dan masih utuh," jelas Pak Rudi. Hanna yang jongkok hanya bisa mendengar perkataan Pak Rudi. "Siapa yang tau jawaban kaya gitu!" batin Hanna.

"Mohon maaf Pak, tapi materi itu tidak dibahas di buku kita," ucap salah satu murid yang memberanikan dirinya.

"Memang tidak, saya ingin mengetes apakah kalian ada membaca buku lain selain buku sejarah kita, ternyata tidak ada, menyedihkan," Murid-murid di kelas itu hanya memandang buku mereka tidak berani memandang wajah Pak Rudi.

*Flashback End*

Hanna tidak menyangka Pak Rudi memberikan pertanyaan yang sama seperti 10 tahun yang lalu. Seberapa besar kemungkinan hal itu terjadi? Tapi Hanna berpikir bisa saja hal itu terjadi. Mengapa? Karena Hanna kembali ke masa lalu, pasti kejadian yang terjadi 10 tahun yang lalu akan sama dan tidak akan berubah, kecuali Hanna berniat dan ambil andil dalam mengubah 'kejadian' itu. Hanna mendapatkan gambaran apa yang akan terjadi karena Hanna sudah mengalaminya 10 tahun yang lalu.

"Aurin, apa jawabannya?" tanya Pak Rudi. Murid-murid langsung menatap ke arah Aurin dan Hanna.

"Gak tau Pak," ucap Aurin dengan santainya.

"Berdiri didepan," ucap Pak Rudi langsung. Aurin berdecak dan bangkit dari kursinya dan maju ke depan kelas.

"Hanna jawab pertanyaan nya, seperti kamu tahu melihat kamu santai-santai saja,"

"Saya Pak...?" tanya Hanna sambil mengangkat tangannya.

"Iya kamu, memangnya ada Hanna lagi dikelas ini selain kamu?"

"Hah sudahlah, untuk apa saya tanya kamu, pasti anak nakal dan bodoh kaya kamu tidak tahu jawabannya," lanjutnya.

Hanna agak kesal dan sedih mendengar Pak Rudi seperti itu. Well, mengingat kelakuan Hanna 2010, Hanna bisa memaklumi mengapa Pak Rudi tidak menyukainya.

One More ChanceWhere stories live. Discover now