Chapter 26

9.3K 1.1K 16
                                    

Hanna yang baru saja melihat mading langsung bahagia karena melihat namanya menjadi salah satu anggota seni musik. Pengumuman itu ditempelkan di mading setelah 1 minggu. Akhirnya hal yang dicoba nya tidak sia-sia.

Untuk ekskul fotografi, Hanna tidak lolos seleksi ekskul tersebut, padahal awalnya Hanna optimis mengira kalau ia akan lolos. Tapi nyatanya tidak, ini salah satu pelajaran bagi Hanna untuk tidak sepele dengan suatu hal.

Di mading tersebut tertulis juga kalau pelatihan akan dimulai hari sabtu ini.

"Hanna, lo masuk ekskul seni musik ya? Selamat!" ucap Ayu yang baru saja melihat Hanna memasuki kelas. "Iya makasih yah!" jawab Hanna.

"Eh iya Hann, gue denger suara lo bagus banget," ucap Aurin yang sedang duduk dì bangkunya.

"Lo tau dari mana? Kan waktu seleksi lo gak mau nemenin gue," ucap Hanna dengan nada ngambek.

"Ih apaan sih, gue liatin lo dari jauh tau gak,"

"Seriusan?"

"Iya serius! Gue juga liat lo diperebutkan 3 cow-," Hanna langsung menutup mulut Aurin agar tidak ada orang yang mendengar perkataan yang akan keluar selanjutnya dari mulut Aurin.

"Kok lo gak bilang sama gue lo ada disitu?!" bisik Hanna pelan ke telinga Aurin.

"Yah karena gue kira ga penting juga! Tapi ternyata gue salah! Ada apa lo sama cowok-cowok itu?" balas Aurin membisikkan ke telinga Hanna. Mereka terlihat seperti sedang bermain whispering challenge.

"Selamat pagi anak-anak," ucap Pak Dwi wali kelas Hanna yang baru memasuki kelas.

"Pagi Pakkk," ucap mereka serentak.

"Jawab dong, lo kok bisa diperebutkan 3 cowok?" tanya Aurin lagi.

"Ih diperebutkan apaan coba, udah diem ni mulut! Guru lagi ngomong," Hanna menutup mulut Aurin dengan tangannya.

"Seperti yg kalian tahu, bahwa minggu depan sekolah kita akan outbound ke Bandung, jadi—," belum siap Pak Dwi berbicara, murid-murid teriak kegirangan. Akhirnya mereka bisa liburan juga.

"Tenang, tenang," Pak Dwi tertawa sambil meletakkan jari didepan bibirnya. "Jadi bapak disini mau memberikan formulir untuk persetujuan dari orang tua kalian, kalo tidak ada tanda tangan orang tua, kalian tidak bisa ikut," jelas Pak Dwi.

"Apaan sih, dipalsuin aja kan bisa—," bisik Aurin sambil mendekatkan wajahnya ke telinga Hanna.

"Dan juga, jika kalian ketauan memalsukan tanda tangan, bukan cuman tidak bisa ikut, kalian akan diberikan sanksi,"

"—gak jadi Hann," Aurin pelan-pelan menarik wajahnya dari telinga Hanna, Hanna hanya tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

Setelah mengatakan hal itu, Pak Dwi memberikan formulir itu ke masing-masing murid.

"Lo ikut kan Hanna?" tanya Ayu yang berada didepan Hanna.

"Ikut dong!" jawab Hanna sambil melihat isi formulir itu. Tertulis outbound itu akan dilaksanakan 3 hari 2 malam.

"Aurin lo harus ikut juga biar gue ada temen!" ucap Hanna kepada Aurin yang langsung memasukkan kertas formulir itu asal-asalan kedalam tasnya.

One More ChanceWhere stories live. Discover now