Chapter 20

10.8K 1.4K 18
                                    

"Snack 20 bungkus? Roti coklat 10 bungkus?! Teh Botol 20 kotak?!" Hanna yang baru sampai rumahnya langsung melongo, tidak habis pikir dengan isi kertas yang dibaca nya saat ini. Ezra ternyata menyuruh nya membawa makanan dan minuman yang begitu banyak! Apa sebenarnya masalah Ezra dengan Hanna? Apakah ia ingin mengerjai Hanna?

"Gila makanan sebanyak ini bisa ngasi makan satu kecamatan," ucap Hanna.

Karena ini adalah special task dari Ezra, mau tidak mau Hanna harus menurutinya. Sebenarnya di sekolah tadi Hanna melihat ada beberapa murid yang juga diberikan special task oleh seniornya, tapi hanya Hanna yang diberikan intruksi menggunakan kertas seperti ini. Hanna merasa yakin kalau ini adalah trik Ezra untuk mengerjainya.

Hanna berjalan keluar rumah dan menemukan Pak Beni, supir keluarga Hanna yang baru saja kembali dari kampung halamannya.

"Pak Beni! Pas banget Hanna mau pergi ke supermarket nih, temenin ya?" ucap Hanna kepada Pak Beni yang sedang mengelap mobil sedan berwarna hitam itu.

"Oh ba-baik, ayo saya antar," ucap Pak Beni.

Di sepanjang perjalanan menuju supermarket, Hanna dan Pak Beni hanya diam. Tidak ada yang berani berbicara satu sama lain. Pak Beni tidak mengajak Hanna bicara karena ia takut dengan Hanna yang suka ketus kepada dirinya. Jadi lebih baik diam, pikirnya.

"Um Pak Beni, kapan-kapan ajarin aku bawa mobil ya?" ucap Hanna basa-basi untuk mencairkan suasana.

"A-apa Nyonya ngizinin Hanna untuk belajar mobil?" tanya Pak Beni dengan nada takut-takut.

"Izinin dong, kan aku cuman belajar nyetir. Pak Beni mau yaa? Yaa?" tanya Hanna lagi dengan nada memelas.

"Baik Hanna, nanti Pak Beni ajarin," ucap Pak Beni. Hanna mengucapkan terima kasih. Sejak dari tadi Hanna dan Pak Beni bercerita sampai mereka tidak sadar kalau mereka sudah sampai di supermarket itu. Satu demi satu orang-orang yang berada di dekat Hanna mulai terbuka dan tidak menggangapnya sebagai orang yang buruk.

Sesampainya di dalam supermarket itu, Hanna langsung mencari barang-barang yang harus dibelinya untuk seleksi nanti. Di perjalanannya menuju kasir, Hanna melihat ada seorang wanita berumur yang dicegat oleh salah satu pegawai supermarket itu.

"Nek, nenek harus bayar gelas-gelas ini karena sudah nenek pecahin!" ucap pegawai cewek itu.

"Maaf saya gak sengaja! Saya sekarang ga bawa uang sebanyak itu...," ucap nenek itu dengan nada lemas, karena gelas yang pecah bernilai cukup mahal. Hanna yang mendengar terjadi keributan langsung mendatangi tempat yang sudah mulai ramai itu.

"Biar saya yang bersihin serpihannya, maaf sekali lagi ya- ah!" tangan nenek itu tersayat sedikit karena terkena kaca. Hanna yang melihat hal itu langsung refleks menunduk dan membantu nenek itu.

"Astaga nenek! Nenek gak papa?" ucap Hanna. Nenek itu mengangguk lemas. Hanna mengeluarkan sapu tangan yang berada di kantongnya dam membersihkan darah yang sedikit keluar dari tangan nenek itu.

"Gue bakalan ganti rugi gelas ini, anda tenang aja ya MBAK," ucap Hanna dengan penekanan di akhir. Hanna tidak suka dengan cara pegawai ini memperlakukan nenek ini. Hanna membantu nenek itu berdiri dan memasukkan belanjaan nenek itu ke dalam troli nya.

"Nak, gausah repot-repot," ucap nenek itu kepada Hanna, tapi Hanna tidak menggubris dan tetap berjalan. Nenek itu mengikuti Hanna dari belakang.

One More ChanceKde žijí příběhy. Začni objevovat