Chapter 22

10.7K 1.2K 13
                                    

Di sini Hanna sekarang, di kantin, lebih tepatnya di tengah-tengah kantin, duduk berdua bersama Ezra. Bisa dibayangkan tatapan-tatapan penasaran/curiga/aneh/julid orang yang sedang mengarah ke mereka berdua.

"Lo... udah makan?" tanya Ezra dengan polosnya. Hanna seharusnya senang mendengar anak ini tidak meneriaki dirinya saat ini, tapi mendengar Ezra bersikap baik membuat Hanna menjadi lebih takut.

"Ke...napa," jawab Hanna agak ragu. Sebenarnya apa yang diinginkan anak ini?

"Kalo belum biar gue pesenin makanan,"

"Gausah kak,"

"Tapi gue—," ucapan Ezra terpotong saat Hanna mengatakan sesuatu.

"Oh iya aku mau ngasih ini, aku udah beli semua benda di kertas yang kak Ezra kasih semalam," Hanna meletakkan plastik itu diatas meja.

"Utang aku udah lunas ya kak, perintah kak Ezra juga udah aku jalanin. Kalau gitu permisi," Hanna bangkit dari bangkunya untuk pergi ke kelasnya.

"Hanna tunggu," Hanna merasakan tangannya dipegang oleh seseorang, dan benar saja saat menoleh Hanna melihat Ezra sedang memegang tangannya.

"Ada apa lagi kak?"

"Gue...," ucap Ezra yang masih menggenggam tangan Hanna. Posisi mereka saat ini masih berdiri. Hanna masih menunggu ucapan apa yang ingin dibilang Ezra.

"Kak kalo gaada yang mau diomongin aku mau balik aja ke kelas, permi—"

"Gue mau minta maaf sama lo...," Hanna hanya bisa diam saat Ezra mengatakan maaf kepada dirinya. Ucapan Ezra terdengar jelas di telinga murid-murid lainnya, membuat suasana kantin itu menjadi riuh tapi Ezra tidak peduli.

"Minta maaf karena...?" Hanna hanya ingin memastikan, karena Ezra memiliki banyak kesalahan kepada Hanna.

"Karena gue udah kasar sama dan semalam gue berprasangka buruk sama lo," ucap Ezra tanpa ragu-ragu. Hanna sampai heran, hal apa yang membuat Ezra bisa sadar seperti ini?

"Iya kak, gak papa kok udah terbiasa," ucap Hanna dengan senyuman paksa, walaupun begitu Hanna tetap tulus memaafkan Ezra. Hanna berusaha melepaskan genggaman tangan Ezra dari tangannya.

"That's it? Lo ga kesel sama gue? tanya Ezra memastikan, karena Hanna dengan mudahnya memaafkan dirinya.

"Kalau boleh jujur pasti kesel sih kak, tapi karena kak Ezra udah ngaku kalau itu salah, yaudah itu cukup kok," ucap Hanna sambil tertawa. Ezra melihat senyuman khas Hanna dengan lesung pipitnya. "A-ada hal lain yang mau gue omongin, kita duduk dulu ya?"

"Kenapa dia jadi gagap? Lucu," batin Hanna. Hanna hanya mengiyakan dan mereka duduk kembali di bangkunya.

"Lo mau makan apa?"

"Nasi goreng, telurnya 2 ya kak,"

"Telurnya 2?" tanya Ezra memastikan, Hanna mengangguk dengan semangat. Ezra bangkit dan memesan nasi goreng itu.

"Mau ngomongin apa kak?" tanya Hanna langsung kepada Ezra yang baru kembali.

"Gue mau bawa lo ke rumah," ucap Ezra langsung.

"Hah? Mau bawa aku kerumah...?" Hanna menunjukkan raut wajah yang aneh, bagaimana tidak? Tanpa ada penjelasan tiba-tiba Ezra mengatakan ingin membawanya kerumah. Hanna serasa seperti mau dikenalkan kepada kedua orang tua Ezra. Ezra yang menyadari Hanna bingung dengan maksud Ezra, langsung menjelaskan lagi.

"Ma-maksud gue, semalam Gammy nyuruh gue untuk ngajak lo ke rumah,"

"Ohh gituu...," Hanna hanya ber-oh ria. Melihat Ezra yang gelagapan seperti orang salah ngomong membuat Hanna semakin ingin menggoda anak ini.

"Btw, kenapa kak Ezra manggil nenek kak Ezra Gammy? Bukannya nama nenek Lammy ya?"

"Oh itu panggilan sayang gue ke nenek," ucap Ezra sambil tersenyum. Senyuman Ezra kali ini terlihat jelas. Ternyata Ezra manis juga, well bisa dibilang ganteng juga. Rambutnya yang agak panjang ditambah dengan garis rahangnya yang tegas membuat dirinya bisa saja menjadi model.

"Gammy hanya satu-satunya orang yang gue punya di dunia ini,"

"Karena itu, pas semalam gue lihat Gammy gak ada dirumah terus pas balik dia luka, gue jadi...,"

"Takut?" ucap Hanna.

"Ya bisa dibilang begitu," ucap Ezra. "Tapi tetep aja seharusnya gue semalam gak kaya gitu ke lo Hann," lanjutnya.

"Maafin gue ya,"

"Iya kak Ezra..., udah-udah gak papa," ucap Hanna lagi agar Ezra tidak meminta maaf lagi kepada dirinya.

"Jadi... lo mau kan ke rumah gue? Soalnya Gammy orangnya suka maksa," tanya Ezra lagi. Hanna mengangguk setuju dengan perkataan Ezra.

"Iya bener banget kak, semalam nenek kak Ezra juga bersikeras mau ganti uang aku, padahal aku udah bilang gamau," ucap Hanna, mereka berdua tertawa.

Hal yang tidak mereka perhatikan adalah fakta bahwa mereka terlihat sangat akrab saat ini. Orang-orang menjadi heran mengapa mereka menjadi akrab dalam semalam. Salah satu nya adalah Rio. Rio yang berada di 3 meja sebelah meja Hanna dan Ezra terlihat panas dingin dengan keakraban mereka.

"Bro lo dengerin gue ga?" ucap Harris yang sedari tadi berbicara kepada Rio. Rio masih saja menatap ke arah Hanna.

"Oh... ngeliatin Hanna sama kak Ezra toh, dari tadi gue ngomong ga di dengerin," Harris mengambil sendok makanannya dan memukul dahi Rio.

"Aw! Sakit anjing!" Rio memegangi dahinya. Harris tersenyum bahagia.

"Lo ada apa sih sama si Hanna? Kenapa ngeliatin mere—"

"Sejak kapan mereka sedeket itu?" ucap Rio langsung yang membuat Harris menghentikan ucapannya.

"Mereka baru ketemu sih, 2 hari yang lalu kayanya. Hanna sampe nangis dibuat kak Ezra,"

"Nangis?"

"Iya, lo gak tau?" Rio menggelengkan kepalanya mengatakan tidak. "Lo sendiri tau dari mana?"

"Uhh... gue lagi dikantin pas kejadiannya," ucap Harris.

Jika dua hari yang lalu berarti itu saat Hanna meminta bantuan Rio untuk mengerjakan tugas matematika-nya. Saat itu mata Hanna agak bengkak.

"Jadi saat itu dia nangis? Tapi sekarang kok jadi akrab?" batin Rio.

"Tapi itu tetap gak ngejawab pertanyaan gue, kenapa mereka jadi deket," Rio menatap Harris menunggu jawaban dari Harris.

"Lah mana gue tahu emangnya gue yang ngelahirin si Hanna? Hahaha," Harris tertawa dengan pernyataan Rio. Mengapa Rio terlihat sangat frustrasi? Melihat hal itu Harris ingin memanas-manasi Rio lagi.

"Tapi mereka serasi ya? Liat deh Hanna cantik banget sekarang, kak Ezra juga ganteng..., ya lebih gantengan gue sih," lanjut Harris sambil memegang dagunya.

"Diam," ucap Rio singkat lalu ia memakan makanannya.

———

Uwww ada yang jelly jelly nih hahahahaha, udah ada bibit bibit kayanya 😆 Jangan lupa vote dan komennya ya readers tersayang!
xoxo, zayddan.

One More ChanceWhere stories live. Discover now