Chapter 35

10.3K 1.1K 104
                                    

"Hanna tungguin!" Rio mengejar dan menggenggam tangan Hanna. "Lo jalan sendiri di hutan gelap kaya gini kalo kesasar gimana?" ucapnya kesal.

"I-iya sorry...," ucap Hanna. Ia tidak sadar hal yang dilakukannya tadi hampir saja membuat Hanna tersasar di hutan ini. Rio melepaskan genggamannya dan mereka berdua berjalan berdampingan lagi menuju lapangan.

"Ngomong-ngomong, tadi gue udah jelasin panjang lebar pertanyaan lo," ucap Rio sambil menyorotkan senternya ke sekitarnya. "Sekarang giliran lo jelasin kenapa lo bisa di gendong sama Ezra?"

Hanna ingin menjawab pertanyaan Ezra tapi ada satu hal yang membuat Hanna penasaran. " Rio lo dari tadi gue perhatiin kok manggil Kak Ezra 'Ezra' sih? Emangnya kalian seumuran? Gak mungkin kan," ucap Hanna. Rio tersenyum lalu ia menjawab, "Iya kami seumuran," Hanna langsung berhenti melangkah.

"Hah? Kok bisa?" ucap Hanna. Hanna mengira kalau semua angkatan kelas 11 pasti umurnya 16 tahun.

"Ya bisa," Rio berjalan lagi sambil diikuti Hanna. "Karena gue dulu telat masuk pas SD," lanjutnya.

Hanna hanya mengangguk mengiyakan perkataan Rio. "Jadi lo lebih tua dari gue dong?" ucap Hanna, Rio mengiyakan. "Iya gue 17 tahun," Hanna tidak menyangka kalau ternyata Rio lebih tua setahun dari dirinya.

"Oke cukup bahas gue, sekarang jawab pertanyaan gue tadi," ucap Rio tiba-tiba.

Hanna tertawa melihat Rio yang tidak sabaran. "Nih ya, jadi tadi itu gue dihukum sama Bu Yeti karena ngejambak si Ica, terus pas lagi ngutipin sampah, gue jumpa sama Ezra. Nah singkat cerita si Ezra bilang gue kaya nenek-nenek terus gue mau mukul dia, eh dianya malah lari. Gue kejar dong, tapi gue malah jatoh dan lutut gue lecet. Jadinya Ezra nawarin untuk gendong gue, gue gak mau tapi dia tetep maksa. Sekian," ucap Hanna panjang lebar jelas tanpa ada jeda.

Hanna melakukan itu karena tadi Rio juga menjelaskan dengan panjang lebar.

"Lutut lo lecet? Gimana sekarang udah mendingan?" tanya Rio dengan nada khawatir. Hanna bingung dari semua kalimat yang diucapkannya tadi, Rio malah fokus ke lututnya.

"Udah dong, buktinya ini gue bisa jalan dengan sehat sentosa kan," ucap Hanna sambil menunjukkan langkah kedua kakinya.

Setelah mendengarkan jawaban Hanna Rio juga menanyakan mengapa ia bisa menjambak Ica.

"Dia ngomong yang enggak-enggak tentang Mama gue, yah jadinya gue emosi dong hahaha," Rio langsung setuju dengan perbuatan yang Hanna lakukan kepada Ica.

"Dingin banget lagi disini," gumam Hanna pelan kepada dirinya sendiri. Padahal dirinya sudah mengenakan jaket tapi rasa dingin malam itu tetap terasa di tubuh nya. Ia menyatukan telapak tangannya dan menggesek kedua tangannya tersebut. Rio yang melihat Hanna kedinginan langsung melepas jaketnya dan meletakkannya di badan Hanna.

"Nih pake," ucap Rio.

Hanna terkerjap karena Hanna jelas-jelas tidak mengatakan dirinya sedang kedinginan kepada Rio. Sepertinya Rio melihat gerak-gerik Hanna yang terlihat kedinginan.

"Eh gausah lo kan juga kedinginan," Hanna meraih jaket Rio untuk melepaskan nya tapi Rio langsung menahan jaket itu agar tetap dipakai Hanna.

"Gausah kaya di drama-drama deh Hann, udah lo aja yang pake, gue gak kedinginan," ucap Rio tersenyum sedikit sambil mengacak pelan rambut Hanna.

"Aduh gue deg-degan lagi," batin Hanna. Hanna kesal sendiri apakah hanya dirinya yang merasa seperti ini? Entahlah, yang pasti saat ini rasanya jantung Hanna mau copot dengan perlakuan-perlakuan Rio yang seperti itu.

———

Sudah 2 hari semenjak outbound Medley Highschool. Saat ini Hanna sedang melakukan rutinitas sebagai seorang murid yang baik bersama dengan Aurin dan Ayu.

One More ChanceWhere stories live. Discover now