Heart

9 3 0
                                    

Dia teramat indah, aku bahkan tak bisa mendefinisikan sosok itu sebagai apa yang ada di dunia sangking istimewanya dia. Kedua manik senada dengan karamel yang selalu memancarkan sebuah tatapan penuh kebahagiaan, rambut sehitam jelaga yang bersinar diterpa lampu, kulit sekuning langsat yang semulus porselen, dan jangan lupakan dengan tubuhnya yang persis seperti gitar Spanyol. Dia benar-benar menakjubkan.

Aku sudah menyukainya cukup lama, mungkin sudah nyaris dua tahun sejak pertama kali aku melihatnya sewaktu OSPEK. Semua orang menyukainya, semua orang berdecak kagum saat melihatnya, dan semua orang terus memujinya. Yang membuatku sadar bahwa dia benar-benar indah dan menakjubkan. Benar. Bukan hanya aku yang menyukai gadis itu.

Hingga detik di mana aku memberanikan diri untuk mendekatinya, memberikan semua yang aku bisa berikan padanya, serta tenaga yang terkadang nyaris membuatku mati kelelahan. Semuanya. Aku benar-benar tergila-gila padanya. Namun payahnya aku dipermainkan, semua yang aku lakukan tak lebih dari anggapan bahwa aku adalah seorang teman yang bisa dia handalkan. Dan aku sadar bahwa aku gagal mendapatkan hatinya.

Lantas hari ini, hari di mana rembulan bersinar begitu terang di langit kelam itu, aku mendapatkan hatinya. Aku tersenyum bahagia sebab apa yang selama ini aku harapkan telah tercapai. Aku menangis tersedu-sedu sembari memegangi hatinya. Hari ini semua hal yang telah aku lalui membuahkan hasil. Kedua manikku menatap ke arahnya, lalu tersadar satu hal; aku tak tahu caranya menyembunyikan mayat gadis ini.

Sial, aku memang mendapatkan hatinya tapi tak tahu cara menyembunyikan mayatnya. Payah sekali!

Fin

The Whalien ClubWhere stories live. Discover now