Chapter 8

16.1K 1.8K 17
                                    

Sejak istirahat pertama tadi, Hanna dan Aurin meminta maaf kepada semua korban bullying nya selama ini. Hanna mengingat siapa-siapa saja yang pernah menjadi korbannya, jadi Hanna mendatangi kelas mereka satu persatu. Murid-murid di Medley High terheran-heran dengan perubahan Hanna. Wajar saja karena Hanna tiba-tiba datang ke kelas mereka masing-masing dan meminta maaf secara pribadi. Tatapan yang diberi orang pun bermacam-macam, tapi yang paling Hanna perhatikan adalah tatapan mereka kepada seragam Hanna. Hanna merasa senang karena jika baju hasil 'jahitannya' dilihat terus menerus seperti ini, artinya baju yang Hanna jahit ini bagus. Hanna heran mengapa pada tahun 2010 ini orang-orang mau saja memakai baju kedodoran. Padahal di sekolah ini tidak ada aturan yang melarang untuk murid memakai baju yang 'pas' dibadannya.

Hanna yang  sedang makan di kantin bersama Aurin saat istirahat kedua, tiba-tiba didatangi oleh seorang anak cowok tinggi dengan badan yang tegap, membawa makanan dan minuman dengan jumlah lumayan banyak.

"Hanna, ini setoran makanan dari kelas 11-2, tadi gue ke kelas lo gaada jadi gue bawa ke kantin," ucap cowok itu lalu dia meletakkan makanan itu di meja Hanna dan bergegas ingin pergi. Ada apa dengan Hanna yang memiliki obsesi dengan makanan gratis? Hanna benar-benar tidak habis pikir dengan dirinya yang dulu. Dengan sigap Hanna meraih tangan cowok itu, menahan nya untuk tidak pergi.

"Uhmm, setoran makanan apa lagi ini?" ucap Hanna ke cowok bernama Rio itu, Hanna melihat name tag cowok itu. Hanna tidak mengingat pernah mengganggu siswa bernama Rio saat masih SMA. Hanna sendiri heran mengapa cowok tampan seperti Rio mau saja mengikuti perintah Hanna 2010. Jika Hanna berada diposisi Rio, pasti Hanna akan melempar makanan itu ke wajahnya sendiri.

"Setoran salah satu murid di kelas gue, gausah pura-pura bodoh lah Han," jawab Rio. Hanna menghela nafas. Padahal dirinya jelas-jelas sudah minta maaf hampir ke satu sekolahan, tapi mengapa masih ada yang memberikan makanan dan minuman ini kepada Hanna? Apakah cowok ini tadi tidur saat Hanna sedang meminta maaf di kelasnya? Atau apakah mereka masih takut kepada dirinya?

"No no no no, jangan pernah bawa makanan dan minuman untuk gue lagi, okay?" ucap Hanna sambil melepaskan genggaman tangannya di pergelangan Rio. "Nah sekarang makanan dan minuman ini lo bawa ke kelas lo dan bagi-bagiin ke mereka," lanjut Hanna.

"Eh! Tapi Han...," ucap Aurin tiba-tiba, Hanna langsung meletakkan jari telunjuknya di bibir Aurin untuk membuat Aurin berhenti berbicara.

"Serius?" tanya Rio memastikan. Hanna tersenyum lebar sambil menganggukkan kepalanya. "Lo gak bakalan gangguin anak-anak lain?" lanjutnya.

"Nope, ga bakalan lagi, suer," ucap Hanna sambil tertawa kecil. Rio terdiam melihat Hanna.

"Rio? Haloow," Hanna melambaikan tangannya ke depan wajah Rio. "Ah o-okay, makanannya gue bawa balik," Rio yang tersadar langsung mengambil makanan dan minuman itu lagi dan pergi dari kantin.

Aurin terlihat seperti mau menangis melihat makanan dan minuman itu pergi lagi, Hanna melihatnya menjadi tertawa. Meminta maaf hampir ke seluruh kelas lumayan menguras tenaga, tapi Hanna merasa lega karena sudah meminta maaf kepada mereka semua, termasuk kepada Kirana yang semalam dijambak oleh Aurin.

"Eh Hanna, katanya lo udah jadi anak baik?" ucap seorang murid cewek yang tiba-tiba duduk diatas meja Hanna. Saat Hanna melihat wajah murid itu, Hanna melihat wajah musuh lamanya, Ica.

Jika dimisalkan, di Medley High Hanna dan Aurin berada di posisi paling pertama sebagai murid perempuan yang paling ditakuti. Di posisi kedua, Ica beserta gengnya. Ica berada di posisi kedua karena Ica masih tidak berani 'melawan' kepada anak kelas 12, sedangkan Hanna 2010 walaupun masih kelas 11, tapi ia sudah berani dengan anak kelas 12. Hal itulah yang membuat Hanna dan Aurin berada diperingkat satu.

"Iya gue bakalan menjadi orang yang lebih baik, kenapa nanya?" ucap Hanna kepada Ica.

"Yah baguslah, berarti disekolah ini cuman ada satu orang yang ditakuti," ucap Ica sambil tersenyum licik. "Berarti kalo gue ngelakuin ini ke lo...," Ica mengambil minuman dari seorang murid yang sedang lewat lalu menumpahkannya ke atas kepala Hanna. "Lo gak bakalan marah kan?" ucap Ica sambil tertawa keras, bahkan Hanna mendengar beberapa murid di kantin itu ikut menertawainya.

"Dia gak bakalan marah, tapi gue, bitch!" ucap Aurin tiba-tiba yang bangkit dari kursinya lalu menjambak kepala Ica dan menampar wajah Ica berkali-kali. Kejadian itu ditonton oleh semua orang dikantin. Hanna lupa kalau Aurin masih mencoba menjadi orang baik, jadi wajar saja jika amarahnya gampang tersulut, apalagi saat Aurin melihat Ica menyiram minuman ini ke dirinya.

"Perempuan sial! Berani banget lo?!" ucap Aurin sambil meninju Ica. Ica terlihat kesakitan dan berusaha membalas tapi sia-sia, karena Aurin sudah sangat terlatih untuk berkelahi dengan orang. Hanna takut jika dibiarkan Ica benar-benar akan habis ditangan Aurin. Langsung saja Hanna bangkit dari bangkunya dan melerai mereka berdua. Untungnya saat itu ada guru yang datang jadi mereka bisa dipisahkan.

"Kalian bertiga! Ke ruangan saya sekarang!" ucap Bu Yeti.

———

Hanna dan Aurin saat ini berada di toilet, sedangkan Ica berada di UKS setelah kembali dari ruangan Bu Yeti tadi. Aurin menjelaskan berkali-kali kalau Ica lah yang mencari gara-gara dulu kepada Hanna, karena itulah Aurin menjambak dan memukuli Ica seperti itu. Bu Yeti memberikan hukuman skors 3 hari kepada Aurin sedangkan Hanna dan Ica tidak mendapatkan hukuman. Tapi Aurin tidak peduli dengan hukuman itu, yang penting dirinya puas karena sudah bisa menghabisi Ica.

Hanna masih membersihkan dirinya dari siraman Ica tadi, untung saja yang disiram Ica adalah air mineral, bukan jus atau minuman lain yang akan meninggalkan bekas.

"Han," ucap Aurin yang masih berkaca di depan cermin didalam toilet tersebut.

"Hm?" jawab Hanna.

"Lo ga kesel tadi disiram si Ica?"

"Kesel lah!"

"Jadi kenapa lo diem aja?"

"Siapa yang diem? Nih ya setelah dia nyiram gue, tadi gue udah mau nonjok hidungnya dia, tapi udah keduluan sama lo,"

Aurin yang mendengar perkataan Hanna langsung tertawa terbahak. "Gue kira karena lo mau jadi orang baik, lo gak bakalan marah digituin sama si Ica,"

"Aurin sweetie, jangan kira gue jadi orang baik, orang lain bisa nginjak harga diri gue, no no," ucap Hanna sambil mengeringkan rambutnya. Aurin tertawa lagi. "Anyway, makasih ya udah belain gue dari si Ica, lo sampe di skors gara-gara gue," lanjut Hanna. Jika Aurin di skors, berarti selama 3 hari Hanna tidak akan memiliki teman untuk berbicara.

"Don't mention it! Walaupun di skors gue lega bisa mukulin dia," ucap Aurin sambil tertawa. Setelah merapikan rambutnya sebagus mungkin, Hanna kembali ke kelas bersama Aurin. Padahal ini baru hari ke-2 Hanna kembali ke masa lalu tapi sudah ada saja masalah yang menghampirinya, well walaupun masalah itu tidak terlalu membuat Hanna pusing.

One More ChanceWhere stories live. Discover now