Chapter 38

2.8K 288 13
                                    

"Pacar? Really? Kenapa lo bilang gitu?!" ucap Hanna kepada Rio. Saat ini Hanna dan orang tua Rio sedang berada di restoran. Andra mengajak mereka untuk makan siang bersama.

Hanna menarik Rio keluar restoran untuk menanyakan maksud perkataan Rio di toko jas tadi.

"Maaf Hann, tadi tiba-tiba aja ide itu terlintas di kepala gue," ucap Rio.

"Hah? Ide apaan?" Hanna sudah kesal dengan Rio.

"Kalau gue bilang gue punya pacar, otomatis papa gue gak bakalan suruh gue jadian sama Tiara kan?" jelas Rio dengan serius, Hanna hanya bisa tercengang mendengar perkataan Rio.

"Rio...," ucap Hanna lemas. "Lo yakin ini bakalan berhasil?" lanjutnya.

"Gue yakin," ucap Rio dengan percaya diri. Hanna heran mengapa Rio bisa yakin dengan hal itu. "Lo mau kan Hann bantuin gue?" tanya Rio.

"Gimana ya...," ucap Hanna. Ia takut kebohongan itu akan menjadi boomerang bagi Hanna kedepannya.

"Please Hanna tolongin gue," ucap Rio meyakinkan Hanna. "Untuk hari ini aja, supaya orang tua gue beneran yakin kalau gue udah punya pacar dan gue gak bakalan diteror papa lagi,"

"Alright.., cuma untuk hari ini! Setidaknya ini balas budi yang bisa gue lakuin setelah bantuan lo selama ini ke gue," ucap Hanna sambil melipat tangannya. Di sisi lain Rio terlihat senang dan tanpa sadar ia memeluk Hanna.

Deg.

"Thank you Hanna!" ucap Rio, ia tidak sadar bahwa wajah Hanna saat ini 11-12 dengan warna kepiting rebus.

Dengan cepat Hanna menolak Rio, "I-iya sama-sama! Ayo masuk orang tua lo nungguin lama," ucap Hanna sambil berjalan memasuki restoran tersebut dan memegangi pipinya, Rio hanya tersenyum tipis sambil mengikuti Hanna dari belakang.

Hanna dan Rio duduk menghadap orangtua Rio. Jika dilihat-lihat saat ini Hanna dan Rio memang terlihat seperti pasangan. Hanna merasa Andra dan Farah sedang menatap dirinya dalam.

"Oh iya Rio sama Hanna mau makan apa? Tadi Papa sama Mama udah pesan duluan," ucap Farah dengan ramah. Saat melihat wajah Farah, hanya satu kata yang terlintas di kepala Hanna, anggun.
Farah terlihat sangat cantik, wajar saja anaknya bisa setampan Rio. Andra juga terlihat tampan, tapi wajah Rio sangat sangat mirip dengan Farah.

"Ah iya Tante...," ucap Hanna sambil membalik-balik halaman menu. Ia masih merasa gugup berada di hadapan orangtua Rio seperti ini. Rio yang melihat Hanna terlihat gugup langsung mengambil inisiatif untuk mengatakan sesuatu.

"Kalau kamu bingung aku pesenin yang sama kaya punya aku gimana?" ucap Rio.

Deg.

Hah? Apakah Hanna tidak salah dengar? Aku, Kamu? Well, Hanna memang setuju untuk akting sebagai pacar Rio hari ini, tapi mendengar Rio mengatakan hal itu, membuat dirinya...

"Gapapa kok Rio, gu-aku pesen sendiri bisa kok," ucap Hanna sambil tersenyum sedikit. Setelah memesan makanan mereka, Andra langsung bertanya kepada Rio dan Hanna mengenai hubungan mereka.

"Sudah berapa lama kalian pacaran?" tanya Andra sambil melihat ke arah Rio, lalu ke arah Hanna. Shit, Hanna dan Rio lupa mempersiapkan hal ini. Di dalam pikiran Hanna, jawaban yang realistis adalah 1 tahun, karena tahun ajaran baru mereka dimulai pada tanggal 4 Januari 2010 dan saat ini sudah memasuki bulan April. Jadi akan lebih masuk akal jika mereka mulai 'pacaran' di tahun 2009.

"1 tahun—"

"4 bulan Pa—" ucap Hanna dan Rio bersamaan yang membuat mereka terdiam.

"Duh mampus," batin Hanna. Hanna memandang ke arah Rio dan mereka berdua hanya bisa tertawa. Hanna menendang-nendang kaki Rio dari bawah meja dengan maksud 'lo cari alasan sebelum orangtua lo sadar'.

One More ChanceWhere stories live. Discover now