Chapter 27

8.9K 1.1K 5
                                    

Lapangan Sekolah, 10.21 AM

Hanna saat ini sedang bersama Aurin karena tidak disangka-disangka, saat ini kelas Hanna sedang ada jam kosong (jamkos) karena guru mereka tidak masuk. Kebiasaan kelas Hanna jika sedang jamkos, pasti seisi kelas pergi dari kelas tersebut. Ada yang ke perpustakaan, kantin, masjid, dan tempat lain yang tidak terjamah guru.

Hanya Hanna dan Aurin yang berada di lapangan ini, dengan anak kelas 12 yang sedang mengikuti pelajaran penjaskes.

"Hann gimana ya gue izin sama bonyok gue? Bingung sumpah,"

"Hm? Kenapa jadi bingung?"

"Gue... barusan dapat SPO," Hanna langsung menepuk jidat nya. Pantas saja Aurin kebingungan.

"Oalah Rin..., gue gamau nanya alasan lo di SPO karena apa kali ini...," ucap Hanna. "Yaudah nanti pas orang tua lo dateng, gue bakalan ngomong sama mereka,"

"Beneran Hann?!" tanya Aurin dengan mata berbinar-binar, Hanna mengangguk dengan semangat.

"Thankyou Hann lo paling the best deh!" Aurin memeluk temannya itu. "Btw gue di SPO karena ngejambak si Ica depan Bu Yeti," ucap Aurin tanpa berdosa.

"Astaga Aurin! Lo itu ya suka banget nyari gara-gara," Hanna tidak habis pikir sambil menolak kepala Aurin dengan jari telunjuknya.

Selagi mereka bercerita, Hanna melihat dari sudut matanya bahwa kelas yang sedang menggunakan lapangan saat ini adalah kelasnya Ezra.

"Zra liat tuh ada si Hanna sama temennya," Ryan menunjuk ke arah samping lapangan.

"Oh terus?" ucap Ezra santai.

"Belakangan ini kalian sering bareng, gak ada apa-apa emang?" tanya Ryan.

"Hah? Logika lo aneh," jawab Ezra dengan raut wajah yang terlihat malas.

"Udah deh Ryan lo diem aja, ga nyambung goblog tiba-tiba bahas Hanna," Reza menyahut saat mendengar percakapan kedua temannya itu.

Aurin yang sadar mereka sedang dipandangi 3 cowok itu langsung memberitahu Hanna.

"Eh Hanna liat deh tapi jangan langsung noleh! Kak Ezra sama temennya lagi ngeliat kearah sini dari tadi,"

"Hah yaudahlah biarin aja, paling lagi gosipin lo Rin,"

"Iya lagi gosi— Loh kok gue?!" Aurin langsung memukul pelan pergelangan tangan Hanna.

Hanna melihat Ezra sedang bermain futsal bersama temannya yang lain. Ezra terlihat sangat lincah, dari pandangan nya saja Hanna tahu bahwa Ezra memiliki bakat dalam bermain sepak bola.

"Keren juga ya dia?" ucap Hanna tanpa sadar.

"Hm? Apa lo bilang?" Aurin bertanya karena ia tidak mendengar perkataan Hanna sebelumnya.

"Eh engga kok engga hehe," Hanna menghela nafas, bersyukur Aurin tidak mendengar perkataan Hanna tadi. "Eh gue beli air mineral bentar ya, haus beb,"

"Gue juga mau ya hihi," ucap Aurin dengan polos. Hanna hanya tersenyum dan mengacungkan jempolnya. Hanna membeli 2 botol air mineral dan kembali ke lapangan.

"Loh Rin, udah siap mereka mainnya?"

"Udah barusan, lagi istirahat mungkin?" jawab Aurin. Selagi melihat sekeliling, Hanna melihat Ezra sedang mengibas-ngibaskan bajunya, hal itu membuat perut Ezra terekspos. Terdengar suara jeritan kakak kelas Hanna yang melihat pemandangan itu juga.

"Idih sengaja banget pamer perut kotak-kotak depan cewek-cewek, dasar!" batin Hanna. Masih memandangi Ezra, Hanna tidak sadar bahwa Ezra juga memandang ke arahnya. Pandangan Hanna yang tidak lepas membuat Ezra berjalan ke arah samping lapangan dengan maksud menghampiri Hanna. "Hann...? Kenapa dia jalan kesini?" ucap Aurin sambil menggoyang-goyangkan tangan Hanna. Belum sempat Hanna bereaksi, Ezra sudah sampai disana.

"Hey Kelly, lo ngeliatin gue?" ucap Ezra tepat didepan wajah Hanna. Hanna yang terkerjap langsung menjawab pertanyaan Ezra dengan terburu-buru.

"Ngeliatin? E-enakaja," ucap Hanna. Lalu ia mengambil air yang dibelinya tadi dan meminumnya. Ezra masih tersenyum saja melihat gerak-gerik Hanna.

Setelah selesai meminum air itu beberapa teguk, Ezra mengambil secara tiba-tiba botol yang dipegang Hanna tadi dan meminum air tersebut sampai habis.

"Eh? EH?! Kok dihabisin sihhh!" Hanna berusaha merampas botol tersebut tapi sia-sia karena airnya sudah habis.

"Ini bayarannya karena lo udah ngeliatin gue tanpa ngedip tadi," Ezra memukul pelan kepala Hanna dengan botol tersebut lalu mengembalikan botol kosong itu ke tangan Hanna.

"Thanks Kelly," Ezra mengedipkan matanya lalu ia kembali ke lapangan.

What. The hell. Just happened?

"Hanna..., apa itu semua?" ucap Aurin yang baru sadar.

"A...pa?"

"Itu tadi!"

"Yah apaann?!"

"Kenapa dia jadi bersikap gitu sama lo? Terus dia sok-sok main mata lagi, untung ganteng,"

"Mana gue tau! Dah ah balik ke kelas aja!" Hanna berdiri dan langsung berjalan pergi menuju kelasnya, Aurin yang berada dibelakangnya memanggil-manggil Hanna untuk menunggu nya.

Ezra yang baru berkumpul lagi dengan temannya di lapangan langsung didatangi oleh murid perempuan yang berasal dari kelasnya. "Ezra? Ini minum buat lo, pasti lo capek kan?" ucap teman sekelas Ezra sambil menyodorkan sebuah botol minuman.

"Gue udah minum, kasih Ryan atau Reza aja,"

"Ih Ezra ini buat lo, di terima ya?" Ezra langsung mengambil minuman itu dan mengatakan terima kasih. Murid bernama Risha itu terlihat senang karena Ezra menerima pemberiannya, tapi belum sempat diminum, Ezra sudah melemparkan minuman itu ke Ryan.

Raut wajah Risha langsung berubah. Lalu ia pergi dari tempat Ezra berkumpul dengan teman-temannya.

"Sadis banget lo Zra, tapi mayanlah gue dapat minuman gratis," ucap Ryan yang cengengesan sambil membuka minuman itu.

"Lo gak liat tadi si Ezra udah minum airnya Hanna?" ucap Reza dengan nada mencurigakan, Ryan dan Reza langsung menoleh dan memandangi Ezra dari atas sampai bawah.

"Apa lo berdua," ucap Ezra yang risih.

"Gak ada apa-apa kok, gue cuman mau bilang kalo lo udah minum air Hanna makanya air dari si Risha lo tolak kan?" Reza menjelaskan hal tersebut dengan panjang lebar dengan maksud menyindir Ezra sedikit.

Ezra dengan polosnya menganggukkan kepalanya. Melihat hal itu sontak Ryan dan Reza tertawa.

———

One More ChanceWhere stories live. Discover now